Akhirnya, hari penting bagi Uchiha dan Haruno pun tiba.
Pernikahan dilaksanakan dalam dua sesi acara. Yang pertama pernikahan secara tradisional, dan yang ke dua pesta pernikahan campuran tradisional dan modern. Untuk upacara memang tradisional, dan hanya disaksikan oleh orang-orang Uchiha dan Haruno. Namun, resepsi dan pestanya dihadiri tamu-tamu lainnya.
Sungguh, Sakura sendiri tak percaya bahwa ia akan merasakan yang namanya pernikahan. Ia tidak pernah memikirkannya. Sepanjang sesi pernikahan mereka di kuil, Sakura sesekali melirik Sasuke yang tampak gugup dan juga senang. Sakura sendiri malah kebingungan. Mengapa ia juga tidak merasakan hal yang sama?
Ia akui, ini cukup menyenangkan dan juga melelahkan. Hanya itu saja. Tak ada perasaan lain yang muncul. Ia dengan patuh mengikuti semua prosedur pernikahan tanpa mengeluh atau apapun. Ia juga terus tersenyum cerah, seolah ia juga bahagia akan pernikahan ini.
Setelah melakukan serangkaian upacara, tradisi, dan semacamnya, akhirnya berganti ke sesi resepsi. Bagian ini diadakan di ballroom hotel mewah milik Uchiha, yang dikunjungi oleh rekan-rekan bisnis dan kenalan kedua keluarga.
"Kau sangat cantik! Betapa beruntungnya Sasuke mendapatkanmu!" seru Mikoto saat melihat Sakura yang sudah berganti pakaian dan tatanan rambutnya. "Terima kasih banyak, Bu!" jawab Sakura seraya tersenyum manis.
"Uh, tak kusangka putri semata wayangku sudah menikah dan pasti akan segera memberiku cucu!" seru Kizashi, membuat Sakura memutar matanya melihat ayahnya mulai bertingkah.
Satu persatu para perempuan menemui Sakura yang baru saja selesai berdandan. Setelah selesai, Sakura pun keluar didampingi ibu dan ibu mertuanya, dari ruang tata rias mengenakan kimono modern yang begitu cantik di tubuhnya.
Ia juga melihat Sasuke yang terus memperhatikannya dengan tatapan tak percaya. Diam-diam Sakura melemparkan seringaian padanya. Membuat si bungsu Uchiha itu terkejut!
Di lingkaran pesta pernikahan, terlihat jelas mana saja keluarga kedua belah pihak, karena rata-rata mereka memakai setelan tradisional-modern. Seperti kimono modern yang juga dikenakan para perempuan Uchiha dan juga ibunya Sakura.
"Sakuraaaa! Jidat!"
Ino berseru gemas dan segera menghampiri Sakura dan Sasuke, diikuti Hinata di belakangnya.
"Hey!"
Mereka bertukar pelukan.
"Kupikir kalian masih bermusuhan dan dalam hubungan yang canggung! Tapi, apa ini?! Kalian berdua menikah lebih dulu dibanding kami berdua!" cetus Ino berapi-api. Hinata sendiri mengangguk setuju, mengiyakan.
"A.. hahahaha... kejutan, bukan?" balas Sakura dengan tawa paksa.
Tidak, kali ini tidak ada perasaan sakit hati. Ia tidak merasakan apapun bahkan saat Hinata datang ditemani Naruto sekalipun.
"Woah, Teme, tak kusangka! Ternyata diam-diam kau sudah bergerak rupanya!" ujar Naruto seraya menatap Sasuke seolah dia adalah pengkhianat. Sasuke sendiri hanya memutar bola matanya malas, kemudian diam-diam melirik Sakura yang tampak tenang-tenang saja.
Entah mengapa, Sasuke merasa... bingung. Sakura tampak bahagia, namun juga... tidak? Ah, memikirkannya saja membuat Sasuke bingung sampai pusing. Jadi, ia memilih berhenti berpikir terlalu jauh.
"Lalu, kapan kalian berdua akan segera menyusul?" tanya Sasuke pada Naruto dan Sai. "Kalau aku sih, sebentar lagi. Tidak tahu dengan Sai," jawab Naruto sembari melirik temannya yang selalu menebar senyum menyebalkan. "Aku mencari waktu dan uang yang pas. Aku tidak mau terburu-buru," jawab Sai sembari menggandeng tangan Ino. Membuat kekasihnya itu menahan jeritan histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
Fiksi PenggemarPatah hati berkali-kali, ada yang berefek kecil, namun juga ada yang berefek luar biasa seperti..... "Apa kau pikir aku bahagia dengan kondisiku yang sekarang? Walau aku tampak baik-baik saja atau apa, pada kenyataannya aku benar-benar tersiksa. Kau...