23

11.3K 1K 28
                                        

oke karena yang atas udah tembus, jadi aku langsung update. buat chapter ini, 200 vote aku update~

Bisa gak?? Wkwk

-

"Uncle Doyyie!" Suara cempreng anak itu terdengar merengek. Doyoung yang melihat penampilan Jaemin sebisa mungkin ia menahan suara tawa nya. Bagaimana tidak? Lihat saja hasil mahakarya yang baru saja dirinya ciptakan.

Pagi ini Jaemin meminta Doyoung agar memilihkan baju untuk kencan dadakan yang akan dirinya lakukan bersama Jeno. Tapi uncle nya yang satu ini malah mendandani Jaemin dengan kostum maid, dengan bando telinga yang menjadi aksesoris utama di kepalanya. Jaemin memegang ekor berbulu dengan warna putih itu, lalu mencebik sambil bersedekap dada.

"Yang benar saja!!" Ia menghentakkan kakinya. Doyoung tertawa lepas sampai membuat Jeno yang baru selesai bersiap menghampiri kamar anak itu.

"Hey apa yang sed—" mata elang nya membelalak sempurna melihat pemandangan indah di depan matanya. Kaos kaki sebatas lutut, paha terekspos, rok di atas paha, kostum maid, telinga kucing, dan ekor.

Jaemin ikut mengerjap, merapatkan kedua pahanya lalu menutupinya dengan kedua tangan. Doyoung memamerkan seringainya. "Bagaimana hidung besar, kau menyukai hasil karya ku bukan?" Seru Doyoung sambil menepuk bahu tegap adiknya.

Jeno menggeram rendah, dia ingin mencabik mulut besar itu, tapi di sisi lain Jeno perlu berterimakasih kepada Kakak nya karena telah membuat Jaemin menjadi sangat sexy hari ini. Tapi tetap saja, ini masih terlalu pagi untuknya ereksi, dan lagi hari ini mereka akan kencan di luar!

Bajingan kau Lee Doyoung!

Menarik napas sedalam mungkin. "Apa yang kau lakukan sih? Jaemin, cepat ganti bajumu sebelum jam makan kita terlewati" titah Jeno. Padahal dalam hati dia masih menginginkan Jaemin agar terus memakai kostum seperti itu.

Ahh, mungkin lain kali aku sendiri yang akan meminta nya.

"Uncle Doyy nakal!" Sentak Jaemin, cemberut. Mengambil kaos berwarna soft cream dan juga celana overall untuk menjadi pakaian nya kali ini.

Kedua paman nya itu kini menunggu di luar kamar, membiarkan Jaemin mempersiapkan dirinya. Balutan yang sangat sempurna di tambah Jaemin sedikit merias wajahnya dengan crim wajah dan juga liptint berwarna peach. Tidak terlalu tebal, itu sangat alami dan menambah kesan cantik baginya.

Setelah di rasa cukup, kemudian Jaemin keluar dari kamarnya dan menghampiri Jeno yang tengah mengobrol bersama Doyoung. Entah apa yang mereka bicarakan yang pasti Jaemin ingin cepat-cepat mencari makanan di luar sana, sambil menikmati hari membolos bersama uncle tersayang nya. Hehe.

"Ayoo!!" Seru nya, mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ia memamerkan senyum gigi kelincinya, Jeno terperangah untuk beberapa saat, begitupun dengan Doyoung.

Lelaki tinggi itu mengusap wajahnya. "Nana~ kenapa tidak kencan dengan uncle mu yang ini saja?" Doyoung tiba-tiba merangkul bahu anak itu, mengedipkan sebelah matanya.

Yang lebih muda mengerutkan kening keheranan. Dengan cepat Jeno menepis tangan Kakak nya dari bahu Jaemin, membawa si manis kedalam pelukannya. "jauh-jauh sana, virus!"

"Sialan! Kalau aku virus lalu kau apa hah?! Dasar wabah!" Umpat Doyoung tidak terima.

Jaemin menepuk keningnya pelan, selalu saja seperti ini. "Hihhh sudah, perut Nana sudah lapar tau!" Ia merengek sambil mengelus perutnya yang kelaperan. Jeno mengecup pipi gembul nya.

"Iya sayang, ayo. Tinggalkan saja si mulut besar ini, pengganggu" hardik Jeno di akhir kalimat sambil melayangkan tatapan tajam kepada saudaranya.

Doyoung mendengus sebal. Walau begitu dia tetap senang akhirnya adiknya itu bisa mengenal cinta, ya walaupun kepada bocah seperti Jaemin. Tapi tak apa, setidaknya dia mempunyai seseorang untuk dirinya lindungi selain keluarga nya sendiri.

