Extra Chapter I

630 45 2
                                    

Bunyi alarm dari sebuah jam weker menggema di sebuah kamar. Sang istri yang masih dengan mata tertutup mencoba untuk meraih jam weker yang ada di atas nakas dan mematikannya. Lima detik kemudian, Jisoo yang kini sudah bergelar menjadi Nyonya Lee semenjak dua bulan yang lalu memposisikan tubuhnya duduk dan melakukan peregangan otot ringan. Setelahnya ia mengikat seluruh rambutnya ke belakang dan melangkahkan kaki jenjangnya ke kamar mandi.

Setelah menikah, Seokjin mengajak istri dan kedua anaknya tinggal di Seoul. Bukannya apa-apa Seokjin hanya tidak mau menjalani long distance relationship dengan anak dan istrinya. Maka dari itu Seokjin memboyong istri dan anak-anaknya ke Seoul. Toko roti milik Jisoo kini ia serahkan sepenuhnya pada Eunseo dan Bibi Han.

Selang lima belas menit kemudian Jisoo yang sebelumnya mengenakan gaun tidur kini telah berganti dengan gaun rumahan.

Sebelum beranjak ke dapur, terlebih dulu ia menghampiri sang suami yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Oppa.. Bangun!" Jisoo menggoyang pelan bahu lebar milik suaminya. "Bangunlah, kau mandi dan aku akan membuat sarapan terlebih dulu."

"Hmm.." Hanya itu sahutan dari Seokjin.

Kemudian Jisoo keluar dari kamar dan menuju kamar si kembar untuk membangunkan mereka terlebih dulu. Setelah memastikan si kembar bangun dan menyuruh untuk mandi, Jisoo melangkahkan kakinya ke dapur membuat sarapan untuk ketiga orang terkasihnya.

Nyonya Lee sedang menyiapkan bahan-bahan sarapannya, kali ini ia memilih untuk membuat sarapan yang simple tapi mengenyangkan yaitu sandwich sayuran untuknya dan Seokjin sedangkan sandwich isi tuna untuk kedua buah hatinya.

Beberapa lembar roti telah selesai dipanggang. Kini Jisoo menyiapkan bahan pelengkap sebagai isi sandwichnya.

Saat Jisoo sedang menata isi sandwich di antara lembaran roti yang telah dipanggang, tiba-tiba saja sebuah tangan kekar melingkar di perutnya.

"Astaga.." Jisoo terkejut dengan kehadiran suaminya yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. "Oppa.. Kau mengagetkanku!"

Si pelaku hanya meringis sambil menumpukan dagunya pada bahu Jisoo sambil mengeratkan tangannya yang melingkar di perut istrinya dan kedua mata yang tertutup.

"Kenapa kau belum mandi?" Tanya Jisoo ketika ia menyadari bahwa suaminya masih mengenakan piyama bergambar alpaka itu.

"Sebentar lagi." Jawab Seokjin. "Aku masih ingin seperti ini sebentar saja."

Jisoo tersenyum dan melanjutkan acara membuat sarapannya.

"Sayang.." Suara lembut Seokjin memanggil Jisoo dengan mata yang sudah terbuka dan dagu yang masih setia bertumpu di bahu kanan istrinya. "Morning kiss, please!"

Jisoo menolehkan kepalanya ke kanan kemudian memberikan sebuah kecupan singkat pada bibir tebal milik Seokjin.

"Apa hanya itu?"

Jisoo mengernyitkan dahinya. "Memangnya apa lagi?"

Seokjin kemudian mengangkat dagunya dari bahu Jisoo dan membalikkan tubuh Jisoo hingga berhadapan dengannya. "Sebenarnya semalam aku sangat menginginkan dirimu. Tapi setelah pulang dari kantor dan melihatmu sudah terlelap, aku jadi mengurungkan niatku. Aku tidak tega membangunkanmu."

"Memangnya kau pulang jam berapa?" Tanya Jisoo. "Kenapa tidak membangunkanku saja?"

Seokjin menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tega membangunkanmu di jam dua pagi."

"Mwo?" Jisoo membelalakkan kedua bola matanya. "Kenapa kau bekerja sampai larut sekali?"

"Aku ingin segera membereskan pekerjaannku agar saat kita berlibur ke Swiss nanti kita bisa berlibur dengan tenang tanpa gangguan pekerjaanku."

My Ex and My Boss (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang