-Author Pov-
Dengan wajah bersimbah peluh, Pete terbangun dan langsung duduk di atas ranjang. Mengusap permukaan bantal kosong di sebelahnya yang terasa dingin, pria manis itu tahu kalau pemiliknya belum juga kembali. Ayah sedang sibuk, nak. Kamu harus mengerti. Jangan terlalu sering merindukannya, monolog Pete dalam hati. Sungguh tak tahu malu untuk menjadikan makhluk kecil itu sebagai kambing hitam atas roman dalam dirinya.
Terhitung sudah dua hari genap Vegas tak pulang ke kastil keluarga Porsche. Malam dimana pria alpha itu membuatkannya sup mie, ternyata merupakan malam terakhir dirinya menunjukkan diri. Pete sudah bertanya pada Porsche juga Kinn. Keduanya hanya menjawab kalo Vegas sedang sibuk di istana untuk menangani suatu perayaan yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan.
"Kamu jangan terlalu banyak fikiran, Pete. Vegas baik-baik saja. Vegas sudah menitipkanmu padaku."
"Pete, sahabatku yang paling cantik. Bagaimana kalau hari ini kita pesta buah nectarine? pekerja kebunku sudah memanennya banyak sekali. Jangan memikirkan Vegas terus ya!"
Begitulah kiranya tanggapan yang diterima Pete setiap kali menanyakan soal kabar Vegas. Tak ada yang salah, namun ia tetap merasa janggal. Terlalu mencurigakan ketika Kinn dan Porsche seakan berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. Apa yang salah dengan memikirkan Vegas? memangnya kalau aku rindu padanya akan terjadi hal buruk? aku juga tak berniat untuk mengganggunya kalau dia memang sibuk, pikir Pete.
Sebenarnya tinggal di kastil keluarga Porsche tanpa Vegas masih tetap menyenangkan. Terlebih saat Honey--Ibunya Porsche--memperlakukannya dengan sangat baik. Pete sudah kembali merasakan kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Belum lagi Chay--anak manis itu--juga sudah sangat dekat dengan Pete seakan mengabulkan harapannya selama ini untuk memiliki seorang adik. Jangan lupakan juga tentang Mario--ayahnya Porsche--yang juga menerima kedatangan Pete dengan tangan terbuka. Pria alpha itu mengerti bagaimana kasih sayang sang istri pada anak mendiang sahabatnya. Ia juga tak sampai hati kalau harus membiarkan seseorang yang tengah mengandung berada dalam kondisi bahaya.
Mencoba untuk mencari udara segar, Pete memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun belakang kastil. Pria manis itu kini tak takut untuk bertemu pelayan atau pekerja disana karena telah menggunakan pakaian yang sesuai. Meski awalnya ditolak, Porsche yang keras kepala akhirnya berhasil untuk mengisi penuh lemari di kamar Pete dengan hasil karya perancang busana milik keluarganya.
"Lalu setelah penobatan, Vegas mau melakukan apa? menjadikan Pete sebagai selir?! jangan gila, Kinn!"
Mendengar namanya dan Vegas disebut, Pete mendongakkan kepalanya untuk menemukan kehadiran Kinn dan Porsche di balkon lantai dua. Kedua sejoli itu sepertinya tengah bersitegang. Tebakanku benar, mereka menyembunyikan sesuatu dariku, pikir Pete sambil menghimpit tubuhnya pada tembok. Sebuah posisi yang akan menyembunyikan dirinya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Queen (VegasPete)
RomanceAntara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin. Meski begitu, ia tahu betul bahwa apapun pilihannya, ia akan selalu berakhir dalam dekapan seorang Vegas del Hera.