Kring kring...
Semua siswa bergerombol keluar kelas mereka, karena bel istirahat telah berbunyi. Begitu juga dengan Jaemin dan Haechan yang masih menunggu kedatangan teman yang satunya lagi. Renjun.
"Nah itu dia!" Haechan berseru sambil berkacak pinggang. "Lama sekali, cacing di perutku sudah berdemo" celetuk anak tembam itu sambil mengapit tangan Renjun dan Jaemin.
Yang di perlakukan seperti itu hanya bisa pasrah sambil balik mengomel. "Aku harus pergi ke ruang guru dulu sebentar tadi, memberikan data absenan siswa bulan ini." Renjun menimpali dengan cemberut.
Jaemin berjalan dengan tenang sampai kedalam kantin mereka duduk bertiga dan mulai mengantri untuk mengambil makanan.
"Nana kau mau udang?"
Jaemin menggeleng. "Tidak untuk kali ini Chan, aku ambil sayuran saja"
"Diet??" Tanya nya. Jaemin kembali menggeleng. Saat ketiganya hendak kembali menuju meja, Minhee yang tengah duduk di salah satu meja menelonjorkan kaki nya, membuat Jaemin tersandung karena kurang hati-hati, makanan miliknya berhamburan di lantai.
Anak itu mengernyit keheranan, menoleh ke arah Minhee yang hanya terkikik geli bersama teman nya yang lain. Seungmin dan juga Felix.
"Yakkk!! Kau sengaja?!" Renjun naik pitam. Haechan membantu Jaemin untuk berdiri.
"Nana gapapa?"
"Gapapa" jawab Jaemin.
"Heh dia aja yang kurang hati-hati!" Minhee berdiri dari duduknya.
"Kau yang sengaja menyandung Jaemin!" Renjun menatap nyalang laki-laki submisiv di depannya. Banyak orang yang sekarang menjadikan mereka sebagai tontonan gratis di kantin saat itu.
Jaemin membersihkan bajunya yang kotor akibat kuah sop yang di bawanya. "Njun tidak apa"
"Apanya?! Dia sengaja! Aku melihatnya Na!"
Minhee tersenyum penuh kemenangan. Jaemin menghembuskan napasnya kasar lalu menarik tangan Renjun untuk berdiri di samping Haechan. Dia selangkah lebih maju ke depan Minhee, mengambil garpu spageti yang sempat di gunakan oleh Minhee. Jaemin menjilat sisa saus nya lalu menunjuk tepat di depan bola mata Minhee. "Bocah" katanya begitu datar.
Napasnya tercekat. Minhee kembali mengingat kejadian dimana Jaemin berlumuran darah anak anjing miliknya. Lalu hal di luar akal sehat lainnya. Dia salah karena melakukan hal ini. Orang-orang yang menyaksikan itu juga terkejut sampai-sampai Jaemin di tarik oleh guru olahraga yang kebetulan tengah berada disana. Takut terjadi hal yang tidak di inginkan.
Haechan dan Renjun berlari mengekori Jaemin yang masih di tarik oleh guru olahraga mereka.
"Dia gila?!" Seungmin emosi.
"Dia memang gila" balas Minhee masih syok. Kalau saja guru itu terlambat mungkin dia akan kehilangan satu matanya.
-
"Aku tidak melakukan apa-apa, hanya membela diri. Apa itu salah, pak?" Jaemin berkata dengan tenang berbeda dengan kedua teman nya menunggu di luar sudah panik bukan main. Takut kalau teman nya itu di hukum.
"Lihat cara bicara anak ini!" Guru tersebut kesal. Dia mengambil buku presensi dan memukul kepala Jaemin sekuat tenaga. Anak itu tertunduk, mencerna apa yang baru saja terjadi.
Bukan kah ini kekerasan guru terhadap murid nya?
"Bagaimanapun kamu tidak boleh bersikap begitu! Kau bisa saja melukai teman satu angkatan mu!"
Jaemin menutup mulut, dia diam seribu bahasa membiarkan guru itu kembali memukul kepalanya. Beberapa umpatan ia dapatkan. "Padahal sepertinya kamu anak baik-baik, tapi ternyata kau lebih buruk dari siswa brandal yang suka membolos saat jam pelajaran!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Petrictor - nomin
Ficção AdolescenteJaemin itu ponakan Jeno, iya ponakan yang Jeno angkut dari jalanan dan otw menuju pelaminan. Tentang Jaemin yang memiliki gangguan kesehatan mental, bocah itu selalu bertingkah selayaknya anak kecil seperti usianya, namun ada sisi gelap yang Jaemin...