Who are you? (21+)

19.4K 1.4K 14
                                    

-Pete Pov-

"shh"

Aku meringis saat rasa ngilu menyeruak hebat ke seluruh bagian tubuh. Padahal aku hanya bangun dan melakukan peregangan saja. Kenapa sesakit ini? apa aku sudah tua? jelas-jelas kemarin malam aku baru minum sampai mabuk dengan Porsche di bar sebagai perayaan ulang tahun ke-21.

Ngomong-ngomong soal itu, apa yang terjadi kemarin malam?

Aku membuka kelopak mataku dan mencoba duduk tanpa ancang-ancang, "argh, apa-apaan ini?! pinggangku rasanya mau patah." Aku sibak selimutku kasar berniat pergi ke kamar mandi.

Holy crap.

"b..blood?! bukan, bukan, ini pasti aku belum bangun. Ok, get a hold on yourself, take a deep breath, close your eyes. Good, like that." Aku intip lagi perlahan hanya untuk mendapati bahwa apa yang disuguhkan di hadapanku saat ini nyata.

I am naked.

Tak mungkin kan aku.. meniduri seorang gadis?

Hening sesaat sebelum sekujur tubuhku merinding, "atau malah aku yang diperawanin?! AAAA." Teriakan tertahan aku lakukan sembari menggigit selimut tebal warna putih yang melilit tubuhku sebelum akhirnya aku singkirkan lagi untuk menelusuri lebih lanjut jejak darah mengerikan itu. Tidak terlalu banyak memang, namun polanya seketika membuatku bergidik ngeri saat aku menyadari bahwa ini bukan hanya jejak darah. Aku yakin terdapat juga kolaborasi dengan jejak cairan putih mengering dengan aroma khasnya yang menghantam indera penciumanku.

Haha-

Happy for you Pete, some bastard just got your virginity last night.

•••••

-Author POV-

Pria alpha dengan aura dominannya melangkah sigap masuk ke dalam kamar luas miliknya. Deretan pelayan yang tadi ia lewati di lorong bangunan utama tak satupun memiliki keberanian hanya untuk sekedar menengadahkan wajahnya. Mereka masih ingin hidup dan selamat.

Meskipun, tak satupun dari mereka mengetahui bahwa pria alpha bergelar putra mahkota bengis yang mereka sanjung itu sekarang tengah duduk manis memandang ke arah sebuah lukisan raksasa dibalik tirai biru pada salah satu dinding kamarnya. Seakan ikut terhanyut dalam suasana, sinar matahari bahkan menciptakan siluet indah yang turut menerpa guratan cat warna di atas kanvas yang sudah mengering.

Ia tersenyum.

Sebuah ekspresi yang sudah lama pudar dari wajahnya sambil membaringkan tubuh di atas ranjang dan memejamkan kedua mata. Kembali memutar memori periode terindah yang terasa seperti sengatan magis baginya tadi malam.

Seorang pria manis duduk membuka kedua kaki tanpa bantuan sehelai benang pun untuk menutupi kulit seputih susu miliknya.

Perlahan, pria manis itu menurunkan jemarinya ke arah lubang senggama dan memasukkan jari tengahnya ke dalam seraya mendongakkan kepalanya ke atas.

Mulutnya terbuka tanpa bisa menahan aliran saliva untuk keluar, "ngh." Satu lenguhan lolos begitu saja.

Pria dewasa yang sedari tadi menonton aksi dari si pria manis itu masih tetap mempertahankan posisinya untuk duduk di atas sofa kamar hotel dengan raut wajahnya tak tergoyahkan.

He's My Queen (VegasPete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang