28. Berdua

818 104 26
                                    

"Hmmm...."

Sakura membuka matanya perlahan. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya malas, sebelum kemudian berjengit saat ia menyadari sesuatu.

Ah.. yah... ia bisa merasakan kulitnya bersentuhan dengan Sasuke. Mereka... telanjang. Uh....

Di meja di depan sofa ada botol alkohol dan gelasnya juga. Sakura pun tersadar, ia mabuk. Ia sengaja mabuk untuk memberanikan dirinya untuk melakukan 'itu' dan juga untuk mengungkapkan dirinya yang sebelumnya.

Dan sekarang...

"Selamat pagi..."

Suara dengan nada dingin yang familiar, terdengar jelas. Sakura perlahan mendongak, melihat ke arah Sasuke yang juga sedang menatapnya, memperhatikan. Membuat Sakura terkaget namun berusaha tetap terlihat tenang.

"Selamat.. pagi.. juga..." jawab Sakura agak kaku. Bagaimanapun, baginya, ini agak mengejutkan. Walau dia sebelumnya begitu pemberani, mengingat posisi sekarang, membuatnya malu.

"Uh.. aku kesiangan. Aku harus ke-"

"Shh. Sudah, tak usah berangkat kerja untuk hari ini. Selain karena kesiangan, tidak memungkinkan bagimu untuk bepergian saat ini," cetus Sasuke memotong kata-kata Sakura, tak lupa mengeratkan pelukannya di sekitar pinggang istrinya itu.

Sakura sendiri diam. Namun, pipinya merona merah seperti tomat kesukaan Sasuke. Sakura merasa dirinya begitu bodoh. Ia memang berpengalaman dalam hal berpacaran. Namun, yang seperti ini.. benar-benar pertama kali baginya.

Sasuke sendiri malah tersenyum, memejamkan matanya. Ah, ia senang sekali. Semalam memang tak terduga. Mulai dari rahasia, sampai mereka bercinta. Ngomong-ngomong soal rahasia, Sasuke sudah meneguhkan dirinya bahwa dia akan bertahan. Lagi pula, ia tidak peduli. Mau bagaimanapun, Sakura harus dan hanya tetap menjadi miliknya. Tak peduli mau sebelumnya Sakura lesbian atau gila, Sasuke tetap mencintainya. Sasuke tak akan membiarkan celah sedikitpun, ia tak mau membiarkan istrinya pergi.

Beruntung Sakura mulai normal kembali. Itu bagus. Setidaknya, ia tidak harus bersusah payah untuk menjadi perempuan demi Sakura mau meliriknya. Ah, betapa bahagianya dia saat ini!

"Ah, aku ingin mandi. Bisakah kau melepaskan aku?" tanya Sakura seraya menepuk lengan Sasuke agak kencang. Membuat Sasuke tersadar dari lamunannya, "Kita mandi bersama saja!"

Sakura belum sempat menjawab, Sasuke sudah membopongnya. Membuat Sakura terkejut dan refleks mengalungkan tangannya di sekitar leher Sasuke. Sasuke sendiri hanya tersenyum puas, kemudian bergegas ke kamar mandi.

Ia mendudukkan Sakura di toilet, kemudian menyiapkan air hangat untuk mereka berdua berendam. Setelah selesai, ia pun mendudukkan Sakura di dalam bathtube yang sudah terisi air dan bath bomb.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Sasuke saat menyadari bahwa Sakura memandanginya langsung, terang-terangan. "Tidak." jawab Sakura seraya mengalihkan pandangannya. Entah apa yang tengah dipikirkan Sakura saat ini.

"Apa kau menyesal?" tanya Sasuke, mengejutkan. "Sama sekali tidak," jawab Sakura sembari menatap ke sembarang arah, ada semburat merah halus di pipinya. Tingkah malu-malunya membuat Sasuke merasa gemas dan terkejut. Mengingat Sakura yang biasanya memberontak, berubah begitu dratis...

Sraat

"Terima kasih banyak! Terima kasih!"

Eh?

Sakura terkejut saat Sasuke tiba-tiba memeluknya erat.

"Eh?? Ada apa? Kenapa?"

Sasuke menghela napas, "Terima kasih untuk segalanya. Terima kasih atas usahamu, terima kasih karena mau menerimaku... lagi..."

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang