8. Jamuan Gratis

665 117 17
                                    

Akhirnya setelah satu minggu....

Sasuke sembuh dan ia bisa beraktivitas kembali.

Begitu pun dengan Sakura yang sudah mau bertemu dengan Hinata dan Ino.

"Kau ini! Seminggu penuh kau sibuk sekali! Pada akhirnya, kami hanya bisa berkumpul berdua saja!" cetus Ino menatap Sakura kesal.

Sakura tertawa.

"Maafkan aku. Tidak ada yang bisa memperkirakan, bukan?"

Bohong.

Mau sepadat apapun jadwalnya, biasanya Sakura berusaha meluangkan waktunya untuk Hinata. Namun, karena patah hati, satu minggu pun belum cukup. Setidaknya, walau tidak sembuh total, setidaknya, ia sedikit pulih.

Mereka akhirnya mengobrol, sibuk bercerita banyak hal. Bahkan sampai membahas kembali tentang perjodohan antara Naruto dan Hinata. Hanya Sakura yang tahu, betapa perihnya saat mendengarkan Hinata yang bercerita dengan antusias.

"Naruto-kun pria yang baik! Walau kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, kami tetap menjaga komunikasi!" cetus Hinata saat Sakura menanyai tentang calon suami pujaan hatinya itu.

"Ah, begitu, ya. Itu bagus. Jika ia berani menyakiti perasaanmu, sekecil apa pun, katakan padaku dan akan kuberi balasan yang pantas!"

Sakura menatap Hinata serius.

"Un! Ya! Aku akan! Terimakasih banyak, Sakura-chan!" seru Hinata senang.

Melihat Hinata yang begitu bahagia dan antusias, Sakura merasa lega. Walau ia merasa tersakiti, tapi melihat bahwa Hinata tersenyum karena keputusannya, membuat Sakura merasa lega dan senang juga.

"Beri aku pelukan sebagai ucapan terimakasih!"

Sakura melebarkan kedua tangannya dan Hinata pun memeluknya. Sakura membalas pelukan Hinata dengan hangat, mengelus surai panjangnya dan mengecup lembut puncak kepalanya.

"Oh, astaga kalian berdua. Betapa menggemaskannya! Kenapa aku tidak diikut sertakan?" celetuk Ino. Membuat mereka tersadar. Akhirnya, sembari tertawa, Sakura menarik Ino, mereka bertiga pun berpelukan.

'Aku senang. Tak apa, Hinata. Walau rasanya menyakitkan. Namun, melihatmu bahagia... kenapa tidak? Walau hatiku remuk redam sekalipun, bukan?'

Di saat mereka asyik berpelukan-

"Wow! Betapa menggemaskannya kalian bertiga!"

Mereka melihat ke arah sumber suara yang mengejutkan mereka bertiga. Begitu mereka berbalik-

"Naruto-kun!"

Hinata melepaskan pelukannya dan segera menghampiri pria tampan berkulit tan itu.

Melihat pemandangan itu, Sakura mengalihkan pandangannya dan...

Tunggu!

Tatapan matanya bersinggungan dengan tatapan tajam menusuk pria tampan yang berada di belakang Naruto. Itu adalah-

"Hinata, aku datang bersama si Teme, Sasuke!"

Akhirnya perhatian Hinata dan Ino teralih ke arah Sasuke.

"Astaga! Dia semakin tampan, Jidat!"

Namun, Sakura tertarik. Ia malah sibuk meminum minumannya. Hinata dan Ino menyapa Sasuke dengan ramah.

"Sasuke! Sudah lama sekali, ya!"

Sasuke hanya mengangguk saja. Iris gelapnya tertuju ke arah calon istrinya yang tampak tidak antusias akan kedatangannya. Yang ada, ia malah tampak tak nyaman.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang