Mau cepet" centang? Jangan lupa buat votment. Siders mending jauh", gasuka sama book nya tinggal out. Simple.
-
-
-
Na Jaemin, sebut saja dirinya sangat malas hari ini. Selain bergulung dengan selimut bulu di kamar Jeno. Sedangkan pria bertungkai jenjang itu sudah lebih dulu bangun, dan sekarang tengah membersihkan diri di kamar mandi.
Wajahnya di tekuk muram, merutuki dirinya sendiri. Kenapa kemarin sore Jaemin mengatakan itu semua, sekarang dirinya sangat malu di depan Jeno.
Menutupi seluruh tubuhnya, termasuk kepalanya dengan selimut. Jaemin meringkuk layaknya anak kucing yang kedinginan. Hey, bagaimana tidak?! Dari kemarin sore, sampai sekarang tubuhnya masih telanjang tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya.
Suara decitan pintu kamar mandi terdengar, Jaemin menarik napasnya sedalam mungkin. Merasakan tangan Jeno yang mulai menyentuh area pinggang nya. Membalikkan tubuh kecil itu perlahan. "Bangun sayang, tidak ingin pergi sekolah, hm?"
Jaemin menggeleng ribut, ketika Jeno menarik selimutnya. Di lihatnya Lee Jeno sudah dengan pakaian rapih nya. Sedangkan Jaemin, untuk berjalan saja susah!
"Haha so cute. Mau membolos?"
"Aku tidak bisa jalan karenamu" cicit Jaemin. Sungguh. Dia sangat malu mengatakan itu. Terlebih atensi Jeno terus-menerus memperhatikan lekuk tubuh polosnya. Jangan lupakan ruam kemerahan dan keunguan di setiap kulit tubuhnya. Jaemin menyentak tangan Jeno yang hendak meraba tubuhnya. "J-jangan lakukan itu lagi"
"Kau menggodaku" lelaki bermarga Lee itu tertawa tanpa suara.
Mendengus sebal. Jaemin kembali menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "Aku diam sejak tadi!"
"Haha, begitu?"
"Hum ..." Mengulum bibir bawahnya yang mendadak kering. Di lihatnya Jeno tengah memasang jam di pergelangan tangan nya. Jaemin mengubah posisi nya menjadi duduk dengan susah payah. Bokong nya . . Hah, sudah lah. Ini ngilu..
"Aku mau ikut",
"Kemana?" Potong Jeno dengan alis yang bertemu samar.
"K-kantor. Aku mau ikut sama uncle"
"Jeno" tegur nya dengan suara datar. Jaemin terdiam, menggigit bibir bawahnya sedikit keras.
Memanggilnya dengan nama asli, membuat Jaemin sedikit agak ... Aneh? "J-jeno?" Ia mendongak ke arah lelaki yang tengah tersenyum padanya. "Aku mau ikut"
"Baiklah. Aku akan menunggumu di bawah, jadi cepat bersiap"
Manik rusanya melebar sempurna. Jaemin kembali menggelengkan kepalanya ribut, menahan tangan Jeno cepat.. "aku butuh sedikit bantuan" katanya agak malu.
Jeno tersenyum penuh kemenangan. Menyibakkan selimut yang sedari tadi menghalangi tubuh polos submisif nya. Mengangkat tubuh Jaemin tanpa beban, lalu membawanya kedalam kamar mandi. Tidak kok. Jeno tidak akan macam-macam, hanya sedikit main-main saja.
Bukan masalah besar kan?
"LEE JENO!! JANGAN SENTUH ITU LAGI!!"
"haha, tangan ku nakal"
—
Kali ini mereka akan pergi ke kantor bersama. Beberapa orang menatap aneh ke arah keduanya, lebih tepatnya mereka bingung dengan perbuatan atasan mereka yang menggendong seorang siswa SMA kedalam kantor.
Jaemin menyembunyikan wajahnya pada bidang dada milik sang dominan. Mengeratkan pegangannya di leher Jeno. Apalagi dengan beberapa karyawan yang menyapa Jeno. Hah, Jaemin benar-benar mengambil keputusan yang salah!
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Petrictor - nomin
Novela JuvenilJaemin itu ponakan Jeno, iya ponakan yang Jeno angkut dari jalanan dan otw menuju pelaminan. Tentang Jaemin yang memiliki gangguan kesehatan mental, bocah itu selalu bertingkah selayaknya anak kecil seperti usianya, namun ada sisi gelap yang Jaemin...