Warn.
Udah tau 'kan kenapa saia ketik gitu?
Happy reading~
.
.
.Sakura bergegas keluar dari area rumah sakit.
Tugas nya sudah selesai dan ia sudah bisa pulang.
Ia kembali ke apartemen nya. Setelah membereskan barang-barang bawaan nya, ia pun kembali ke mobil nya dan melakukan perjalanan menuju kediaman orang tua nya.
Agak lama memang menempuh perjalanan nya. Namun, Sakura tidak mempermasalahkan nya.
Setelah menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai.
Kedatangan nya di sambut dengan ceria oleh keluarga nya. Membuat Sakura turut bahagia.
Setelah mengobrol dan menumpahkan kerinduan satu sama lain, Sakura pun bergegas ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat. Ah, hari yang menyenangkan.
Sebelum tidur ia mengecek ponsel nya. Membalas chat dari orang tercinta, Hinata, tentu saja. Kemudian membalas pesan chat dari Ino, kemudian ke grup kelompok mereka. Selesai membalas, ia pun akhirnya beristirahat.
Sakura terus tidur sampai nyenyak.
Hingga menjelang malam, Ibu nya membangunkan nya.
"Cepatlah bangun! Mandi dan berdandan yang cantik, ya!" perintah Sang Ibu.
Sakura yang masih terkantuk-kantuk, mengernyitkan alis nya.
"Dandan cantik? Untuk apa? Kita mau kemana?" tanya Sakura seraya merapikan rambut nya yang berantakkan, mulai menghalangi pandangan nya. Ibu nya memandangi nya, menggelengkan kepala nya.
"Sudahlah. Kau akan tahu itu nanti. Jadi, cepat, cepat, cepat lah! Setelah selesai, langsung datang ke ruang tamu!"
Di dorong paksa untuk mandi, Sakura hanya bisa pasrah. Namun, jangan salah. Itu justru membuat Sakura semakin curiga saja.
Ada apa dengan Ibu nya? Memerintahkan nya segera mandi dan dandan yang cantik? Seingat nya tidak ada acara pesta. Kalau pun memang acara pesta, Ibu nya pasti sudah memberitahu nya tentang pesta apa yang akan di hadiri sehingga ia tidak salah memilih gaun.
Namun, ini?
Karena sudah curiga dan Sakura pintar membaca situasi, ia tidak menuruti perkataan Ibu nya begitu saja.
Ia memang berdandan cantik. Namun, tidak dengan pakaian nya.
Setelah selesai, ia turun dengan langkah lebar yang santai. Menuju ke arah ruang tamu.
Samar-samar, Sakura bisa mendengar suara percakapan yang ramai sekali. Sakura semakin curiga. Begitu ia memasuki area ruang tamu, ia terkejut! Sangat terkejut!
"Loh? Nah, Sakura!"
Suara lembut dan keibuan memanggil nama nya. Membuat orang-orang di sana berbalik dan menoleh.
"Saku– heh?!"
Ibu nya menatap nya terkejut dan memelototi nya. Nampak tidak percaya.
Mebuki kemudian bergegas mendekat dan berdiri di depan. Ekspresi nya nampak gregetan sekali.
"Aku memerintahkan mu untuk dandan cantik! Tapi, apa ini?" bisik nya nampak kesal. Sakura memasang tampang polos. "Tapi, bagiku ini cantik. Jika memang harus memakai gaun, kenapa Ibu tak mengatakan nya? Aku 'kan tidak tahu!" balas Sakura. Membuat Mebuki terdiam.
Bagaimana tidak...
Sakura memakai atasan kemeja berwarna peach yang lengan nya di gulung sampai siku. Namun, yang bermasalah adalah celana nya. Dia memakai celana haram, alias celana ripped jeans. Masih beruntung jika robekan nya kecil-kecil. Itu masih bisa di toleransi. Namun, yang ini robekan nya terlalu parah! Bahkan seperempat paha bagian atas nya terekspos sempurna!
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
FanfictionPatah hati berkali-kali, ada yang berefek kecil, namun juga ada yang berefek luar biasa seperti..... "Apa kau pikir aku bahagia dengan kondisiku yang sekarang? Walau aku tampak baik-baik saja atau apa, pada kenyataannya aku benar-benar tersiksa. Kau...