Setelah Eunseo membahas kontrak kerjasama dengan hotel tempat Jieun bekerja, toko milik Jisoo semakin ramai. Selain mendapat promosi gratis dari pihak hotel, sebagian besar dessert yang disuguhkan di restoran hotel itu resepnya berasal dari dapur milik toko roti Jisoo. Dari beberapa dessert western hingga tradisional semua resepnya Bibi Inha yang membuatnya.
"Eonni.. Sebentar lagi Lee Sajang tiba disini." Ucap Eunseo di sela-sela kegiatannya menghitung uang di meja kasir yang sudah masuk hari ini.
"Kenapa dia kesini di waktu anak-anak pulang sekolah?" Jisoo melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya. Benar saja tiga puluh menit lagi waktunya Jisoo menjemput Ryujin dan Hyejin.
"Biar aku saja yang menjemput mereka." Sahut Inha. "Aku juga harus belanja beberapa keperluan toko."
"Apa tidak merepotkan, Bi?" Tanya Jisoo tak enak hati. "Pasti Ryu dan Hye membuatmu repot saat berbelanja nanti."
Inha tersenyum. "Aku punya cara agar mereka bisa diam."
Memang Ryu dan Hye tipikal anak yang sangat aktif. Mereka tidak bisa diam bahkan hanya lima menit. Apalagi saat berbelanja di swalayan atau supermarket, mereka sangat senang bisa berlarian bebas karena tempatnya sangat luas. Tapi mereka akan diam jika dibelikan permen kapas atau es krim favorit mereka.
Selang lima belas menit kemudian, dua pria berpakaian rapi masuk ke dalam toko.
"Eonni.. Lee Sajang dan sekertarisnya sudah datang." Eunseo memanggil Jisoo di ruangannya setelah mempersilakan tamu mereka duduk.
"Baiklah, aku akan segera keluar."
Kemudian Jisoo menutup laptopnya dan mengambil ponselnya. Lalu ia keluar dari ruangannya menghampiri meja tempat tamunya duduk.
"Selamat siang, Tuan--"
Jisoo tak melanjutkan sapaannya ketika dua pria itu sama-sama menoleh ke arahnya. Ia terlalu terkejut melihat pria yang muncul lagi di hadapannya setelah empat tahun.
Lee Seokjin
Pria yang selama empat tahun ini coba ia hapus dari pikiran dan hatinya. Namun ia tak bisa melakukannya. Bahkan hingga detik ini pun nama Lee Seokjin masih tersimpan manis di ruang hatinya.
Begitu juga dengan Lee Seokjin. Pria itu nampak terkejut bahagia ketika melihat wanita yang selama ini ia cari-cari berada di hadapannya.
"Lee Seokjin." Ucap Jisoo lirih dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
"Jisoo.." Raut wajah Seokjin terlihat sangat bahagia.
***
Kini Jisoo dan Seokjin berada si sebuah coffeshop yang letaknya tak jauh dari tokonya.
Sedari tadi Jisoo hanya menundukkan kepalanya, kedua netranya fokus pada kopi pesanannya. Dan di bawah meja, kesepuluh jari tangan Jisoo saling menaut. Ia merasa cemas karena bertemu Seokjin setelah empat tahun pelariannya. Sedangkan Seokjin terlihat asyik memandangi wajah Jisoo yang selama ini ia rindukan.
Nampaknya belum ada dari mereka yang ingin memulai pembicaraan. Sebelum suara Seokjin memecah keheningan di antara mereka.
"Bagaimana kabarmu, Jisoo?" Tanya Seokjin hingga membuat Jisoo mendongakkan kepalanya menatap lawan bicaranya.
"B-baik. Bagaimana kabarmu?"
Jisoo kemudian meletakkan kedua tangannya di atas meja. Kedua netra Seokjin tertuju pada cincin yang melingkar di jari manis di tangan kiri Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex and My Boss (Complete)
FanficCha Jisoo gadis yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan harus dihadapkan dengan kisah cinta segitiga. Dia harus memilih antara sang mantan dan sang bos. Kedua pria itu sama-sama berusaha untuk mendapatkan cinta seorang Cha Jisoo. Siapa di antar...