"Eunghh..."
"Annhh . . ngh mmhhh!!"
Bunyi decitan ranjang terdengar begitu mendominasi, di sertai dengan suara erangan yang keluar dari bilah bibir keduanya.
Jaemin memejamkan matanya rapat, bingung melanda isi kepalanya. Bagian bawahnya yang sakit seperti di tusuk benda tumpul dengan ukuran besar.
"Akhhh!!" pekiknya. Merasakan penis besar Jeno semakin menancap sempurna pada lubang berkerut miliknya.
Peluh membasahi keduanya, sesekali Jeno mengecup bibir delima yang terbuka tanpa suara itu. Di pandanginya wajah cantik Jaemin yang tengah memejamkan matanya, sangat sexy.
"Na ahh" erang Jeno, penis nya di jepit kuat oleh lubang Jaemin. "Sshhh bunny"
"J-jenn ohh!"
Jaemin menemukan titik ternikmatnya, dia melepaskan orgasme untuk yang kedua. Sedangkan Jeno masih belum satu pun. Meremat sprei kuat, Jeno mempercempat tempo nya membuat tubuh mungil itu sedikit terhentak. Atau bahkan nyaris bergelinjang hebat.
"Mphhh s-sakithh"
"Relax bunny" Jeno meredam suaranya di balik ceruk leher Jaemin.
Penis milik nya semakin menancap sempurna membelah lubang si manis. Jaemin mendesah ribut, rintihan kesakitan yang perlahan menjadi sebuah kenikmatan itu benar-benar membuat Jaemin melayang.
Dia tidak pernah mengira akan melepas masa lajang nya dengan Jeno, orang yang sejak dulu tinggal bersamanya. Orang yang ia anggap sebagai pelindungnya. Membuat isi kepalanya penuh dengan bayangan laki-laki dewasa yang telah menggagahinya.
"Ahh . . eurrrnhh" kakinya di tekuk kuat, melampiaskan rasa sakit dan nikmat sekaligus.
Geraman rendah milik pria bersurai hitam legam itu terdengar sangat intens, Jeno kembali menyentak miliknya menemukan titik nikmatnya didalam sana.
Jaemin kembali mendesah tidak karuan, menyerukan nama Jeno cukup keras. Pertanda bahwa dia juga akan sampai.
"Arrghh bunny!"
"eunghh hahh Jenohh"Penuh di dalam sana, Jaemin terkulai lemas di bawah kukungan Jeno. Menyentak penis itu agar sisa cairan kental miliknya semakin memenuhi ruang di dalam sana. Satu kecupan mendarat pada bibir delima yang sedikit terbuka milik Jaemin.
"Terimakasih sayang" bisik Jeno. Hendak melepaskan miliknya namun Jaemin segera menahan pergerakan nya.
"J-jangan dulu, punya ku masih sakit" pungkas yang lebih muda dengan suara paraunya. Jeno tersenyum menanggapi, menarik tubuh Jaemin dengan sigap merubah posisi mereka. Menjadi Jaemin yang berada di atas tubuhnya.
"Begini lebih baik, hm?"
Jaemin mengangguk, memeluk erat tubuh uncle nya. "Uhm"
Sudut bibirnya terangkat sempurna, mengusap punggung polos Jaemin yang tanpa busana. Oh, padahal ini masih sore, namun mereka baru saja melewati sesi panas yang mendebarkan.
Jeno tidak bohong dengan ucapannya, ini pun juga pengalaman pertama baginya. Menanam benih secara percuma pada tubuh mungil milik keponakan nya. Ah, memang anak ini keponakan nya?

KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Petrictor - nomin
Ficção AdolescenteJaemin itu ponakan Jeno, iya ponakan yang Jeno angkut dari jalanan dan otw menuju pelaminan. Tentang Jaemin yang memiliki gangguan kesehatan mental, bocah itu selalu bertingkah selayaknya anak kecil seperti usianya, namun ada sisi gelap yang Jaemin...