Warning 🔞
Yang di bawah umur skip dulu ya di akhir chapter, cuma dikit kok..
Mohon bijak dalam memilih bacaan..Happy reading...
Kim Jisoo sedang merasakan harap-harap cemas di dalam kamar mandi. Sudah dua menit ia menunggu reaksi dari sebuah alat yang ia genggam. Dan benar saja, ketika alat itu menunjukkan dua garis merah, sebuah senyum terbit pada bibirnya.
Tak menungu lama, Jisoo langsung keluar dari kamar mandi menghampiri sang suami yang masih terlelap tidur.
"Oppa.. Bangun!" Jisoo menggoncang pelan bahu suaminya. "Aku ada kabar baik untukmu."
"Sayang.. Lima menit lagi." Gumam Seokjin dengan mata yang masih tertutup. "Aku masih sangat mengantuk." Kemudian ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Oppa.. Kau nanti akan menyesal jika tidak bangun sekarang!"
Gawat.. Jika Jisoo sudah berkata seperti itu, Seokjin pasti akan benar-benar menyesal jika tidak bangun sekarang. Karena ancaman Jisoo bukanlah gertakan sambal belaka.
Karena pernah beberapa waktu yang lalu Jisoo meminta Seokjin untuk segera pulang dari kantor. Seokjin tak mengindahkan permintaan istrinya itu. Padahal sebelumnya Jisoo sudah mengatakan bahwa Seokjin akan menyesal jika tidak pulang saat itu juga. Namun karena pekerjaannya masih menumpuk, Seokjin menunda kepulangannya dan lebih memilih lembur di kantornya. Alhasil saat ia sampai ke rumah pukul sepuluh malam, Seokjin sama sekali tak diijinkan masuk ke dalam kamar bahkan hanya sekedar mengganti pakaian.
Sejak saat itulah Seokjin pasti akan menuruti apapun kata Jisoo ketika istrinya itu sudah berucap 'kau pasti akan menyesal nanti'. Karena Seokjin tidak ingin kejadian waktu itu terulang lagi.
Seokjin pun segera memposisikan tubuhnya duduk. Tangannya mengucek kedua matanya agar bisa terbuka dengan sempurna.
"Sayang.. Ini masih jam enam." Protes Seokjin ketika melihat jam di atas nakas menunjuk pada pukul enam. Karena hari-hari biasanya, ia akan bangun pada pukul tujuh.
"Kau akan benar-benar menyesal jika tidak bangun." Sahut Jisoo
"Jika kau membangunkanku hanya karena hal sepele, aku akan menghukummu. Kau bersiaplah. Aku akan menghukummu nanti!"
Tanpa berucap lagi, Jisoo langsung menyodorkan kepada Seokjin sebuah alat tes pek yang ia gunakan tadi di kamar mandi. Seokjin pun menerimanya tanpa tau apa maksudnya.
"Apa ini?" Ucap Seokjin setelah menerima benda yang diberikan oleh istrinya.
"Coba tebak.."
"Sayang.. Ini masih pagi. Kenapa kau sudah menyuruhku untuk berpikir?"
Jisoo berdecak kesal. "Ckk.. Ini alat tes kehamilan, Oppa."
Seokjin langsung sumringah ketika mendengar tentang alat tes kehamilan. "Bagaimana hasilnya?"
"Kau bisa lihat sendiri hasilnya."
"Ayolah, sayang.. Jangan membuatku penasaran. Aku sama sekali tidak paham dengan alat ini. Jadi cepat katakan apa kau positif hamil?"
Jisoo sebelumnya sudah memberitahu kepada Seokjin bahwa ia telat datang bulan tiga minggu ini. Bahkan beberapa hari ini ia juga merasakan mual-mual di pagi hari. Karena itu, Jisoo berinisiatif untuk membeli alat tes kehamilan.
Jisoo kemudian mengangguk memberi respon atas pertanyaan dari sang suami.
Seokjin pun lantas berdiri dan langsung memeluk Jisoo. Ia sangat senang. Karena memang kehamilan Jisoo ini adalah hasil dari Seokjin membujuk Jisoo agar mau menambah satu anak lagi. Awalnya Jisoo menolaknya karena Ryujin dan Hyejin masih terlalu kecil untuk memiliki satu adik lagi. Namun setelah Hyejin ikut membujuknya, Jisoo pun akhirnya mau mengabulkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex and My Boss (Complete)
FanfictionCha Jisoo gadis yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan harus dihadapkan dengan kisah cinta segitiga. Dia harus memilih antara sang mantan dan sang bos. Kedua pria itu sama-sama berusaha untuk mendapatkan cinta seorang Cha Jisoo. Siapa di antar...