8

15.8K 1.4K 30
                                        

Yahhh kecowa, yg kemarin ngga tembus. Padahal yg baca lumayan, tpi yg vote setengah nya.

Sangat sangat kecowa.

Maaf kalo chap nya pendek !!

-

-

Pukul delapan pagi Jaemin bergegas menuju ke sekolah, di antar Lucas seperti biasanya. Namun pagi ini ada yang lain, Jaemin kembali terbangun dengan sosok Jeno yang tengah merengkuh tubuh nya.

Seharusnya Jaemin marah perihal uncle nya yang jarang mempunyai waktu akhir-akhir ini, namun melihat kondisinya yang kacau Jaemin mengurungkan niatnya.

Hari ini, Jeno tidak masuk kerja. Dia ambil cuti, badan nya merasa remuk. Alasan lainnya, untuk menemani si manis pemuda kelinci itu.

Jaemin menghampiri Haechan dan Renjun yang tengah berdebat sesuatu. Jaemin duduk di meja belakang Haechan.

"Tidak tidak! Yang ini lebih cocok untuk di gunakan Nana" seru Renjun sembari menunjuk pakaian casual berwarna crem.

Alis Jaemin menyatu. "Jaemin akan terlihat lebih bagus dengan pakaian warna gelap. Aku akan memilih ini" sedangkan Haechan menunjuk pakaian casual berwarna hitam. 

Jaemin berdiri dari bangku nya, mencondongkan tubuhnya ke arah depan untuk mengintip. "Yang ini bagus untuk ku" ia menunjuk pakaian yang sama dengan Haechan. Hal itu membuat si cantik Renjun memekik tidak terima.

"Yak!! Nana kau itu submisif, seharusnya memakai warna lebih terang dan soft" sanggah nya dengan raut wajah di tekuk sebal. Jaemin terkekeh.

"Memang nya kalian memilih pakaian untuk apa?" ia menimpali dan kembali mendudukkan tubuhnya pada bangku kayu.

"Kita akan pergi ke acara ulang tahun Jeon Minhee anak dari kelas bahasa. Dia mengundang seluruh angkatan dari berbagai jurusan loh. Kau ikut?"

Kening Jaemin berkerut samar. Mata rusa nya terlihat membola dua kali lipat dari boba eyes yang biasa ia tunjukkan. "J-jeon Minhee?"

"Iya" sahut kedua teman nya serempak.

Sepertinya Jaemin tidak asing dengan nama itu. Minhee, Jeon?

Apa Minhee yang itu(?)

Jaemin terdiam sembari menyumbat telinga nya dengan airpods, memutar lagu taun 2000 an, seperti tahun kelahirannya. Jaemin mengulum senyum samar.

Jika 'iya' mungkin Jaemin akan ikut berpesta malam nanti. "Baiklah aku akan ikut" final Jaemin dengan senyum lebar nya, tanpa kedua teman nya sadari senyuman di bibirnya berubah menjadi seringai tipis pada wajah cantik itu.

Bel masuk tengah berbunyi, Renjun sudah kembali ke kelas nya. Semua orang di kelas sibuk mempersiapkan penampilan mereka untuk malam nanti.

Oh, apa Jaemin juga perlu?

Berpenampilan seperti dewi yunani, atau iblis dari neraka?

Ia terkekeh tanpa suara. Dan mulai memperhatikan mata pelajaran hari ini.

-

-

-

Haechan dan Renjun kembali berkumpul pada club vokal suara. Ah, Jaemin menjadi merasa sendirian akhir-akhir ini. Bahkan di jam istirahatpun dia hanya menemukan Hyunjin yang dengan terang-terangan merangkul pundak nya.

Jaemin mendecih samar. "Hai cantik" sapa Hyunjin, bukan kepada Jaemin melainkan kepada siswi yang berlalu lalang di sekitar mereka.

Senyuman konyol itu lelaki memble ini pamerkan untuk menggoda korban nya. Jaemin berdecak, kali ini terdengar sangat jelas. "Kau ini, bisa tidak jangan merangkul ku?! Berat sialan!" umpat Jaemin kesal. Merapikan kerah seragam nya yang sedikit miring.

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang