19

11.5K 949 51
                                        

Jeno, dan Mark pergi ke salah satu tempat pertemuan mereka dengan salah satu antek dari komplotan Jeon Sehun. Sebut saja orang itu adalah pengkhianat yang bekerja untuk Jeno di perusahaan Sehun.

Orang itu memberi Jeno beberapa informasi penting tentang bocornya data-data mengenai turunnya saham perusahaan yang dulu sempat menjadi bagian dari kolega bisnis keluarga Jeno. Na Siwon adalah sahabat dekat dari Lee Donghae.

"Segini saja?" Tanya Mark.

Gadis itu mengangguk sambil menyodorkan Poto tak senonoh sang atasan yang tengah mencumbu sekretaris yang lama sebelum di ganti oleh nya. "Yang ini bonus" kata nya.

Jeno berwaw sangat, Poto yang sama seperti yang Jaemin dapatkan. Dasar pria cabul. "Bagus, cari terus informasi nya dan jangan sampai ada yang mengetahui kebenaran tentang mu di perusahaan itu"

Gadis bernama Karina itu mengangguk dan setelahnya berpamitan untuk pergi. Mark merapikan semua berkas-berkas yang di berikan Karina. "Jadi, kapan kita akan bergerak?"

"Lihat saja" Jeno menyeringai. "Jaemin yang akan melakukan start lebih dulu sebelum kita"

Kedua alis miliknya terangkat, pria pemilik alis camar itu menatap Jeno dengan bingung. "Kau akan melibatkan anak itu?? Dia itu tidak tau apa-apa Jen"

Jeno dengan cepat membantah dan meyakinkan Mark bahwa Jaemin adalah pemain yang handal. "tidak, aku sangat yakin keluarga itu akan di hancurkan oleh Jaemin sendiri"

Mark yang sedikit ragu pada akhirnya hanya bisa menghela napas dengan panjang. "Baik, aku percaya. Tapi, jangan sampai Jaemin kenapa-kenapa. Jika itu terjadi, aku yang akan merebutnya sendiri dari mu"

Ucapan Mark berhasil membuat atensi Jeno menukik tajam. Dia menarik pelatuk pistol yang sejak tadi berada di saku nya. "Tamat riwayat mu kalau sampai itu terjadi" Jeno menatap adik dari Bubu itu dengan bengis. Mark mendengus sebal.

"CK, mana berani aku melakukan nya"

-

Dari balik pintu kamarnya Jaemin memperhatikan ikan miliknya yang sudah mati itu. Jaemin melamun sebelum dia dengan rasa penasaran nya mengambil pulpen yang tergeletak di atas meja belajar nya, lalu dengan rasa penasaran itu Jaemin mencongkel mata ikan yang sudah mati. "Begini sakit? Kau jahat karena mati secepat itu"

Mulutnya terus bergumam sampai dia sendiri tidak sadar bahwa tangan nya sudah dengan cekatan mengiris tubuh ikan di depannya, satu pensil warna menancap menembus mata kanan dan kiri ikan itu. "kau itu hadiah spesial yang uncle Jen berikan! Kurang ajar!"

Cukup lama Jaemin menggumamkan sumpah serapah di mulutnya. Sebelum kejadian belasan tahun yang lalu teringat jelas di benaknya seperti komedi putar yang ia tonton saat ini.

Flashback.

"JAEMIN!! KAU MEMBUNUH BURUNG MILIK KAKEK LAGI?!" Siwon dengan kasar menarik tangan anak kecil yang baru berusia sepuluh tahun itu.

Jaemin memegang gunting yang berdarah di tangan nya, dia baru saja memutuskan kepala di leher burung itu dengan cara menggunting nya. "Burung kakek berisik!!"

"Nana cuman mau tidur dengan tenang tanpa suara itu aja kok hehe" ia tersenyum dengan lebarnya.

"Dasar bocah gila! Burung itu sangat mahal! Bahkan kakek membelinya langsung dari Amerika"

Mendengar kakek nya berceloteh seperti itu hanya mampu membuat Jaemin menguap dengan balas, kemudian menimpalinya dengan candaan. "haha, padahal kakek juga punya burung yang lebih mahal kalau sampai aku memutusnya langsung dengan gunting ini. Itu jauh lebih berharga loh kek" Jaemin menunjuk selangkangan Siwon.

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang