Antara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin. Meski begitu, ia tahu betul bahwa apapun pilihannya, ia akan selalu berakhir dalam dekapan seorang Vegas del Hera.
Wilayah selatan diketahui memiliki posisi yang paling jauh untuk dijangkau bila Kekaisaran Hera dijadikan sebagai titik acuan. Selain karena minimnya bangunan dan akses yang memadai, wilayah ini sudah dikenal sebagai markas para Rogue bengis untuk bersembunyi. Meskipun, nampaknya operasi penumpasan yang ditunggangi oleh tetua adat telah berkembang kuat hingga para buronanini harus berlari semakin dalam menembus pepohonan demi mempertahankan hidupnya.
"Disaat masyarakat kelas atas hidup bergelimang harta dan berbaur dengan teknologi modern manusia, mereka harus tetap mengisolasi diri dan semakin tertinggal?" Vegas menghela nafas kasar. Membiarkan setiap partikel udara menggelitik indera penciumannya yang semakin tajam menangkap radar kehidupan. Belum lagi dengan bising patahan ranting dan remuknya daun kering sebagai pengiring dari derap langkahnya yang konstan. Lengkap sudah isyarat yang dikantunginya bahwa target temu telah hampir ia gapai.
"Tepat setelah payung alam habis, sinarmentari akan kembali lolos dan menyuguhkanruntuhnyapondasi untuk dilalui. Ini kan, maksudnya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak menunggu lama, Vegas melanjutkan perjalanannya dengan perasaan campur aduk. Tak pernah ada dalam skenarionya bahwa momentum ini akan tiba setelah badai terbesar menggempurnya sampai habis tak bersisa. Amarah menelannya habis. Setiap hari Vegas digerogoti oleh dendam yang membuatnya dipenuhi tekad. Meski berita tentang ketimpangan di kekaisaran sudah sampai, tak ada secuil pun belas kasihan yang dimilikinya untuk sekedar kembali dan membantu ayahnya untuk meredakan amarah masyarakat yang menuntut solusi pengembalian portal perbatasan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menemukan eksistensi dari objek pencariannya, Vegas menyingkap penutup kepala pada jubah biru tua yang dikenakannya. Sebuah tindakan terencana yang dimaksudkan untuk menarik perhatian para penghuni dari bangunan tua di hadapannya. Apakah berhasil? tentu saja. Buktinya segerombolan pria dewasa kini menghadangnya dengan tatapan tak bersahabat.
"Siapa kau? apakah tua bangka itu mengirimkan pasukannya lagi?!" Vegas tak menjawab. Ia menatap tenang ke arah satu persatu pasang mata dari mereka yang jelas-jelas sudah siap untuk menyerangnya.
