46. The Truth

416 46 14
                                    

"Uncle Joon.." Ryujin dan Hyejin bersorak girang bersamaan ketika melihat Namjoon turun dari taksi di depan toko rotinya.

Mereka berdua berlari berlomba untuk menghampiri Namjoon. Namjoon pun berjongkok dan merentangkan kedua tangannya menyambut kedua keponakannya itu. Ia pun memeluk Ryujin dan Hyejin kemudian menggendong keduanya.

"Uhh, kalian semakin berat saja. Sebentar lagi uncle sudah tidak kuat menggendong kalian bersama."

"Kalau begitu gendong Hye saja." Sahut Hyejin.

"Tidak, gendong Lyu saja." Sahut Ryujin seperti tak ingin kalah.

Hyejin bertolak pinggang. "Kau ini Oppa seharusnya mengalah."

"Tidak mau!" Sahut Ryujin.

"Eyy.. Sudah. Kalian tidak boleh saling berebut." Sahut Lisa yang kemudian menuntun Namjoon untuk masuk ke dalam. "Uncle itu hanya milik Aunty."

"Tidak boleh!" Ryujin dan Hyejin bersamaan memeluk leher Namjoon seakan Namjoon hanya milik mereka.

Lisa mengerucutkan bibirnya seakan merajuk. Jisoo yang memperhatikan keempat orang itu lalu memanggil Rujin dan Hyejin agar turun dari gendongan Namjoon.

Jisoo, si kembar, Namjoon, dan Lisa duduk di meja yang letaknya dekat dengan jendela. Mereka terlihat berbincang dan terkadang tertawa dengan tingkah lucu si kembar.

"Jisoo.. Aku tadi bertemu Seokjin di hotel." Ucap Namjoon.

"Benarkah? Dia juga menginap disana?" Sahut Lisa.

"Dia pemilik hotel tempat kita menginap, sayang."

"Ah, benar." Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Dia punya hotel disini."

"Lalu.." Namjoon menjeda ucapannya yang membuat Lisa penasaran.

"Lalu apa, Oppa?" Ucap Lisa tak sabar menunggu kelanjutan apa yang akan dikatakan suaminya.

Namjoon beralih pada Jisoo. "Jisoo.. Apa kau tidak memberitahukan yang sebenarnya pada Seokjin? Tentang Ryu dan Hye?"

Jisoo hanya menggelengkan kepalanya.

"Eonni meminta kita untuk tidak mengatakan pada Seokjin tentang Ryu dan Hye, Oppa."

"Berapa banyak hal lagi yang kau rahasiakan dariku, Jisoo?" Suara Seokjin tiba-tiba terdengar yang membuat mereka tak terkecuali si kembar menoleh ke arah sumber suara.

"Seokjin.." Ucap Jisoo lirih.

Karena suasana menjadi tegang, Lisa dan Namjoon berinisiatif mengajak si kembar untuk jalan-jalan.

Kemudian Jisoo mengajak Seokjin untuk masuk ke dalam ruangan Jisoo agar pembicaraan mereka tidak didengar oleh pegawai yang bekerja di tokonya.

"Cepat katakan padaku semuanya!" Ucap Seokjin setelah Jisoo mempersilakannya duduk. "Jangan ada yang terlewat satu pun."

Jisoo bingung harus memulainya darimana. Ia tau ini akan terjadi. Seokjin cepat atau lambat pasti akan mengetahui yang sebenarnya.

"Aku.." Jisoo menjeda ucapannya lalu menatap Seokjin. "Lalu apa hubungannya jika aku menceritakan yang sebenarnya padamu? Kau bahkan lari dari tanggung jawabmu atas bayi yang dikandung Jennie waktu itu."

Seokjin membuat tubuhnya duduk dengan posisi lebih tegap. "Sepertinya kau salah paham."

Jisoo mengernyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"

"Aku bukannya lari dari tanggung jawab." Lanjut Seokjin. "Tapi itu memang bukan tanggung jawabku. Bayi yang dikandung Jennie waktu itu bukan anakku, Jisoo."

My Ex and My Boss (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang