13

16.3K 1.1K 17
                                        

Lain kali Jaemin akan menyuruh Jeno untuk bermain dengan tempo lamban. Jika melakukan sex sangat menyiksa dirinya. Jaemin berjalan susah payah, bahkan sedari tadi tatapan siswa lain menatap ke arahnya dengan pandangan aneh dan bingung.

Jaemin menarik napasnya panjang. Berdiri di depan papan Mading untuk mengecek jadwal kegiatan sekolah. Benar, Minggu depan akan di adakan ujian sekolah. Huh, Jaemin harus lebih fokus dan mendapatkan juara pertama. Sesuai dengan list target nya.

Ia berbalik namun tubuh nya terhenyak saat melihat Hyunjin tengah berdiri di hadapannya. "K-kau!! Astaga, sudah ku peringatkan. Jangan muncul dengan wajah konyolmu!" Sentak Jaemin kesal.

Hyunjin tertawa tanpa suara, lalu memberikan sebuah foto keluarga milik Jeon Minhee. Jaemin tersenyum lebar melihat betapa bahagia nya Minhee di Poto itu. Juga poto paman nya Sehun dan sang istri Luhan. Oh Jaemin mendadak mual dengan Poto berikutnya.

Seorang ayah dan anak yang melakukan sex di belakang gedung aula pesta ulang tahun anak nya sendiri?

"Shit, aku mau muntah" kata Jaemin. Lalu memasukkan poto tersebut kedalam tas nya. "kau pandai menjadi mata-mata senior. Mau apa dariku?"

"Tubuh mu"

"Sinting" umpat yang lebih muda. Menggertakkan giginya pelan. "tidak mau, ganti"

Hyunjin mendesah kecewa. Baiklah, mungkin dia tidak akan macam-macam lagi dengan Jaemin karena tau anak itu sudah menjadi milik orang. Terlihat bagaimana beberapa ruam merah di leher Jaemin yang nampak jelas tercipta. "Berikan aku tiket konser, double tiket bioskop dan hehe"

"Apalagi? Kau itu matrelialistis ya?"

"Bercanda. Dua tiket konser, itu saja"

"Oke, sepakat"

Jaemin menjabat tangan Hyunjin. Ia tersenyum puas. Dia sudah memiliki satu senjata untuk menghancurkan keluarga licik itu.

Dan . . Jaemin ingin membalas dendam perihal kematian ayah dan ibu nya yang mengalami kecelakaan waktu itu. Ia berjalan menuju ke kelasnya, menghampiri Haechan yang sudah lebih dulu berada disana.

Renjun yang sengaja mampir melihat ada yang aneh dengan wajah Jaemin. Dia tersenyum sepanjang jalan, walaupun terlihat ia sesekali meringis sakit. "Dapat lotre?" Tanya lelaki Tionghoa itu.

Ia menggeleng lalu memeluk erat tubuh keduanya. Oh tidak. Renjun benci skinship, sedangkan Haechan malah ikut mengeratkan pelukan nya.

"Yakkk!!! Lepasss aku kehabisan napas!!" Sungut Renjun emosi. Dia mendelik saat dua orang di hadapannya malah terkekeh geli melihat wajah Renjun yang merah padam.

"Sekarang coba ceritakan mengapa kau jadi begini huh?" Tanya Renjun, mata rubah nya memicing tajam. "Mana Na Jaemin yang selalu menampilkan wajah datar nya?"

Jaemin berdehem kecil, lalu kembali memeluk tubuh Haechan. Ingat. Hanya tubuh Haechan. "Uguguuu~ pergaulan ku kan bersama dua submisif cantik seperti kalian, jadi apa salah nya aku pamer senyuman ku yang menawan pada setiap dominan di luar sana?"

Dan.

Dukh.

"Awhhh" Jaemin meringis. Renjun menatapnya nyalang.

"Chan, kau ajari apa??"

Haechan menggeleng. "Aku tidak mengajarkan apapun!"

Jaemin tertawa pelan. Melepas kembali pelukannya. "aku mendapatkan sesuatu yang menarik"

"Huh apa?" Keduanya sontak bertanya.

"Aku terlalu jahat untuk menjadi teman kalian. Tapi . . Aku yakin kalian pasti mengerti ini" ia menjeda sedikit ucapannya sebelum kembali melanjutkan. Kelas masih kosong, hanya ada mereka bertiga di dalam sini.

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang