Sasuke menatap Sakura yang bersandar di pelukannya. Pesta masih berjalan, Crystal sudah pulang bersama Shisui. Lebih tepatnya, dibawa pulang. Sakura berhasil menenangkannya. Namun, Sasuke mencurigai sesuatu. Sakura dan Crystal begitu akrab. Mendengar racauan mabuk istrinya Shisui dan bagaimana gugupnya Sakura, membuat Sasuke curiga.
Dilihat dari kacaunya Crystal, perempuan itu tampak frustasi karena dipermainkan mantan pacarnya dan... apa hubungannya dengan pemisahan alam dirinya dengan kelinci kecil? Sasuke tak mengerti. Namun, melihat reaksi perempuan itu dan bagaimana Sakura tampak berusaha menenangkannya, membuat Sasuke... curiga. Karena mereka dekat, pasti keduanya memiliki beberapa kesamaan atau apa, bukan? Kemudian, karena beberapa kesamaan itu mereka bisa berhubungan dengan baik.
"Jantungmu berdetak kencang. Apa kau minum alkohol yang konsentrasinya tinggi atau apa?"
Lamunan Sasuke buyar seketika saat Sakura bertanya.
"Ah, tidak."
Sakura mendongak, menatapnya. Saat ini, mengapa Sakura bisa selengket itu padanya karena mencegah para mantan pacar Sakura dan yang lainnya curiga. Yang tahu mereka dijodohkan hanya pihak keluarga saja. Sisanya... tidak. Maka dari itu, mereka harus menunjukkan keharmonisan dan keromantisan mereka berdua.
Sasuke agak ragu, namun akhirnya memutuskan untuk bertanya saja, "Kau dekat dengan istrinya Shisui, ya? Padahal kalian bertemu baru-baru ini, namun sudah begitu akrab? Bahkan istrinya Itachi pun tidak sedekat itu dengannya..."
Kata-kata Sasuke semakin memelan. Setiap ia mengatakan kalimat, Sakura akan menatapnya semakin lekat saja. Membuat Sasuke terkejut dan juga... gugup.
"Jangan memandangiku dengan tatapan seperti itu. Aku tahu, aku tampan," ucap Sasuke seraya mengalihkan pandangannya. Walau begitu, dari cahaya samar-samar, ada semburat malu di wajah tampannya. Sakura sendiri hanya tertawa dan kembali ke posisi awalnya, menjawab, "Kami akrab karena merasa senasib. Kami berdua dijodohkan dengan Uchiha dan sama-sama orang asing. Izumi-nee, 'kan sejak awal Uchiha. Aku Haruno, dan bahkan Crystal bukan dari Jepang. Jadi, wajar saja kalau kami bisa dekat karena kami cukup mengerti satu sama lain sebagai orang asing sebelummya."
Sasuke diam. Itu memang benar, namun ia merasa masih ada sedikit keraguan. Sepertinya tidak sesederhana itu...
"Apa kau memikirkan aku?'
Sasuke tersentak kaget.
"Haha. Detak jantungmu semakin kuat. Berarti aku benar!"
Sasuke berusaha menenangkan dirinya sementara Sakura tampak tertawa kesenangan.
"Kau terlalu percaya diri. Aku berdebar karena minum." jawab Sasuke seraya meraih gelas anggurnya dan meminumnya dengan gaya yang berkelas dan anggun. Sakura tak berkata apa-apa lagi dan hanya memandanginya diam-diam.
"Aw, kalian berani terang-terangan ya? Berpelukan begitu romantis!"
Ino kembali bersama Hinata dan yang lainnya. Mereka baru selesai menari di dance floor.
"Di mana Guru Cantik itu?" tanya Sasori penasaran. Sakura menatapnya lurus namun tetap ada kesan sinis, "Dia sudah pulang bersama suaminya."
Sasori yang mendengarnya hanya bisa mendengus kecewa.
"Aku perhatikan kalian lengket sekali, ya?" Neji yang sedari awal tidak banyak berinteraksi, berkomentar seperti itu. Sakura sendiri hanya tertawa santai, ia bersandar pada Sasuke dan berkata, "Tentu saja. Wajar karena pengantin baru. Bukan begitu, suamiku?"
"UHUKK!"
Sasuke yang baru menyesap minumannya, seketika tersedak akibat pertanyaan Sakura yang mendadak. Belum lagi nada lembut dan panggilan yang ditujukan Sakura padanya membuatnya terkejut tak percaya. Jantungnya terasa berdebar begitu kencang. Membuat Sasuke bingung, namun juga... senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
FanfictionPatah hati berkali-kali, ada yang berefek kecil, namun juga ada yang berefek luar biasa seperti..... "Apa kau pikir aku bahagia dengan kondisiku yang sekarang? Walau aku tampak baik-baik saja atau apa, pada kenyataannya aku benar-benar tersiksa. Kau...