29. Perubahan

789 107 18
                                    

Sakura merapikan kemeja yang dipakainya, kemudian bergegas masuk ke sebuah restoran, tempat di mana ia dan sahabatnya ada janji temu.

Sudah sekitar dua bulan dan perusahaan milik keluarga Uchiha akan segera mengadakan pesta ulang tahun perusahaan.

Semakin hari hubungannya dengan Sasuke menjadi begitu harmonis. Tak ada masalah, begitu damai. Walau begitu, Sasuke terasa protektif dan suka menempelinya. Apalagi jika ia pulang terlambat dari rumah sakit, suaminya itu akan merajuk dan memonopolinya sampai rasa kesalnya hilang.

Walau begitu, Sakura merasa bahagia. Akhirnya, walau perlahan dan membutuhkan proses, ia bisa meraih kebahagiaan dan melepaskan rasa sedih dan rasa memuakkan yang selalu menghantuinya. Bahkan menurut dokter psikolog nya, ia sudah membaik total.

"Oh astaga, aku sudah tak sabar. Aku ingin segera menikah. Melihat kalian berdua membuatku iri!" cetus Ino sembari menatap Sakura dan Hinata dengan cemberut.

"Kalau begitu, minta Sai untuk segera menikahimu. Paksa saja, paksa..." ucap Sakura memprovokasi. Membuat Hinata tertawa dan Ino memutar matanya malas. Namun, sesaat kemudian, ia tertawa dan....

Srattt

"Jeng! Jeng! Aku akan segera menikah!"

Sakura dan Hinata tampak terkejut saat Ino memamerkan cincin di jari manisnya.

"EEEH?! BENARKAH?!"

Ino mengangguk cepat.

"Dia melamarku dan sedang mempersiapkan apa saja yang akan diadakan saat pesta pernikahan kami nanti! Oh astaga, tidak kusangka. Kupikir dia lebih mencintai pekerjaan di kantornya. Ternyata... benar-benar deh!"

"Woah itu bagus! Setidaknya kau tidak akan mengiri lagi pada kami berdua!" cetus Sakura yang diangguki Hinata antusias. "Ngomong-ngomong, kalian nanti mau membantuku, 'kan? Secara kalian sudah menikah dan paham apa saja dan bagaimana saja saat pernikahan nanti," kata Ino menatap Sakura dan Hinata penuh semangat.

"Tentu saja!"

Akhirnya, Sakura pun menghabiskan waktu makan siangnya dengan kedua sahabatnya itu.

Saat Sakura kembali ke rumah sakit dan melewati resepsionis...

"Dokter Haruno, tadi suami Anda datang kemari. Namun, karena dokter sedang ada di luar, beliau kembali." lapor resepsionis.

Sakura menaikkan kedua alisnya. Setelah berterima kasih, ia pun pergi ke ruangannya. Menyalakan ponselnya yang sengaja ia non-aktifkan, sudah ada banyak notifikasi pesan yang masuk.

Rupanya Sasuke ingin mengajaknya makan siang bersama.

Ah, melihat itu membuat Sakura merasa bersalah. Ia mengecek jam, masih ada sekitar 5 menit, apakah ia bisa menghubungi Sasuke? Untuk meminta maaf.

Sakura tidak asal menelepon, melainkan mengirim pesan chat. Takut-takut Sasuke sudah kembali bekerja atau tengah rapat meeting?

Saat baru saja ia mengirimkan pesan ingin melakukan video call, Sasuke langsung menghubunginya. Kecepatannya membalas pesan benar-benar mengejutkan!

"Sakura!"

Sakura terkekeh dan balik menyapa Sasuke yang rupanya tengah menikmati makanan bersama saudara-saudara Uchiha nya itu.

"Wah, aku mengganggu ya? Jika sedang makan jangan menghubungi aku dulu..." cetus Sakura.

"Tapi aku ingin melihatmu!"

Seketika tawa meledak di seberang. Itu adalah trio Uchiha, Obito, Shisui, dan Itachi yang tengah menertawai tingkah Sasuke. Bagaimanapun, mengejutkan melihat Sasuke yang begitu terus terang. Jika urusan menghina dan mengkritik secara terus terang, Sasuke memang jagonya. Namun, jika... mengatakan kata-kata romantis secara terang-terangan... rasanya mengejutkan, aneh, dan.. agak menjijikkan.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang