Sasuke benar-benar menjemputnya! Sungguh mengejutkan. Ia kira Sasuke akan mengerjainya. Tapi, tampaknya ia serius.
"Ya sudahlah. Tak ada ruginya juga untukku!"
Sakura berjalan mendekat, namun Sasuke lebih cepat sampai di depannya.
"Pekerjaanmu benar-benar selesai?"
Sakura menatap Sasuke yang tampak begitu antusias.
'Sepertinya seharian penuh ini kita tak akan ribut, ya? Baguslah. Aku sedang lelah.'
"Yah, bisa dibilang begitu. Kecuali kalau ada panggilan mendadak yang darurat," jawab Sakura yang diangguki Sasuke.
Di saat mereka sedang berbincang ringan...
"Dokter Haruno?"
Sakura dan Sasuke menoleh ke arah suara yang memanggil nama Sakura. Ternyata itu perawat yang jadwal menjaganya sudah selesai.
"Hai!"
Para perawat itu membalas sapaan Sakura, kemudian melirik ke arah pria tampan yang berdiri berdampingan dengan Sakura. Mana mungkin mereka tidak mengenalnya? Pasien fenomenal yang memaksa ingin ditangani oleh Dokter Haruno dan di tempatkan di kamar rawat khusus yang istimewa.
"Oh, apakah kalian yang sering membantu calon istriku? Halo!"
Sakura menatap Sasuke yang dengan percaya diri menyebutnya calon istrinya....
"Ha-halo..."
Para perawat itu menyapa malu-malu.
"Astaga! Dia tampan sekali! Mereka memang cocok satu sama lain!"
"Uh-huh. Mereka setara! Ah, anak-anak mereka nanti pasti akan sangat sempurna!"
"Yah, sudah dipastikan begitu dan kami akan patah hati. Semua laki-laki di rumah sakit akan patah hati begitu undangan pernikahan mereka sampai di tangan."
Para perawat itu berbisik antusias. Dan itu masih bisa didengar jelas oleh Sasuke dan Sakura. Sasuke tampak bangga, sementara Sakura hanya tersenyum halus tanpa bisa diketahui makna yang sebenarnya.
"Baiklah. Kami pamit lebih awal. Sampai bertemu nanti, semuanya!"
Para peraawat itu membungkuk sopan saat Sakura berpamitan dengan mereka. Mereka melihat bahwa pria tampan itu menggandeng tangan Dokter Haruno itu dengan gentlenya. Bahkan sampai membukakan pintu mobil untuknya. Membuat mereka semakin puas bahwa Dokter favorit mereka mendapat pasangan yang cocok.
Sementara itu...
"Mau makan dulu?" tawar Sasuke. "Boleh. Ide bagus," jawab Sakura setuju. "Bagaimana hari mu hari ini? Apakah menyenangkan atau melelahkan?" tanya Sasuke seraya melirik Sakura sekilas.
Sakura tertawa, menatap dalam-dalam ke arah Sasuke yang sedang fokus menyetir. Indah.
"Menyenangkan."
Satu kalimat saja sudah membuat Sasuke berpikir yang lain. Sayangnya ia tak melihat ekspresi Sakura dengan jelas. Ia melewatkan kilatan dingin di mata indah Sakura.
Akhirnya mereka sampai di restoran yang ingin dituju Sasuke. Sasuke sempat bertanya pada Sakura, di manakah dia ingin makan? Dan jawaban Sakura adalah... terserah.
Jadi, Sasuke membawa nya kemari. Restoran Vietnam.
"Aku ingin pho dan spring rollnya," cetus Sakura saat di tanyai ingin makan apa. Awalnya Sasuke tak setuju, namun akhirnya ia mengiyakan dan bahkan memilih menu yang sama dengan yang Sakura pesan.
"Bagaimana dengan harimu di kantor? Apakah menyenangakan?"
Sasuke menatap Sakura dan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal
FanfictionPatah hati berkali-kali, ada yang berefek kecil, namun juga ada yang berefek luar biasa seperti..... "Apa kau pikir aku bahagia dengan kondisiku yang sekarang? Walau aku tampak baik-baik saja atau apa, pada kenyataannya aku benar-benar tersiksa. Kau...