11

15.9K 1.2K 48
                                    

Jaemin yang bosan sengaja mengajak uncle nya pergi keluar. Pergi ke mall lebih tepatnya, Jaemin ingin membeli sesuatu untuk keperluan sekolahnya. Jaemin mau membeli buku journal, sketchbook baru, dan buku komik.

"Jangan pakai itu!" sentak Jaemin cemberut, melihat Jeno yang akan pergi dengan setelan dewasa. "Kan aku udah bilang, uncle pakai kemeja sama celana denim aja. Biar keliatan lebih cocok, terus Nana juga nggak mau kalau di kiranya anak sekolah yang menye menye ke yang lebih tua"

Sontak Jeno tergelak mendapati celotehan lucu yang meluncur dari bibir cantik itu. Jeno mengusak rambutnya. "Tunggu sebentar"

Jeno kembali ke kamarnya, mencari baju lama Jeno saat kuliah. Seperti kemeja kotak-kotak bewarna biru hitam, dan juga celana jeans hitam dengan model robek-robek di bagian lututnya. Jeno memandangi dirinya dari pantulan cermin.

Tidak seburuk itu. Walaupun usianya sudah menginjak 26 tahun, Jeno lebih terlihat seperti mahasiswa dengan umur 20 tahunan.

Ia lekas membawa langkahnya menghampiri Jaemin. Terlihat binar di kedua netra coklat miliknya, Jaemin memekik riang. "KAN BENAR, UNCLE COCOK KALAU MEMAKAI KEMEJA!" ia berseru heboh sembari memeluk Jeno erat.

"Ada-ada saja bayi kecil ini. Jadi pergi sekarang?"

"Uhm!!" ia mengangguk ribut.

Mobil yang di kendarai Jeno membawa mereka pergi menuju mall pusat kota Seoul. Banyak muda mudi yang meluangkan waktu untuk sekedar berjalan-jalan di sekitar mall.

Jaemin menatap iri pada banyak pasangan itu. Lalu dia melirik ke arah Jeno yang kedua manik kembarnya bersembunyi di balik kacamata hitam yang bertengger apik pada hidung mancungnya.

"Kenapa bunny?" tanya Jeno.

Ia menggeleng pelan. "Aku mau punya pacar"

"Hm?"

Alis Jeno bertemu samar, mengundang dirinya untuk menggengam tangan si manis. Ia menggandengnya untuk jalan beriringan. "Pacarmu ada disini" pungkas Jeno.

Jaemin mendongak untuk menatap yang lebih tinggi darinya itu. "Mana??"

"Aku"

*blush

Jaemin merona, wajahnya merah padam. Lalu dia berdecak sebal tanpa melepas genggaman tangan di antara keduanya. "Memangnya mau jadi pacarku?"

"Tentu"

Yang lebih muda memberengut kesal, menatap lekat pada dua manik kembar yang bersembunyi di balik kacamata hitam itu. "Uncle jangan bercanda!"

"Kalau yang ku katakan itu serius, bagaimana bunny?"

"Eh?"

Jeno terkekeh melihat wajah polos Jaemin yang kebingungan karenanya. Melepas kacamata yang sejak tadi menjadi aksesoris nya. "Bercanda bunny, kau pasti menolakku haha"

Perkataan Jeno membuat Jaemin semakin diam. Dia menghela napas pelan. "Aku pikir tadi itu serius" kata yang lebih muda sebelum berjalan mendahului Jeno yang mematung di tempatnya.

Jeno menyukai Jaemin, entah apa yang di rasakan oleh pemuda kelinci itu terhadapnya. Sama-sama saling menyayangi, atau hanya sekedar menghormati karena Jeno lah Jaemin bisa hidup enak hingga sekarang.

Dua orang berbeda itu hanya bisa menghela napas dan abai akan keheningan yang menyelimuti keduanya kini. Jaemin yang fokus memilih peralatan sekolahnya, dan Jeno yang senantiasa mengekori kemanapun Jaemin membawa langkahnya.

Sebaliknya, Jaemin sendiripun tidak tau dengan sikap Jeno yang akhir-akhir ini terus menempelinya. Mereka selalu membagi ranjang dan kehangatan pada malam hari. Melakukan hal tak wajar seperti mandi bersama, Jeno yang menyusu—err lupakan. Jaemin dan Jeno yang selalu melakukan cuddle sebelum tidur, dan ciuman..

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang