Esoknya, Sasuke dan Sakura pun pergi untuk berbulan madu. Jam 5 pagi mereka sudah bersiap untuk penerbangan.
"Tampaknya kau senang?"
Sakura menoleh, menatap ke arah Sasuke dan tersenyum tipis, "Yeah. Bagaimanapun, ini liburan yang cukup panjang bagiku. Katanya pemandangan pantai dan lautnya begitu indah. Aku ingin menikmatinya. Cocok untuk relaksasi setelah penat selama ini."
Sasuke mengangguk setuju. Mereka pun mulai naik ke pesawat. Sasuke terus memegangi tangan Sakura entah kenapa. Sakura sendiri tampak tak terlalu memikirkannya dan membiarkan Sasuke terus menggandengan tangannya. Perjalanan nya cukup lama, jadi sepanjang dalam perjalanan itu, mereka banyak tertidur.
Tidak ada suasana romantis. Sakura sibuk sendiri. Entah menonton film, membaca buku, atau bahkan tertidur. Sasuke sendiri walau ia ingin berdekatan, ia tak bisa melakukannya karena Sakura seperti enggan untuk didekati. Jadi, Sasuke hanya bisa pasrah, memperhatikan istrinya itu.
"Tidurlah, Sasuke. Masih agak lama untuk makan. Juga, cukup lama untuk sampai...."
Sasuke terkejut saat tangan lembut Sakura memegangi lengannya. Oh, astaga ia pikir ia salah dengar. Namun, Sakura benar-benar berbicara padanya. Sasuke mengangguk kaku, ia ikut melakukan apa yang sedang dilakukan Sakura sekarang.
"Boleh aku menggandeng tanganmu? Cukup dingin di sini..."
Lagi-lagi, Sasuke dibuat terkejut. Walau begitu, ia tak menolak dan bahkan lebih dulu menggenggam erat tangan Sakura. Membuat Sakura terkejut, namun akhirnya tersenyum tipis.
"Terima kasih."
Selama kurun waktu itu, setelah tertidur dan bangun kembali, Sakura tak mendiaminya lagi. Sakura mengajaknya berbicara tentang rencana saat bulan madu nanti. Semuanya tampak baik-baik saja.
Setelah menempuh waktu yang lama, akhirnya mereka sampai di sana sekitar pukul 5 sore. Mereka pun bergegas ke resort mewah, yang mana sudah disiapkan untuk bulan madu mereka berdua. Suasananya begitu tenang dan penuh keromantisan, tentunya.
"Besok kita akan mulai rencana liburan kita. Sekarang kita beristirahat saja," cetus Sakura yang diangguki Sasuke. Sasuke membawakan barang-barang Sakura juga. Setelah membereskan barang-barang mereka, Sakura pergi untuk melihat pemandangan pantai dan laut. Sasuke sendiri hanya mengikutinya saja.
"Wow... pas sekali. Mataharinya mulai terbenam."
Sasuke melihat ke arah mana Sakura melihat. Memang posisi kamar mereka begitu strstegis, jadi mereka bisa melihat pemandangan matahari yang mulai terbenam. Sasuke melirik ke arah Sakura yang memejamkan mata, menikmati angin kecil yang menerbangkan helaian rambutnya. Tanpa sadar, Sasuke mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Sakura.
"Eh?"
Sakura membuka matanya, menoleh dan menatap Sasuke dengan tatapan terkejut sekaligus penasaran. Sasuke juga terkejut begitu menyadari tindakannya yang tidak terduga. Ia segera menarik tangannya, "Ada sesuatu yang menempel di wajahmu tadi. Aku membantumu menyingkirkannya."
Sakura diam sejenak. Memperhatikan Sasuke yang beralih menatap ke depan. Namun, bisa ia lihat pucuk telinga Sasuke yang memerah. Pipinya pun samar-samar terlihat merona, entah itu akibat cahaya matahari yang terbenam atau apa. Tapi, sudahlah.
"Terima kasih."
Sasuke mengangguk kaku, sesekali melirik gugup ke arah Sakura yang terus tersenyum. Sepertinya suasana hati istrinya untuk sedang bagus. Syukurlah....
Setelah puas menikmati pemandangan matahari yang terbenam, mereka kembali ke kamar. Mereka menikmati hidangan yang sudah disajiakan untuk mereka berdua. Selesai makan, mereka duduk sejenak di ruang santai, untuk menurunkan rasa kenyang. Sakura lah yang lebih awal kembali ke kamar. Sakura ingin berendam. Ada pelayanan khusus yang diberikan. Seperti jacuzzi besar, tempat berendam bersama pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
FanfictionPatah hati berkali-kali, ada yang berefek kecil, namun juga ada yang berefek luar biasa seperti..... "Apa kau pikir aku bahagia dengan kondisiku yang sekarang? Walau aku tampak baik-baik saja atau apa, pada kenyataannya aku benar-benar tersiksa. Kau...