-Author Pov-
Langit malam yang begitu cerah dengan kehadiran bulan tak menghentikan badai dan sambaran petir dalam hati Pete. Ia bingung harus terkejut akan terungkapnya rahasia yang mana. Tentang ayah dan ibunya yang ternyata seorang alpha dan omega? tentang dirinya yang merupakan seorang anak angkat? atau tentang ayahnya yang hadir saat dirinya hampir mati dibunuh oleh pria tua yang dipanggil tetua adat itu?
Pete tak menangis. Tubuhnya hanya diam. Saat ini ia tengah memilah emosi apa yang ingin diekspresikannya. Antara marah, menangis dan tertawa, mana yang lebih pantas untuk diprioritaskan?
"K-kau, bohong, kan? ini semua.. hanya omong kosong."
"Nong Pete sa-"
"JAWAB MALVIN! INI SEMUA OMONG KOSONG! KENAPA SEMUA ORANG DI SEKELILINGKU TERUS TERHUBUNG DENGAN KEKAISARAN?! KAU JUGA SAMA SAJA! APA CUMAN AKU YANG MANUSIA DAN TAK TAHU APA-APA DISINI?!" Pertahan Pete runtuh. Ia membuang kasar buku usang di tangannya hingga lembar demi lembarnya berserakan di lantai. Raung tangisan pun menggema di ruangan itu. Menjadikan sebuah pemandangan yang sangat memilukan bagi siapapun yang menyaksikannya.
"L-lalu, ayah dan ibu, mereka kemana? 11 tahun ini, m-mereka, ada dimana? kenapa tak pulang? ap-apa, mereka sudah menemukan anak kandungnya, dan.. melupakanku?"
Malvin memeluk Pete yang kini duduk bersimpuh.
"Tidak. Bukan seperti itu, nong. Tuan Loyd dan Nyonya Eli bukan orang seperti itu. Mereka menyayangi Nong Pete dengan tulus. Tak mungkin mereka melup-"
"Lalu mereka kemana?! apa yang terjadi pada mereka?! beritahu aku, Malvin!"
Pada akhirnya pria tua itu menyerah. Tak ada lagi pilihan baginya selain memberikan jawaban pada sang majikan yang terlihat begitu kacau saat ini.
"11 tahun lalu--hari dimana mereka pamit untuk pergi, adalah hari ketika tetua adat--ayah dari Tuan Loyd, dikabarkan tengah memburu keberadaan mereka yang sudah menghilang selama 5 tahun lamanya. Saat itu, Tuan Loyd dan Nyonya Eli takut. Mereka khawatir kalau orang suruhan tetua adat akan mengetahui bahwa Nong Pete--yang seharusnya sudah mati dibunuh, ternyata masih hidup dengan baik dalam asuhan mereka. Hal itu tentu tak diinginkan untuk terjadi. Mengingat bagaimana Tuan Loyd dan Nyonya Eli benar-benar tak ingin Nong Pete disakiti lagi."
Tangis Pete semakin deras. Rasa sesak akan kebohongan tadi sudah berganti dengan kerinduan yang meluap. Disadarkan oleh fakta bahwa Pete benar-benar sudah disayangi dan dilindungi oleh ayah dan ibunya.
"Mereka sekarang ada dimana, Malvin? mereka masih hidup, kan?"
Sebuah gelengan yang paling Pete benci pun diterimanya.
"Mohon maaf, nong. Tuan Loyd dan Nyonya Eli, mereka ditemukan tak bernyawa di tengah hutan 1 minggu setelah mereka pergi dari rumah."
*****
Vegas duduk menunggu di sebuah ruangan luas dengan ornamen pemujaan di setiap sudutnya. Cukup untuk menjelaskan bahwa kini ia berada di dalam kastil kediaman tetua adat. Dengan tak ada satupun pekerja yang berani untuk mengajaknya bicara, suasana hening pun tercipta hingga dipecah ketika derap langkah sepatu pun terdengar. Menggaet atensi Vegas ketika seorang omega wanita pun memberikan sanjungan dengan antusias. "Semoga keselamatan dan ketentraman Dewi Bulan selalu menyertai Sang Pelita dari Kekaisaran Hera." Bagian kanan dan kiri gaun yang dikenakannya pun sedikit diangkat dengan tekukan kaki.
Sang putra mahkota pun bangkit dan tersenyum. "Kita berangkat sekarang, Vivian?" Sebelah tangannya disodorkan dan langsung diraih dengan senang hati oleh omega wanita di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Queen (VegasPete)
RomanceAntara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin. Meski begitu, ia tahu betul bahwa apapun pilihannya, ia akan selalu berakhir dalam dekapan seorang Vegas del Hera.