27. Rahasia

864 109 30
                                    

"Hm~ hm~ hm~"

Sakura bergumam pelan. Ia sedang sibuk menyiapkan hidangan yang ia kreasikan sendiri.

"Sentuhan terakhirnya!" seru Sakura dan menaruh potongan buah ceri dan stroberi di atas waffle ice cream yang ia buat. Setelah selesai, ia membawa hidangan itu menuju ke ruang keluarga. Di sana sudah ada Sasuke yang menunggu. TV menyala, namun Sasuke malah asyik dengan iPad nya.

"Apa ada pekerjaan? Sibuk sekali!"

Sasuke tersadar. Ia tersenyum dan menarik Sakura supaya duduk di sampingnya.

"Tidak ada. Aku hanya sedang membaca berita-berita saja," jawab Sasuke. "Oh, waffle?" gumam Sasuke saat melihat hidangan yang dibuat Sakura ditata dengan begitu cantik. "Yep! Kita memakannya sambil menonton film bersama!" jawab Sakura seraya berseru.

Memang, sepulang dari restoran, mereka berganti pakaian ke pakaian santai kemudian sepakat untuk menikmati waktu berduaan dengan menonton film.

Akhirnya, mereka berdua menikmati waktu menonton film bersama-sama. Sakura menyajikan waffle ice cream nya dalam jumlah dan porsi yang cukup banyak.

"Lain kali, kita harus memperbanyak quality time kita berdua." cetus Sasuke seraya melirik Sakura yang asyik melahap waffle. Sakura mengangguk. Setelah selesai menelan wafflenya, dia pun menyahut, "Kau benar. Kita berdua sibuk. Kau dengan urusan bisnismu dan aku dengan urusan di rumah sakit.. huh.." setuju Sakura yang diakhiri helaan napas.

Saat adegan film mulai menunjukkan 'sesuatu', Sasuke dan Sakura yang tengah mencicipi waffle ice cream pun terdiam. Sialan. Ini terlalu memalukkan dan mereka teringat akan ucapan "lanjutkan di rumah". Oh, astaga...

"Heh, aku ingat. Kau bilang kita akan melanjutkan yang di mobil begitu kita sampai di rumah.." cetus Sasuke membuka percakapan, memecah suasana awkward di sana. Sasuke sebenarnya agak gugup dan antisipasi. Namun, ia tidak mau tampak lemah atau apalah. Bagaimanapun, ia harus menunjukkan sisi jantan seorang Uchiha! Mana mungkin dia terus menerus dikalahkan!

Sakura yang sedang merasakan sensasi dingin dan manis es krim di mulutnya, menyeringai tipis. Ia kemudian menaruh wafflenya, kemudian berbalik menatap ke arah Sasuke.

"Kenapa? Kamu-"

Srattt

Sasuke belum sempat bertanya, kerah t-shirt yang dikenakannya ditarik oleh Sakura. Mulutnya yang sedikit terbuka ditutupi oleh sesuatu yang dingin, lembut, dan manis. Itu... bibir Sakura.

Sasuke agak gemetaran saat lidah Sakura mulai masuk ke mulutnya, bermain di sana. Sensasinya benar-benar tak terduga! Dingin, manis, dan lembut, tentu saja!

Dengan instingnya, Sasuke meraih pinggang Sakura, mendekatkannya. Jika dulu ia akan menganggap Sakura murahan karena bergerak padanya lebih dulu. Namun, jika saat ini, ia hanya merasa bahwa Sakura pemberani dan sangat menggoda.

"Uhm... hhh..."

Saat keduanya mulai kehabisan napas mereka pun menghentikan ciuman mereka.

"Jika kau mau, lakukan. Tak perlu basa-basi. Bukankah Uchiha selalu terus terang dan tidak suka membuang-buang waktu?" kekeh Sakura. Sasuke diam, masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang mulai menggila.

"Sekarang masih cerah. Jika kau mau, kita akan lakukan nanti malam!"

Dan Sasuke pun tidak bisa tenang seharian itu dan merasa tak sabar menunggu malam menjelang. Ia banyak berpikir. Sakura begitu agresif sekali! Namun, keagresifannya berbeda dengan yang sebelumnya, setidaknya.

Sasuke melahap salad tomat yang ia buat sendiri, sesekali melirik ke sekitarnya. Hari sudah sore, dan akan segera menjelang malam. Ia duduk di kursi santai sembari melihat pemandangan halaman belakang yang indah.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang