15. Sebelum Pernikahan

646 94 16
                                    

Sasuke tidak bisa tidur dengan nyenyak malam itu.

Perkataan Sakura saat itu terus teriang-ngiang di kepalanya seperti nyanyian iblis. Ya, suaranya seperti malaikat, namun kata-katanya seperti iblis.

Ia merasa sangat kesal dan marah. Selama ini, ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Tak ada satu hal pun yang bisa lepas dari genggamannya. Semua orang akan tunduk dan mematuhinya, berusaha membuatnya bahagia. Namun, Sakura tidak. Sakura benar-benar berubah sangat drastis.

Saat bangun tidur, Sasuke tampak kacau.

"Sebaiknya kau tidur kembali, Sasuke. Kau tampak kacau!"

Bahkan kakaknya, Itachi, menyarankannya untuk beristirahat kembali. Sasuke pun menuruti saran Itachi. Ia harus menenangkan dirinya supaya ia tidak kacau. Jadi, Sasuke pun kembali tidur dan bangun ketika hari sudah sangat siang saja.

Begitu Sasuke selesai mandi dan berpakaian, ia keluar dari kamarnya, bergegas ke ruang utama mansion Uchiha. Sudah ramai saja.

Memang, ia tinggal di rumah Uchiha. Ibunya yang menyuruhnya. Jadi, Sasuke hanya menurut saja. Lagi pula, ia sedang cuti pekerjaan juga dan akan segera menikah.

"Wah, calon pengantin pria kita akhirnya telah bangun!"

Sasuke memutar matanya saat Obito mengatakan itu. Otomatis, para Uchiha yang sedang asyik itu, melihat ke arahnya bersamaan.

"Ada apa denganmu? Baru bangun saja ekspresimu tidak mengenakkan begitu!" tanya Shisui seraya tertawa mengejek. Sasuke hanya bisa mendengus saja.

"Biasa. Paling masalah sebelum berumah tangga, bukan begitu? Kemarin malam kau menemui calon istrimu, bukan?" tanya Itachi saat Sasuke menghampiri dan duduk di sofa, bergabung dengan mereka.

"Yah, begitulah..." jawab Sasuke, malas menjelaskan lebih jauh. "Hohoho, tampaknya kau menerima saja pernikahan jalur perjodohan ini??" cetus Shisui yang sangat mengejutkan sekali.

"Ha? Apa maksudmu?!"

Walau begitu, Sasuke tetap berusaha menutupinya. Namun, tampaknya itu akan sia-sia saja-

"Itu terlihat jelas tahu. Kami mengira kau akan mengamuk atau melarikan diri ke luar negeri karena dijodohkan paksa. Tapi, dari yang aku lihat dan dengar, kurasa kau menikmatinya!" jawab Shisui seraya tersenyum, yang bagi Sasuke senyumannya amat sangat menyebalkan!

"Tsk!"

Sasuke tak menjawab. Ia hanya berdecak kesal dan mengalihkan pandangannya. Ah, ternyata memang benar rupanya, bahwa Sasuke menikmati perjodohan paksa itu.

"Di mana ibu dan yang lainnya? Kenapa sepi?" tanya Sasuke seraya melihat sekeliling rumah besar itu. Tumben sekali. Biasanya rumah ini ramai oleh para perempuan itu.

"Mereka sedang ke rumah Haruno. Mereka mau melakukan perawatan bersama-sama.. spesial." jawab Itachi. "Yah, kecuali istriku. Dia masih tertidur. Ia telat tidur karena menemani calon istrimu mengobrol sepanjang pagi itu," tambah Shisui yang begitu mengejutkan Sasuke, Itachi, dan Obito.

"Wow... istrimu akrab sekali dengan Sakura?" tanya Itachi tak percaya. Shisui hanya mengedikkan bahunya. "Entahlah. Mungkin. Crys mengatakan akhirnya ia menemukan orang yang menarik. Calon istri Sasuke," jawab Shisui, sama tak mengertinya.

Sasuke diam merenung. Ia jadi memikirkan tentang kejadian semalam yang mana Sakura mengatakan bahwa ia hanya tak akan bisa merasakan perasaannya terbalas oleh orang yang diinginkannya. Seketika perasaan marah dan kesal muncul kembali ke permukaan.

"O-oi, Sasuke... kau kenapa? Menyeramkan!"

Perkataan Obito menyadarkan Sasuke.

"Apa?" tanya Sasuke dengan nada datar dan dinginnya yang biasa. "Kau menyeramkan! Wajahmu seperti orang yang kerasukan saja! Suram sekali!" jawab Obito ngeri. Sasuke hanya mengangguk ringan, kemudian diam lagi. Ah, suasana hatinya menjadi buruk mengingat kata-kata yang Sakura lontarkan padanya.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang