-Pete Pov-
Sebut aku gila karena telah menemui diriku sendiri. To be more specific, diriku saat mungkin berusia 5 tahun? or more? Tapi bukan itu yang penting. Sekarang aku benar-benar takut. Dulu aku pernah dengar dari Phi Arm tentang Doppelgänger. Kalau aku bertemu dengannya, itu berarti ajalku akan menjemput sebentar lagi.
"H-hey.. kalian.." Aku memberanikan diri untuk menyapa mereka meski akhirnya tak ada jawaban yang aku peroleh. Kedua anak laki-laki itu masih sibuk berinteraksi satu sama lain. "Hey! kalian mengabaikanku? aku mau berta-" Tubuhku kini diam membisu. Setelah tadi aku berusaha untuk berjalan dan menyentuh mereka, hal yang lebih gila pun terjadi.
Jelas saja mereka terlihat acuh.
Aku.. tak dapat menyentuh mereka.
Degup jantungku bertetak kencang semakin tak karuan. Berbagai fikiran buruk kini menghantui fikiranku. Dari dulu, aku selalu benci jika mengalami mimpi buruk. Terutama tentang kematian. Lalu sekarang aku harus apa? kalau tak ada yang dapat melihatku, aku mau minta bantuan pada siapa?
"Biu, Vegas, ayo selesaikan makan malam kalian lalu cuci tangan dan segera tidur, ya? biar nenek yang cuci piring."
Secepat kilat aku menengok ke arah samping. Rupanya sosok wanita tua yang tadi kudengar suaranya turut bergabung di ruangan ini. Berbicara dengan lembut pada kedua anak laki-laki di hadapannya. Begitu lembut hingga hatiku mulai terasa nyeri.
Apa aku mengenalnya?
Tidak. Aku tak ingat apapun.
Tapi kenapa, rasanya hangat sekali melihatnya tersenyum?
Belum sempat aku coba memahami situasi, tiba-tiba saja latar tempat dimana aku berpijak kini memudar dan menyisakkan ruang hampa tanpa adanya spektrum cahaya yang berlaku. Hanya ada warna ibu, warna yang melahirkan segala warna lain--putih. Cukup untuk membuatku semakin panik hingga akhirnya pijakanku tak lagi semu. Berganti dengan suguhan ruangan sempit yang terlihat seperti kamar tidur. Meski penerangannya terbatas, dapat dengan jelas aku melihat seorang anak laki-laki yang tengah berbaring di atas matras bersama dengan sosok aku.
"Vegas. Kamu bilang kamu putra mahkota. Tapi.. itu apa? laki-laki yang pakai mahkota di kepalanya?"
"Bodoh."
"Ish! Biu tak bodoh! Biu benar-benar tak tahu. Vegas harus jelaskan."
"Putra mahkota itu anaknya kaisar, nanti akan jadi kaisar kalau sudah dewasa."
"Kaisar itu apa?"
"Pemimpin."
"Oh! Biu tahu! seperti koloni singa kan? ada satu pemimpinnya. Ayah Vegas juga singa ya?"
"Bukan. Ayahku serigala."
"Woah keren. Biu juga nanti mau jadi serigala, memimpin koloni, terus punya banyak serigala betina, hehehe."
"Aw! Vegas sakit! kenapa cubit Biu?!"
"Habisnya kau melantur. Pokoknya tak boleh, yang harus jadi pemimpin itu aku. Nanti aku yang mengoleksi banyak serigala betina, kau salah satunya."
"Cih, tak mau! Biu tak mau jadi koleksi Vegas! Biu mau punya serigala-serigala betina sendiri!"
"Baiklah-baiklah. Aku tak akan mengoleksi banyak serigala betina. Aku hanya akan memiliki satu makhluk lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Queen (VegasPete)
RomanceAntara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin. Meski begitu, ia tahu betul bahwa apapun pilihannya, ia akan selalu berakhir dalam dekapan seorang Vegas del Hera.