Esok hari Lisa dan Namjoon harus kembali ke Swiss. Dan kini Lisa, Namjoon, Jisoo, dan si kembar baru saja sampai di Seoul setelah naik kereta dari Ilsan. Si kembar ingin mengantar Lisa dan Namjoon ke bandara. Awalnya Jisoo menolak keinginan mereka karena tokonya sedang banyak pesanan. Namun setelah Ryujin dan Hyejin menangis, Jisoo tak punya pilihan lain selain memenuhi permintaan mereka. Karena Jisoo paling tidak ingin melihat kedua buah hatinya menangis.
Karena jadwal keberangkatan ke Swiss baru besok, mereka memutuskan untuk menginap di hotel yang letaknya dekat dengan bandara. Si kembar sangat senang, karena ini adalah pengalaman pertama mereka menginap di hotel berbintang.
Setelah seharian lelah karena bermain di kolam renang, Ryujin dan Hyejin tidur lebih awal. Biasanya jam malam mereka adalah jam sembilan, namun kini baru jam tujuh mereka sudah terlelap.
Setelah Jisoo memastikan bahwa si kembar sudah tidur dengan nyaman, pintu kamar hotelnya diketuk oleh seseorang. Kemudian ia membukakan pintu untuk tamunya.
"Hai.." Ternyata Seokjin yang datang.
Jisoo menggeser tubuhnya mempersilakan agar Seokjin bisa masuk ke dalam. "Mereka baru saja tidur. Kau datang terlambat."
"Maaf, pekerjaanku cukup banyak di kantor." Ucap Seokjin kecewa. Sebelumnya Seokjin kembali ke Seoul lebih dulu karena ada urusan mendadak di kantornya. "Tapi kurasa aku tidak terlambat jika aku ingin menemuimu."
"Apa maksudmu?" Sahut Jisoo.
"Jika Ryu dan Hye sudah tidur, itu artinya aku bisa berduaan dengan ibunya." Setelah berucap Seokjin mengedipkan sebelah matanya.
Jisoo berdecih. "Mwoya? Memangnya siapa yang ingin berduaan denganmu? Aku juga lelah. Aku ingin istirahat." Jisoo melewati Seokjin begitu saja. Namun baru tiga langkah, Seokjin menghentikan pergerakannya dengan menarik lengannya.
"Kau mau meninggalkan aku sendiri? Setidaknya temani aku sebentar saja, ya? Lagipula aku sudah jauh-jauh datang kesini." Seokjin berucap dengan wajah puppy eyes nya.
Bagi Jisoo, saat ini Seokjin terlihat menggemaskan sekali. Ia mengulum bibirnya menahan senyum yang hampir saja terbentuk dari bibirnya.
"Baiklah. Akan kutemani kau sebentar saja." Jawab Jisoo dengan wajah datar. Ia sangat pandai mengatur mimik wajahnya. "Setelah itu kau harus pulang, karena aku juga perlu istirahat."
Senyum mengembang dari bibir Seokjin. "Terima kasih."
Sejenak hening menyelimuti mereka berdua sebelum Seokjin bersuara.
"Jadi bagaimana?" Ucap Seokjin memecah keheningan.
"Apa?"
"Yang tempo hari, apa kau sudah memiliki jawabannya?"
"Jawaban apa?" Tanya Jisoo yang merasa bingung atas pertanyaan Seokjin.
Seokjin membuang nafasnya kasar karena Jisoo ternyata melupakannya. Tempo hari Seokjin sudah menyatakan perasaannya pada Jisoo, bahkan pria berbahu lebar itu juga sudah menyatakan keinginannya untuk kembali merajut kasih bersama Jisoo. Namun saat itu Jisoo meminta Seokjin untuk memberinya waktu. Satu minggu berlalu Seokjin kini menagih jawabannya pada Jisoo. Tapi sepertinya Jisoo belum juga memiliki jawabannya atau mungkin bahkan Jisoo sudah melupakannya.
Seokjin meraih tangan Jisoo untuk digenggam. "Haruskah aku mengulangi perkataanku tempo hari mengenai perasaanku?"
Jisoo menjadi salah tingkah dan menarik tangannya kembali. "Aku masih perlu waktu?"
Tatapan Seokjin pada Jisoo berubah sendu hingga membuat Jisoo menjadi tidak enak hati.
"Maafkan aku." Jisoo menundukkan kepalanya. "Aku masih belum siap untuk kembali menjalin hubungan denganmu. Tapi aku tidak keberatan jika kau ingin bertemu dengan Ryu dan Hye. Kau bebas menemui mereka kapan pun kau mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex and My Boss (Complete)
FanfictionCha Jisoo gadis yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan harus dihadapkan dengan kisah cinta segitiga. Dia harus memilih antara sang mantan dan sang bos. Kedua pria itu sama-sama berusaha untuk mendapatkan cinta seorang Cha Jisoo. Siapa di antar...