Ekhem votment dulu.
-
-
Jaemin pikir paman nya akan melakukan hal macam-macam, ternyata tidak. Ya walaupun sekarang tubuh mereka sama-sama telanjang dan berada di dalam bath yang sama.
Bersandar pada bidang dada milik paman nya, Jeno membantu Jaemin untuk menuangkan shampo pada rambut nya yang sudah basah terlebih dahulu. Sejak tadi, tidak ada henti-henti nya pemuda kelinci itu merapalkan doa. Berharap tidak terjadi apa-apa setelah ini.
Wajahnya merona, seperti kepiting rebus sejak berada dalam gendongan sang paman yang membawanya kedalam kamar mandi.
"Kedinginan bunny?" suara rendah milik pria dewasa di belakangnya membuat Jaemin tertegun, lantas ia hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon. Memainkan jari jemarinya di dalam genangan air sabun.
Oh tuhan, milik uncle mengganjal di belakang!
Jaemin pernah berpikir untuk melayangkan tinju pada wajah tampan pria di belakangnya, tapi tidak tega melihat jasa pria itu kepadanya. Yasudah, Jaemin pasrah saja.
"Mau bermain sebentar?" pria itu berbisik lembut, membuat bulu kuduk Jaemin merinding. Jantungnya berdebar tidak karuan.
"M-main? Ap —ahh!" pekiknya.
Netra coklatnya mengkilat tajam melihat bulan sabit di depannya. "Uncle!! Jangan mainin itu!"
"Gemas, mana bisa tidak?" Jeno terkekeh. Memeluk tubuh Jaemin dari belakang sembari memainkan kedua nipple merah muda milik si manis. Jeno terkekeh geli merasakan tekstur kenyal yang selalu ia idamkan sejak dulu.
Mendaratkan dagu pada bahu sempit milik si manis. Menatap betapa indahnya mata terpejam itu. Jaemin menahan nya.
"Hey, keluarkan. Uncle ingin dengar" bisik Jeno, mengecup daun telinga Jaemin.
Wajahnya merah padam. Menggigit daging dalam pipi nya. Sialan, ini bukan kali pertama Jeno memainkan nipplenya. Saat itu ... Saat ia masih berusia 12 tahun, Jeno pernah menyusu di nipple nya!! Tentunya sebelum Jaemin di kirim ke luar negeri.
Bagaimana Jaemin bisa lupa?!
"Eunhhh . . uncle . ."
"Panggil namaku saja" ujar Jeno, tangan nya masih memilin kedua nipple milik si manis, sambil sesekali mencubitnya gemas.
"Hngghh j — jenoohh"
"Yeah baby"
Tangan itu gencar merayap ke segala sisi, hahh Lee Jeno sialan. Jaemin lemah di perlakukan seperti ini. Kedua nipple nya sudah mencuat dan terlihat menggoda untuk tidak di hisap. Dengan begitu, Jeno menarik Jaemin untuk duduk menghadapnya. Membiarkan Jaemin lebih tinggi darinya.
"M-mesum!" pekik Jaemin malu, melihat wajah Jeno yang seakan kelaparan melihat tonjolan di dadanya. Pria itu tertawa samar.
"Sepertinya ini ulahmu"
"Hahh . . jjenn" meremat rambut belakang Jeno, pria itu meraup nipple kiri nya seperti anak bayi yang sangat kehausan. Menjilat, sesekali Jeno juga menggigitnya.
Matanya terpejam, menerima perlakuan seperti itu dari uncle nya. "mmmhhh hahh"
Setelah puas bermain dengan nipple Jaemin, Jeno menyudahinya karena merasa tubuh Jaemin semakin dingin walaupun berendam di air hangat. Mengecup dagu Jaemin sekilas. "Bersihkan dirimu, setelah itu kita akan makan di luar"
Jaemin mengangguk lesu. "Hum baiklah" Jeno kembali menggendongnya untuk keluar dari bath, Jaemin tidak peduli. Dia memerhatikan kedua nipplenya yang bengkak?

KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Petrictor - nomin
Fiksi RemajaJaemin itu ponakan Jeno, iya ponakan yang Jeno angkut dari jalanan dan otw menuju pelaminan. Tentang Jaemin yang memiliki gangguan kesehatan mental, bocah itu selalu bertingkah selayaknya anak kecil seperti usianya, namun ada sisi gelap yang Jaemin...