39

4.5K 411 15
                                    

Sedari tadi Jaemin hanya bergulung dengan bantal sofa yang menemani tidurnya, sebenarnya Jeno menyuruhnya untuk pulang saja tapi Jaemin menolak dengan alasan ia ingin pulang bersama Jeno. Belum lagi kedatangan Yiren yang berkali-kali masuk kedalam ruangan Jeno, membuat si manis mendengus kesal akan hal itu.

Saat ini Jaemin baru saja masuk kedalam toilet, selesai dari sana Yiren tiba-tiba menyeretnya dengan sangat kasar menuju tangga darurat.

Jaemin menggerutu pelan sampai Yiren menyentak tangannya dengan kasar.

"Duhh, akittt." Jaemin mempoutkan bibirnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Yiren merotasikan bola matanya malas, dia bersedekap dada di depan Jaemin. Memerhatikan nya dari ujung kaki hingga ujung kepala, kemudian mendengus. "Di lihat dari manapun bocah tetaplah bocah." Desisnya.

"Maksudmu?" Jaemin memegangi dadanya. "Hatiku sakit mendengarnya Nuna."

"Ck, kau melakukan apa sampai Pak Jeno menikahimu hah? Lacur."

Jaemin diam saja.

Tawa Yiren terdengar sinis, "haha, jangan bilang karna keluarga Pak Jeno yang menyuruhnya menikahimu dengan paksaan."

Tangannya mencengkram pelan dagu Jaemin, menatap yang lebih muda dengan penuh intimidasi sambil menampilkan senyuman yang tentu saja guna nya untuk meremehkan Jaemin yang sejak tadi tak bergeming dan menatapnya dengan wajah polos itu. "Ingat ya kecil, aku bisa merebut Pak Jeno mu itu dengan sangat mudah."

"Oh iya ya?" Manik rusa nya membulat, dengan mulut yang ikut membulat juga. Jaemin pegang lengan wanita yang masih mencengkram dagunya itu, hal yang mudah untuknya segera menepis lengan Yiren di dagunya.

Ia balik mencengkram lengan wanita itu, Jaemin memiringkan kepalanya. "Temui aku jam delapan malam nanti, di distrik Gangnam." Kata Jaemin.

Yiren yang melihat aura mencekam di sekitar Jaemin hanya terdiam membeku, membiarkan Jaemin pergi begitu saja dari hadapannya. "Ada apa dengannya?"

"CK, dasar bocah!" Yiren mengumpat karena baru sadar kalau barusan dia hampir ketakutan dengan ajakan Jaemin yang mengajaknya untuk bertemu malam nanti. "Bukannya ini kesempatan yang bagus?"

-

Jaemin tetaplah Jaemin, dia seharian penuh merajuk seperti anak kecil. Bujukan Jeno hanya di anggap angin lalu oleh anak itu. Dia kesal dengan Jeno yang malah pergi makan siang bersama client dan tentu saja bersama Yiren. Makan di restoran, sedangkan dia hanya makan sendirian di rumah dengan sebungkus ramen yang ia colong dari dalam lemari.

"Sayang, aku kan ada meeting tadi. Jadi sekalian makan diluar bersama client ku."

"Mutang miting mutang miting, bacot!" Sarkasnya.

Jeno membelalak mendengar ucapannya. Di tatapnya wajah itu lekat-lekat sebelum akhirnya Jaemin balas menatap Jeno sengit. "Kenapa sih cari sekretaris harus perempuan? Kan laki-laki juga bisa!"

Ia pijat pelipisnya yang terasa berdenyut. "Jadi kamu cemburu?"

"Nggak!" Sentak si manis sebal.

"Kamu cemburu sama sekretaris baru aku yang namanya Yiren itu?"

"CK." Jaemin berdecak. Berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Jeno sendirian di ruang tengah. Jaemin masuk kedalam kamarnya dengan langkah kaki yang berdentum-dentum.

Memangnya istri mana yang terima kalau ada seseorang yang ingin mengusik rumah tangga nya? Apalagi merebut suaminya. Dan hal itu di katakan di depan nya langsung!

Ia pandangi langit-langit kamar, sebelum langit-langit kamar itu berubah menjadi wajah Jeno yang ternyata sekarang tengah mengukungnya. Jaemin mengumpat kesal, dia palingkan wajahnya ke arah lain membuat Jeno gemas sendiri. "Sayang..." Panggil Jeno dengan suara rendah yang membuat bulu kuduk Jaemin meremang.

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang