Setelah lewat satu bulan.
Ada berita mengejutkan. Tidak ada angin tidak ada hujan.....
Shisui dan Crystal dikabarkan akan segera bercerai.
"Apa?! Tidak! Mana mungkin?!"
Sakura berseru tak percaya, menatap Sasuke tajam.
"Shisui sendiri yang mengatakannya," jawab Sasuke seraya berusaha menenangkan emosi istrinya. Istrinya terlihat terguncang. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Sakura menjadi seperti ini.
"Bagaimana dengan Crystal?" tanya Sakura. "Dia menyetujuinya," jawab Sasuke. Sasuke mengernyitkan alisnya saat merasakan Sakura mencakar lengannya. "Jadi, yang mengajukan cerai itu saudaramu itu?" tanya Sakura penuh penekanan. Menatap Sasuke serius. Uh.. sungguh menyeramkan, membuat Sasuke takut dihajar istrinya.
"I-iya...."
Sakura terdiam, kemudian dia berseru.
"Bodoh! Kenapa dia begitu bodoh?!"
Sasuke terkejut saat melihat istrinya menangis. Ia segera meraih Sakura ke dalam pelukannya, berusaha menenangkannya. Ia mengerti jika Sakura bisa begitu emosional, karena Sakura dan Crystal begitu dekat. Belum lagi, mereka sebelumnya memiliki keadaan yang sama dan berjuang bersama-sama.
"Lalu.. di mana Crys sekarang?" tanya Sakura sembari menahan tangisannya. "Dia sudah kembali ke negara asalnya. Sebelumnya dia memang kembali karena ada urusan di keluarganya, orang tuanya jatuh sakit dan Shisui tidak mendampinginya. Crystal belum kembali namun dia sudah menyetujui perceraian. Jadi, perceraian masih dalam proses..." jawab Sasuke menjelaskan.
Sakura tak menjawab, namun sudah terlihat emosinya yang campur aduk.
"Shh, tenanglah Sakura. Jika kau terlalu emosi, tidak bagus untuk dirimu dan anak kita nanti, oke? Tenanglah..." cetus Sasuke seraya mengelus lembut rambut istrinya itu. Sasuke merasa terluka melihat istrinya yang menangis seperti ini. Bagaimanapun, mereka sudah seperti saudari saja, wajar jika Sakura begitu emosional dan terluka.
"Bagaimana aku bisa tenang?! Crys sedang hamil dan dia diceraikan?! Apa-apaan itu?!"
Sasuke yang mendengar berita itu dari istrinya ikut terkejut.
"Apa?!"
Sakura melepas pelukannya, menatap Sasuke serius.
"Crys hamil. Awalnya saat setelah pesta ia akan memberi tahu kabar itu, namun karena masalah terbongkar itu, ia mengurungkan niatnya dan mencari saat yang pas! Masalah terus muncul dan ia tidak memiliki kesempatan untuk memberi tahu semuanya. Pada akhirnya? Ini yang terjadi!" seru Sakura, menumpahkan kekesalannya.
"Awalnya aku ingin memberi tahu. Namun Crystal menahan, mengatakan bahwa ia menunggu waktu yang tepat dan juga ia ingin menyelesaikan semua masalah dahulu. Aku mengerti untuk tidak ikut campur terlalu jauh. Dan sekarang? Sudah terlambat! Sangat terlambat!" sambung Sakura, tampak sedih dan merasa bersalah.
"Sshh, tenangkan emosimu Sakura. Kita akan memikirkan cara untuk memberi tahu ini semua. Begitu emosimu stabil, begitu tenang, kita akan memberi tahu mereka tentang masalah ini," cetus Sasuke seraya meraih istrinya ke pelukannya. Kali ini, Sakura tidak berontak dan setuju.
Sasuke mengelus puncak kepala istrinya itu lembut, kemudian menatap ke arah jendela yang mana menampilkan pemandangan malam yang tenang.
"Kita harus membantu sebelum benar-benar terlambat. Bagaimanapun, Shisui akan menyesal jika terlambat..."
Akhirnya, sepanjang malam itu Sasuke benar-benar berada di samping istrinya, menenangkan dan memastikan istrinya tidak kelelahan. Sasuke pun melarang Sakura ke rumah sakit untuk sementara waktu, khawatir bahwa setelah kejadian malam ini mempengaruhi keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
FanfictionPatah hati berkali-kali, ada yang berefek kecil, namun juga ada yang berefek luar biasa seperti..... "Apa kau pikir aku bahagia dengan kondisiku yang sekarang? Walau aku tampak baik-baik saja atau apa, pada kenyataannya aku benar-benar tersiksa. Kau...