Mereka mengunjungi tempat yang biasa anak muda sering kunjungi, sebagai tempat bersantai, tempat makan, juga tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama pasangan. Jeno membawa Jaemin pergi ke cafe, lebih tepatnya ini adalah saran Jaemin. Daripada makan di restoran mending di cafe. Katanya lebih irit dan lebih gaul.

Jaemin memakan sandwich nya dengan lahap, begitu pun Jeno. Makanan penutup mereka adalah puding mangga, sedangkan Jeno kopi hangat. Jaemin mencibir. "Orang tua" katanya.

Alis Jeno menyatu samar. "Maksudmu?"

"Jauh-jauh kesini cuman minum kopi, pahit" serunya. Jeno terkekeh.

"Aku menyukai kopi"

Jaemin mengambil cangkir kopi milik Jeno dan menukarkan nya dengan jus melon miliknya. "Cobalah yang manis, mengawali pagi hari dengan yang manis-manis bisa menambah semangat tau"

"Oh ya?" Sahut Jeno, atensinya menatap lurus, tepat pada manik rusa milik Jaemin. yang berhasil membuat lawan nya tersipu karena mendapat tatapan seperti itu.

"K-kenapa?"

"Sarapan yang manis-manis kan?" Tanya Jeno mengulangi ucapan yang baru saja di katakan Jaemin. Anak itu mengangguk kebingungan. "Kalau begitu, aku boleh memakan mu untuk menu sarapan yang masuk kedalam kategori makanan manis, iya sayang?"

Tidak. Pipinya merona, telinga nya memanas, tangan Jeno terus bergerak membelai permukaan kulit pipi nya. "T-tuh kan! Mesum!"

Jeno terkekeh lalu mengacak surai rambut Jaemin. "Iya aku mesum, sama kamu aja"

"Heummm" pipi nya menggembung kecil, kemudian menghela napas panjang. Jaemin mengatupkan bibirnya sebentar sebelum kembali membuka suaranya. "Uncle"

"Hm, ada apa?" Jeno mencicipi jus melon milik Jaemin.

"Sebentar lagi umurku tujuh belas tahun, aku mau hadiah darimu"

Jeno mengangguk, senyuman menyertai wajahnya. "Tentu, kamu mau hadiah apa?"

"Pernikahan"

"UHUKK!!" Jeno tersedak. Napasnya tercekat, menatap Jaemin tidak percaya.

Anak itu menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. "Aku rasa, uncle tidak benar-benar mencintaiku.." ia kembali mendongak, ekspresi terlihat sedikit muram. "Uncle suka wanita ya?? Aku kurang semok? Waktu itu kau bilang aku rata hiks" bibirnya mengerucut, wajahnya semakin merah akibat bulir mata yang mulai berjatuhan dari pelupuk nya.

Jeno menggeleng, menangkup wajah Jaemin dengan cepat. "Tidak. Ucapan ku waktu itu tidak benar. Kau sangat menggoda Jaemin, sungguh. Aku menyukaimu"

"Lalu kenapa tidak menikahi ku??" Gertaknya.

"Mau di nikahi?"

"Nggak, kecuali Jeno.. Nana mau"

"Astaga bocah" Jeno menjawil hidung bangir submisiv nya, kemudian keduanya terkekeh bersamaan. Jaemin pandai ekting rupanya. Tidak heran. "I love you Jaemin" bisik Jeno lalu mengecup pipi nya.

"Kyaaaa><" Jaemin memegangi kedua pipinya. "Jadi ini rasanya kencan?? Tidak salah aku menonton anime BL, ternyata kencan itu sangat romantis hehe" Jaemin nyengir kuda.

Jeno menghela napas panjang sambil mengamati kekasihnya.

"Cantik"

"Memang" jawab Jaemin pede.

-

Esoknya, tepat dimana acara jumpa pers perusahaan Sehun di adakan. Keluarga besar Lee itu juga di undang ke acara tersebut walaupun secara garis besar mereka adalah musuh bubuyutan.

"Kau yakin?" Tanya Jaehyun kepada anak bungsu nya.

Jeno mengangguk mantap. "Tapi kita harus tetap waspada, bisa jadi akan ada korban dalam acara ini"

Jaehyun menatap satu persatu keluarga nya yang tengah bersiap di ruang tengah. "Tidak ada yang perlu di cemaskan"

"Lucas" panggil Jeno. Lelaki bertubuh tinggi itu menghampiri atasan sekaligus teman nya itu.

"Ya pak"

"Kau sudah paham dengan yang ku katakan waktu itu bersama Mark kan?"

Lucas mengangguk mantap. "Tentu"

- tbc

[ ✔ ] Petrictor - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang