ini gapapa kalo di book ini banyak adegan 21+ nya? ⊙﹏⊙
takut ngga ada yang suka... tapi emang book nya Rated sih (๑•﹏•)
awokawok, moga suka. papaiiii
-
-
-
Netra coklatnya menatap sayu ke arah Lee Jeno yang tengah melepas setiap ikatan tali di tubuhnya. Wajahnya semakin memerah ketika melihat lelaki berhidung mancung itu mulai melucuti seluruh pakaiannya.
Menggigit bibir dalam nya pelan, Jeno tersenyum ahh bukan, itu seperti seringai yang nampak mengerikan. Menggerakkan kaki nya gusar, Jeno tengah memperhatikan tubuhnya. Jaemin semakin malu karena hal itu.
"Cantik"
"T-tampan" sela Jaemin, masih menggigit bibir bawahnya.
Mata onyx nya kini memandangi leher jenjang Jaemin, terlihat toanjolan kecil di leher Jaemin. Meneguk ludah nya kasar.
"K-kau selalu melihat ke arah titik lemah ku . . Uncle" cicit nya pelan. Keduanya sama-sama telanjang, dan itu semakin menambah aura panas di ruangan ini.
Jeno merangkak naik ke atas tubuh Jaemin, menyangga tubuhnya dengan satu tangan agar tidak menindih tubuh sang submisif di bawahnya. Ia menarik senyumnya. Mengelus tengkuk leher milik Jaemin. "begini hm?"
Mengendus ceruk leher milik submisif nya, kedua matanya terpejam. Jaemin ingin menghindar namun itu mustahil. Jeno akan marah padanya. Dan . .
"Eunghh~ ummph"
Di jilatnya leher itu, Jaemin tersentak pelan. Jeno menghisap lehernya, membuat beberapa tanda keunguan di kulit putihnya yang sangat kontras. Jaemin mendengus pelan.
Di rematnya rambut belakang Jeno, menekan kepala lelaki itu agar semakin bermain di lehernya.
"u - ugghhh" ia melenguh. Tangan nya membuat pola abstrak di perut rata Jaemin, mencubit salah satu tonjolan merah muda di bagian dadanya. "shhh uncle ! shit nghh"
Jeno terkekeh, masih setia membuat banyak tanda di leher Jaemin yang sejak awal masih meninggalkan bekas keunguan karena ulahnya tempo hari. Mengelus tulang selangka milik submisifnya.
Jaemin semakin di buat kacau akibat permainan tangan milik Jeno. "haahhh . . K-kau benar-benar mengetahui setiap titik lemahku sekarang"
"Haha, really? Bukan nya ini enak?" Ia menurunkan ciuman nya, berhenti di depan kedua nipple Jaemin. Tanpa ragu, Jeno langsung saja melahap keduanya secara bergantian. Menghisapnya rakus, lalu menggigitnya pelan. Jeno gemas dengan dua benda ini. Walaupun kecil, ternyata dapat menampilkan kesan yang sangat jauh berbeda dari pada melon besar yang selalu para jalang pamerkan kepadanya.
Menarik kedua kaki Jaemin untuk melingkarkan nya di pinggang miliknya. Langsung saja Jeno menarik vibrator yang sejak tadi masih bergerak dan menerobos hole si manis.
"Owh shitt, i Miss u're hole" Jeno meloloskan satu jari tengahnya agar masuk kedalam lubang berkedut milik Jaemin. Anak itu memekik pelan.
"Anhhh nou!! sshhh"
Jeno mengeluarkan jari tengahnya, meludahi hole Jaemin, lalu kembali memasukan tiga jari miliknya sekaligus. Jaemin membusungkan tubuhnya sedikit lebih maju, tangan Jeno bergerak semakin cepat.
"S-sakit bajingan!" Ia mengumpat, Jeno sedikit terkejut dan sempat menghentikan pergerakan tangan nya. Sebelum dia kembali tersenyum dan semakin cepat menggencar hole Jaemin dengan jari nya.
"Fuck your mouth babe!" Sentak Jeno. Mengeluarkan jari nya, menarik pinggang jaemin, yang lebih muda terkejut melihat Jeno yang kini tengah mengarahkan penis beruratnya ke arah hole Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Petrictor - nomin
Teen FictionJaemin itu ponakan Jeno, iya ponakan yang Jeno angkut dari jalanan dan otw menuju pelaminan. Tentang Jaemin yang memiliki gangguan kesehatan mental, bocah itu selalu bertingkah selayaknya anak kecil seperti usianya, namun ada sisi gelap yang Jaemin...