16

13.2K 978 45
                                    

Pertama Mark pergi untuk mengantar Renjun yang rumah nya terletak paling jauh, kemudian Jaemin. Dan terakhir, ia akan mengantarkan pemuda manis yang kini tengah duduk sambil menunduk itu.  Tangan nya sibuk memilin baju seragam nya, Mark secanggung ini berdua dengan bocah SMA. 

Dia berdehem pelan.  "Ehem, mau mampir cari makan dulu?" Tanya nya. 

Haechan yang sejak tadi menunduk menoleh ke arah pria di sampingnya.  "Memangnya tidak masalah?"

Mark terkekeh sembari menggeleng kecil. "Sama sekali tidak.  Kau suka makanan apa?"

Pemuda manis itu menimang-nimang kemudian berseru antusias.  "Aku suka makanan pedas yang berkuah, seperti ramen? Cuaca dingin seperti saat ini, rasanya akan nikmat jika kita memakan itu" Katanya. Mark setuju dengan ucapan Haechan.

Mereka berdua mampir terlebih dahulu di salah satu kedai ramen pinggir jalan, suasana nya cukup ramai.  Memang selalu banyak pelanggan yang datang kesini. Keduanya memesan makanan yang sama minuman mereka pun sama. 

Haechan tersenyum lebar melihat ramen di depannya.  "Ahhh pasti ini sangat enak!" Katanya kegirangan.  Kapan-kapan lagi dia akan di makan bersama pria tampan seperti orang ini. 

"Ambil telur punyaku" Mark memindahkan telur rebus di mangkuk nya kedalam mangkuk milik Haechan. 

"Om tidak menyukai nya?" Tanyanya yang di balas anggukan oleh Mark Lee.  Keduanya mengobrol tentang beberapa hal sampai mereka tidak sadar bahwa hari sudah larut.  Haechan di antar ke rumahnya, mark juga tidak menyia-nyiakan kesempatan nya untuk bertukar nomor ponsel dengan si manis. 

"Terimakasih sudah mengantarku pulang" Haechan tersenyum manis. Membuat Mark harus menahan kegemasan nya sendiri.

"Iya, terimakasih juga karna mau makan bersama ku"

"Uhm hehe, kalau gitu aku masuk dulu ya om"

Mark mengangguk, membiarkan Haechan masuk kedalam rumah nya.  Setelah memastikan Haechan benar-benar masuk, barulah dia pergi dengan mobil mewah nya. 

Di sepanjang jalan Mark tidak bisa untuk sekedar berhenti tersenyum.  Oh ayo lah, Haechan sangat menggemaskan. "Pantas saja Jeno tidak mau berhubungan dengan wanita, rupanya Jaemin dan teman-teman nya memang semanis itu" Ia terkekeh.

-

-

-

Suara air di kamar mandi sudah Jaemin matikan setelah ia selesai mandi sore ini.  Dia keluar mengenakan bathrobe berwarna pastel sepaha nya.  Baru saja Jaemin keluar dari kamar mandi, dia sudah di suguhi dengan raut wajah Lee Jeno yang menatap ke arah nya.  "Eh.. Sejak kapan un— Jeno ada disini?"

Pria itu malah menarik tangan nya dan membawa Jaemin agar duduk di pangkuan nya.  Jaemin meneguk ludahnya kasar melihat Jeno yang saat ini hanya memakai kaos oblong warna hitam dan juga  celana hitam selutut.  Oh, itu membuat Jaemin semakin terpesona dan menolak bahwa Jeno sepuluh tahun lebih tua dari nya. 

"Nen" Pinta Jeno dengan muka melas.  Jaemin terkikik geli.  Mengalungkan tangan nya di leher sang dominan. 

"Kalo nana menolak, gimana?"

Jeno diam sebentar, menelusup kan kepalanya ke dalam perpotongan leher submisiv nya.  "Aku memaksa"

Mengecup ringan permukaan halus kulit Jaemin.  Tangan Jeno juga tak mau diam, dia. Meremas kuat dua bongkahan sintal milik si manis, membuat Jaemin terpaksa melepas lenguhannya. Owh, bagaimana tidak?? Dia bahkan belum mengenakan dalaman apapun! Hanya terbalut bathrobe.

"Anhh~"

Tapi bathrobe nya sudah terlepas, Jeno tersenyum melihat dua puting Jaemin yang ternyata sudah mencuat ke atas.  "Katanya menolak, tapi ini apa?"

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang