-Author Pov-
Pete sudah tiba di kamar tamu yang telah disiapkan oleh pelayan di kastil keluarga Porsche. Pria manis itu masih terlihat murung sambil meringkuk di atas ranjang dan memejamkan kedua matanya setelah bicara pada Vegas bahwa kepalanya terasa sakit dan ia ingin segera tidur siang.
"Maafkan aku. Kamu selalu saja terluka karena aku." Vegas mengusap kepala Pete sambil menatap iba. Menyesal telah membiarkan Pete turun dari kereta kuda dan bertemu wanita itu. Padahal, pria manis itu sudah memberikan pesan terselubung kalau ia cemburu dan tak suka.
"Kamu istirahat, ya. Nanti aku akan segera kembali." Sebuah kecupan diberikan cukup lama pada kening Pete sebelum Vegas beranjak pergi.
"Pete sudah istirahat?" Tanya Kinn yang rupanya menunggu di depan pintu.
"Hm. Beritahu pelayan ya, jangan buka tirai jendelanya. Biar silau tak mengganggunya tidur."
Kinn mengangguk dan menuruni tangga bersama dengan Vegas. Kedua alpha ini berpapasan dengan beberapa pelayan yang memberikan salam sanjungan penuh hormat. Tentu saja, hanya Kinn yang menganggapinya dengan ramah saat Vegas tetap acuh seperti patung.
"Vegas, kejadian tadi pasti akan terdengar ke telinga paman. Kau mau berdalih apa?" Kinn bertanya sambil menyalakan cerutu miliknya. Menawarkan pada sang putra mahkota, sebuah gelengan pun diterima sebagai jawaban. "Kau harus berhenti untuk sementara waktu. Asap pembakaran itu tak baik bagi kesehatan janin." Ujar Vegas mengingatkan.
"Baiklah, paduka pangeran. Hambamu ini sedang lalai." Kinn menampilkan ekspresi jahil.
"Untuk urusan ayah, aku akan menghadapinya sendiri. Kau sampaikan saja pada Porsche, aku benar-benar berterima kasih karena sudah mau menampung Biu untuk sementara disini."
*****
Pria alpha yang kaki dan tangannya diikat rantai kini mengerjapkan matanya setelah merasakan sensasi dingin dari guyuran air di sekujur tubuh. Mengerjap untuk beberapa saat sampai pandangannya mengunci kehadiran seorang pria yang tengah duduk menatap gelas wine dalam genggaman.
"P-paduka-"
"Nama."
Vegas menyela bukan untuk bertanya. Pria alpha itu memberikannya perintah untuk menyebutkan siapa namanya.
"B-Big."
Sang putra mahkota melempar gelas wine dalam genggamannya hingga pecah tepat mengenai tembok di sebelah kepala Big. Sukses untuk menambah satu lagi luka goresan di wajahnya yang sudah penuh memar.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Queen (VegasPete)
RomanceAntara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin. Meski begitu, ia tahu betul bahwa apapun pilihannya, ia akan selalu berakhir dalam dekapan seorang Vegas del Hera.