47. Call Me Appa

536 46 3
                                    

Air mata Jisoo sudah membuat basah pipinya setelah mendengar semua penjelasan dari Seokjin. Melihat itu, Seokjin kemudian beranjak dari duduknya dan membawa tubuh Jisoo ke dalam pelukannya. Tangis Jisoo semakin pecah ketika berada di pelukan mantan kekasihnya itu.

"Maafkan aku, Jisoo." Seokjin berucap sambil menepuk pelan punggung Jisoo mencoba menenangkan.

Setelah Jisoo sudah cukup tenang, Seokjin melepaskan pelukannya. Ia membuat jarak kemudian menangkup kedua pipi Jisoo sambil menghapus jejak air mata di pipi Jisoo dengan ibu jarinya.

Beberapa saat kemudian wajah Seokjin mendekat pada wajah Jisoo hendak mencium bibir wanita yang selalu ia cintai itu. Namun pergerakannya terhenti ketika Jisoo lebih dulu menahannya dengan sedikit mendorong dada Seokjin.

"Hentikan!" Ucap Jisoo. "Aku belum siap untuk itu."

Seokjin kembali memeluk Jisoo namun lebih erat dari pelukan yang pertama. "Setidaknya maafkan aku. Karena kecerobohanku, kau jadi merawat dan membesarkan anak-anak kita sendiri."

Sebelum datang menemui Jisoo, Seokjin lebih dulu menemui Jieun dan memintanya menceritakan tentang Jisoo. Awalnya Jieun sempat curiga padanya. Namun setelah Seokjin berkata bahwa ia adalah teman lama Jisoo, baru Jieun mau menceritakan tentang Jisoo yang ia tau. Dan dari situlah Seokjin baru mengetahui bahwa Ryujin dan Hyejin kembar. Sebelumnya ia pikir Ryujin dan Hyejin bukan anak kembar. Karena selain mereka berbeda gender, wajah mereka pun tidak memiliki kemiripan. Setelah ia amati wajah Ryujin lebih mirip dirinya dan Hyejin lebih mirip dengan Jisoo.

Jisoo melepas pelukannya. "Darimana kau tau jika Ryu dan Hye itu anak kita?"

"Jieun memberitahukannya padaku bahwa ayah kandung Ryujin dan Hyejin berada di Seoul. Karena kau belum menikah, jadi aku anggap bahwa ayah mereka adalah aku." Jawab Seokjin. "Aku sungguh senang saat mengetahui kau tidak jadi menggugurkan kandunganmu dulu. Tapi aku juga bersedih karena ternyata mereka tumbuh besar tanpa diriku di sampingnya. Aku sungguh sangat menyesal."

Mendengar ucapan Seokjin, Jisoo kembali menangis. Si kembar yang tumbuh besar tanpa sosok seorang ayah juga akibat dari keegoisannya. Jika saja dulu Jisoo mau menunggu sedikit lebih lama lagi pasti kedua buah hatinya akan bisa tumbuh bersama Seokjin sebagai ayah kandungnya.

"Hei, kenapa kau menangis lagi?" Seokjin menjadi bingung melihat Jisoo yang kembali menangis.

Sedetik kemudian pintu ruangan Jisoo terbuka dan muncul Ryujin dari balik pintu.

"Eomma.." Bocah itu berlari menghampiri ibunya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat ibunya menangis. "Eomma kenapa menangis?" Kemudian tatapan Ryujin beralih pada Seokjin dan ia memukul kaki Seokjin. "Paman Seokjin nakal! Paman sudah membuat Eomma menangis."

Ryujin ikut menangis setelahnya, kemudian Jisoo menggendong Ryujin mencoba menenangkan putranya.

"Sayang.. Paman Seokjin tidak nakal." Ucap Jisoo. "Mata Eomma kemasukan debu, jadi Paman Seokjin membantu mengeluarkan debunya. Jangan menangis lagi, ya!"

"Benarkah?" Ryujin menghapus jejak air mata di pipi gembulnya. "Maafkan Lyu, Paman. Tadi Lyu sudah memukul Paman."

Seokjin tersenyum kemudian mengelus kepala putranya. "Paman tidak apa-apa."

Paman?

Ada sedikit rasa kecewa dalam diri Seokjin ketika mendengar putranya sendiri memanggilnya paman. Namun di luar itu, Seokjin yang melihat Ryujin memukul dirinya ketika Jisoo menangis, membuatnya bangga pada putranya. Setidaknya Jisoo sudah mendidik putranya menjadi anak yang perhatian dan penyayang.

"Hyejin mana, sayang?" Tanya Jisoo yang menyadari bahwa putrinya tidak ikut masuk mengikuti Ryujin.

Belum Ryujin menjawab pertanyaan ibunya, Namjoon terlihat masuk ke dalam ruangannya menggendong Hyejin yang ternyata sedang tidur.

My Ex and My Boss (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang