28

8.7K 793 24
                                    

Sadar engga sih, ini book udah mau tamat TT

Tetep vote terus ya! Koment nya juga banyakin, menurun banget akhir" ini. Jadi sad. Galau karna readers tidak bisa memberi bintang lima🤧🤧

Awokawok, Ngadi" emang.

-

Anak itu cemberut seraya melipat kedua tangan nya di depan dada, Jeno terkekeh melihat ekspresi Jaemin yang kesal padanya. Pipi tembam, hidung bangir, bibir yang mengerucut, serta mata bobo nya yang di naungi alis menukik itu benar-benar terlihat sangat menggemaskan di mata Jeno.

"Bagaimana?"

Jaemin kembali menoleh. "Apanya yang bagaimana?"

"Mau menikah dengan ku?"

"Hum... Tapi kan Nana masih kelas 10" die mendumel pelan.

Jeno tertawa tanpa mengeluarkan suara, sangat tampan! Kemudian mengusak kecil rambut Jaemin yang lembut seperti permen kapas itu. "Tak apa, kita akan menikah setelah kau lulus sekolah, right?"

"Benar???"

"Iya bunny" dia tersenyum, lalu merentangkan tangan nya kedepan Jaemin. "beri aku pelukan"

Ia tersenyum lebar lalu berhambur untuk memeluk Jeno, membenamkan wajahnya pada ceruk leher sang dominan. "Jangan terluka lagi, aku ngga mau melihatnya"

"Maaf"

Mengecup pucuk kepala anak itu penuh sayang. Pelukan mereka terlepas Jaemin jadi teringat kalau dia sudah membuat janji dengan Doyoung tadi. "Eh, aku harus pergi dulu"

"Mau kemana??"

"Aku harus menghampiri uncle Doyiiee untuk berdoa di bawah"

Jeno mengangguk. "Jangan lama-lama"

"Haha siap, dasar orang tua yang posesif" dia mencibir di depan Jeno walau begitu Jaemin malah memberi kecupan ringan di bibir pucat sang dominan. Jeno terkekeh pelan melihat kepergian anak itu yang kini sudah menghilang dari balik pintu ruang rawatnya.

"Gemas gemas gemas!"

Jaemin yang baru saja keluar dari ruangan Jeno bertemu langsung dengan Yangyang, anak itu tengah berjaga-jaga di depan ruang rawat Jeno yang berada tepat di depan ruang rawat Lucas. Tapi Lucas sepertinya sudah kelihatan baik, buktinya pria bongsor itu kini tengah duduk di depan ruang rawatnya sendiri.

"Woaaa Luke, kau sudah sembuh?"

"Iya, masih terasa agak nyilu. Tangan ku kebas"

"Hebat, kau benar-benar seperti kingkong! Kuat sekali!" Jaemin berlagak seperti orang yang tengah memamerkan kedua otot lengan nya. Lucas melengos malas.

"Orang tampan seperti ku di samakan dengan kingkong" gumam nya.

"Oh ya Jaemin, bagaimana keadaan Pak Jeno?" Itu Yangyang yang kali ini bersuara. Jaemin tersenyum lebar.

"Uncle sudah siuman! Oh sementara aku akan pergi sebentar, kalian masuk saja kedalam untuk melihat kondisi uncle sekaligus menjaga nya. Oke?"

Kedua orang itu mengangguk. Jaemin kemudian melanjutkan perjalanan nya ke lantai satu dengan menaiki lift.

-

"Terdakwa Jeon Sehun, kau akan di jatuhi hukuman mati malam hari ini. Ada pesan terakhir untuk di sampaikan?" Seorang polisi bertanya kepada Sehun yang terlihat sangat kacau dengan penampilan Kumal nya. Mereka terbatas dengan dinding kaca yang super tebal.

Sehun menarik napasnya sedalam mungkin. Benar, ini adalah akhirnya. Lalu bagaimana dengan keluarga nya? Sehun teringat dengan istri dan juga anak nya. Apa mereka bisa hidup tanpa dirinya?

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang