25. Teritorial

585 99 15
                                    

Hari pernikahan Naruto dan Hinata pun akhirnya tiba.

Sakura menata rambut panjangnya. Sasuke di dekatnya sedang merapikan jas formal yang dikenakannya.

"Wow... kau cantik sekali!" puji Sasuke seraya menyentuh helai rambut panjang Sakura yang terjuntai begitu saja. "Ahahaha, terima kasih!" jawab Sakura sembari tertawa senang.

Setelah selesai menata rambut, Sakura bangkit berdiri. Ia merapikan dress yang dikenakannya. Ia menarik Sasuke mendekat untuk berkaca di kaca mja rias. Sebuah ide muncul. Ia menarik Sasuke ke walk in closet. Di sana ada cermin full body.

"Saatnya berfoto..."

Dengan arahan Sakura, mereka pun melakukan mirror selfie. Sasuke sendiri senang karena Sakura memiliki ide bagus semacam ini. Setelah selesai bersiap dan semacamnya, mereka pun pergi.

Sepanjang perjalanan, mereka mengobrolkan banyak hal. Mulai tentang akan seperti apa pernikahan pasangan NaruHina itu, apakah ada rencana liburan atau tidak saat mereka memiliki waktu yang senggang, seperti itu.

Sesampainya di tempat, mereka disambut. Pestanya outdoor rupanya. Ah, indah sekali!

"Jidat!"

Ino menghampirinya. Di belakangnya ada Sai yang mengikuti.

"Woah, Pig!"

Sakura dan Ino pun bertukar pelukan. Kemudian mereka mulai mengobrol dengan asyiknya. Setelah Sakura meminta izin pada Sasuke untuk pergi menghampiri temannya yang lain, Sasuke memilih untuk berdiri santai seraya mengawasi Sakura dari kejauhan.

"Hey, Sasuke. Apa kabar? Bagaimana dengan pernikahanmu dan Sakura?" tanya Sai seraya berjalan mendekat, berdiri di samping Sasuke dan ikut memandangi ke arah Sasuke memandang. "Aku baik-baik saja. Pernikahanku dan Sakura juga baik-baik saja. Kenapa memangnya?" balas Sasuke dengan pertanyaan. Namun, nada bicaranya agak sarkatis.

"Kukira kau tidak bahagia. Kau ingat tidak betapa kesalnya kau ditempeli Sakura waktu dulu? Tapi, sekarang kurasa malah kau sendiri yang menempel pada Sakura tanpa ragu," jawab Sai. Yang tidak terduga jawabannya itu begitu mengena karena tepat sasaran.

"Itu karena aku mencintainya. Jadi, aku mau menempelinya terus menerus."

Kali ini giliran Sai yang terkejut dan menatap Sasuke. Kemudian ia terkekeh pelan. Sasuke yang mendengarnya hanya bisa cemberut. Kekehan Sai terdengar sinis dan tak menyenangkan sama sekali.

Sementara Sasuke mengawasi, Sakura sedang asyik berfoto ria dengan Ino dan teman-teman mereka yang juga datang ke pesta pernikahan Naruto dan Hinata itu.

"Sakura, para Uchiha akan datang?" tanya Ino sambil melihat ke sana-kemari. "Tentu saja. Naruto berteman baik dengan para Uchiha. Jadi, pasti mereka diundang," jawab Sakura ringan sembari memandangi bunga sakura yang sudah mekar itu.

"Tapi aku belum melihat kedatangan mereka?" tanya Ino, lagi. "Yah, aku dan Sasuke berangkat lebih awal dibandingkan mereka. Kenapa? Tampaknya kau antusias dan tak sabar bertemu para Uchiha?" jawab Sakura yang diakhiri oleh pertanyaan dan kecurigaan.

Ino tertawa malu, ia mendekat, menjawab setengah berbisik, "Aku begitu penasaran, kau tahu? Uchiha selalu keren dan mencolok walau mereka hanya diam saja. Uchiha itu sudah seperti vitamin dan penyegar mata bagiku!"

"....."

Sakura menatap Ino malas. Ah, memang dasar. Sakura tahu dengan jelas tabiat Ino yang suka sekali melihat wajah-wajah para pria tampan. Jadi, ia diam saja.

"Eh, ada Sakura...."

Sakura pun berbalik, menatap ke arah seorang pria berambut cokelat dengan senyuman lebar menyapanya.

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang