10

15K 1.1K 4
                                    

Votment nya jangan lupa →_→

-

Rabu malam, di gedung yang lumayan besar pesta itu di adakan. Senyum sumringah terpancar dari wajah semua orang yang hadir pada acara ini. Termasuk bintang utama pada malam ini. Jeon Minhee.

Rambut putih dengan baju hitam dengan polet putih menghiasi tubuh ramping pemuda manis itu.

Di sampingnya berdiri dua teman terdekatnya. Lee Felix dan Kim Seungmin.

"Woww pesta ini sangat hebat Minhee, terlihat mewah sekali. Pasti Ayah mu mengeluarkan banyak uang untuk acara ulang tahun putra nya yang ke tujuh belas" seru Seungmin.

Minhee mengulas senyum. Dia patut bangga dan tinggi hati saat ini. Bagaimana tidak? Sehun mempersiapkan ini semua untuknya. "Haha tentu saja" pungkasnya sembari memamerkan senyum cantik nya.

Di sisi lain Jaemin tengah berdiri di antara Renjun, dan juga Haechan. Rambut agak panjang nya sengaja Jaemin sisir rapi kebelakang. Menampilkan dahi putih yang menambah pesona nya.

"Aku tidak pernah datang ke pesta ulang tahun seperti ini" seru Renjun terheran.

Haechan berdesis sembari memakan cake miliknya. "Ya, nora. Ini mirip dengan acara pernikahan daripada pesta ulang tahun" ia menyahut dengan cuek.

Jaemin terkekeh menimpali. Atensinya masih menatap Jeon Minhee dari kejauhan. Jadi mereka satu sekolah sekarang.

"Na? Kau terlihat kurang sehat, kenapa melamun?" tegur Renjun. Yang di hadiahi gelengan dari Jaemin.

"Tidak kok" timpalnya.

Seluruh lampu di matikan, di gantikan dengan lampu malam yang kerlap kerlip dengan banyak warna. Seluruh atensi langsung teralihkan pada podium.

"Halo semua, terimakasih sudah datang ke acara yang ku adakan malam ini. Di ulang tahun ku yang ke tujuh belas ini aku berharap semua yang ku semoga kan bisa terjadi" Minhee berujar melalui mikropon yang ada di tangan nya.

Jaemin memutar bola matanya malas. "Oh ayolah aku tidak datang untuk mendengar pidato mu" desis Jaemin pelan.

Orang yang berdiri di podium mempersilahkan mereka untuk berada di lantai dansa. Semua orang bersorak riang dan mulai memilih pasangan mereka masing-masing.

Jaemin tersentak kala sebuah tangan menarik nya untuk bergabung di lantai dansa.

"Hwang! Aku tidak mau menari" desis Jaemin. Yang di dapat hanya senyum konyol dari pemilik bibir tebal itu.

Haechan dan Renjun sudah tidak kelihatan, sekarang Jaemin berada di tengah-tengah kerumunan banyak orang.

Tidak, Jaemin tidak bisa lari saat ini. Menari mengikuti irama lagu, sesekali Hyunjin memeluk pinggang nya.

"Dasar pencari kesempatan" umpat pemuda kelinci itu, menatap Hyunjin dengan sinis.

"Hehe"

Begitulah Hyunjin. Si konyol berbibir tebal yang sangat menyebalkan. Ia menarik pinggang Jaemin untuk mempersempit jarak di antara mereka, menghembuskan napasnya tepat pada ceruk leher Jaemin.

Sedangkan yang Jaemin lakukan adalah memperhatikan dua orang tua yang tengah berdiri di podium. Jeon Sehun dan Jeon Luhan. Kedua orang tua Minhee. Sekaligus saudara dari Ayah nya.

Paman, kau terlihat sangat bahagia. Padahal disini. Aku kehilangan kedua orang tua ku gara-gara kalian.

Chup~

Jaemin tersentak. Yang barusan Hyunjin lakukan adalah menciumnya.

"Brengsek!" sentak Jaemin seraya melepaskan rangkulan tangan Hyunjin dari pinggang nya. "Kau menyebalkan Hyunjin" matanya menyalang.

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang