13. Unpredictable

595 58 9
                                    

Sisa air hujan deras yang mengguyur semalam masih terlihat pada daun-daun yang permukaannya basah. Meski semalam hujan, pagi ini cuacanya cukup cerah.

Meski sang mentari sudah mulai menampakkan sinarnya, dua insan yang semalam telah menghabiskan malam yang hangat bersama terlihat masih terlelap dalam tidurnya. Namun suara alarm dari jam weker yang terletak di atas nakas mengusik Seokjin. Namun ia terlalu malas untuk menghentikan bunyi alarm yang cukup berisik itu. Ia lebih memilih mengeratkan pelukannya pada wanita yang tidur dengan posisi membelakanginya.

Mereka berdua masih dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Hanya selimut yang menutupi keduanya.

Seokjin kembali terusik ketika jam weker itu berbunyi lagi. Dengan posisi tidurnya, ia mencoba meraih jam weker itu lalu mematikannya. Setelah itu, Seokjin mulai membuka matanya dan menatap punggung Jisoo yang membelakanginya. Ia tersenyum ketika mengingat kejadian semalam. Lalu ia mulai menciumi bahu Jisoo yang masih polos itu. Jisoo menggeliat ketika ia merasakan Seokjin menciumi bahu dan leher belakangnya.

"Jin.. Hentikan! Aku masih sangat mengantuk." Ucap Jisoo dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Seokjin tak menghiraukan larangan Jisoo. Ia masih saja asyik menciumi bahu Jisoo. Di sela-sela aktivitasnya itu, ponselnya berdering. Seokjin pun berdecak kesal karena aktivitasnya terganggu karena dering ponselnya. Dengan terpaksa ia meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau pada layarnya tanpa melihat siapa yang pagi-pagi begini menghubunginya.

"Halo." Jawab Seokjin dengan suara seraknya.

"Yaakk.. Dasar bocah tengik!! Kau ada dimana?" Teriak seorang pria dari seberang telpon.

Seokjin menjauhkan ponselnya dari telinga ketika teriakan kakeknya memekakkan telinganya.

"Harabeoji.. Ada apa kau menelponku pagi-pagi sekali?"

"Aku sudah berada di depan apartemenmu dari tadi. Memangnya kau tidak dengar suara bel pintunya berbunyi?"

"Maaf, Harabeoji.. aku sedang tidak di rumah."

"Memangnya kau kemana pagi-pagi begini?"

"Eumm.. Aku semalam minum cukup banyak. Jadi aku memutuskan untuk tidur di hotel." Ucap Seokjin berbohong pada kakeknya itu.

"Dasar!!! Nanti siang temui aku di rumah. Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Apa yang-"

Tutt.. tutt.. tutt..

Belum sempat Seokjin menyelesaikan pertanyaannya, kakeknya lebih dulu memutuskan sambungan teleponnya.

"Dasar.. Pria tua!" Umpat Seokjin setelah meletakkan kembali ponsel di atas nakas.

Seokjin kembali menatap ke arah Jisoo yang masih membelakanginya. Ia mencium kening Jisoo sebelum ia beranjak dari ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi.

***

Jisoo terbangun dari tidurnya ketika mencium aroma masakan dari dapur. Ia sudah bisa mengira bahwa Seokjin yang memasak. Ia mencuci muka dan menggosok giginya sebelum menyusul Seokjin ke dapur.

"Good morning.." Sapa Seokjin ketika menyadari bahwa Jisoo menyusulnya di dapur.

"Good morning.." Balas Jisoo. "Kau masak apa?"

"Aku membuat nasi goreng kimchi. Kau suka, kan?"

"Apapun yang kau masak aku sangat menyukainya."

My Ex and My Boss (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang