42. Go On

360 42 8
                                    

Seorang pria tengah berjalan di sebuah lorong menuju ke sebuah tempat penyimpanan abu. Setelah sampai di tempat abu milik sang kakek. Pria itu memberi hormat setelah meletakkan sebuah buket bunga. Setelah beberapa saat 'berbincang' dengan abu kakeknya, pria itu pamit dan keluar dari tempat itu. Di luar sudah ada Kim Biseo yang menunggu Lee Seokjin. Sekertarisnya sengaja memberi ruang untuk bosnya itu untuk berbincang dengan leluasa dengan mendiang kakeknya Tuan Lee Taejun.

Tn. Lee meninggal setahun yang lalu. Dan hari ini adalah hari peringatan kematiannya. Maka dari itu, Kim Biseo sengaja mengosongkan jadwal bosnya hari ini agar bisa 'mengunjungi' kakeknya.

"Kau sudah selesai?" Tanya Kim Biseo setelah melihat presensi Seokjin mendekat ke arahnya. "Kau bisa menggunakan waktumu dengan baik bersamanya. Aku akan menunggu."

Seokjin menggeleng. "Tidak, hyung. Aku sudah selesai. Kau tidak ingin menemui kakekku?"

"Lain kali saja." Jawab Kim Biseo singkat.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Kim Biseo mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Seoul yang cukup padat di sore hari ini.

"Hyung.. Tolong berhenti di depan." Titah Seokjin.

"Kau mau kemana?" Tanya Kim Biseo penasaran.

"Aku ingin ke suatu tempat." Jawab Seokjin. "Turunkan aku di depan. Kau bisa langsung pulang."

"Aku akan mengantarmu, Seokjin."

"Tak perlu. Aku hanya ingin sendiri hari ini."

Tak bisa lagi menolak keinginan bosnya, Kim Biseo akhirnya menghentikan mobil yang ia kemudikan dan Seokjin turun. Setelah mobilnya kembali melaju, Seokjin menyebrangi jalan dan berjalan menuju ke sebuah gang.

Seokjin berjalan menyusuri gang tersebut. Meski gang itu bisa dilewati oleh mobil, Seokjin lebih memilih untuk berjalan kaki menikmati suasana sore di area komplek yang beberapa tahun lalu hampir setiap hari ia lewati.

Seokjin sampai di sebuah rumah. Rumah yang sangat familiar baginya. Karena dulu hampir setiap hari juga ia datang kesini untuk menjemput dan mengantar sang kekasih. Ah, ralat! Bukan kekasih namun mantan kekasihnya, Cha Jisoo.

Seokjin agak memicingkan kedua netranya ketika melihat rumah yang biasanya terlihat sepi itu hari ini nampak seperti berpenghuni. Pintu pagar rumah itu sedikit terbuka dan lampu di dalam rumah juga menyala.

Beberapa saat kemudian, keluar seorang wanita yang sangat ia kenali. Wanita itu tampak membungkukkan badannya pada sepasang pria dan wanita sebelum mereka meninggalkan rumah itu.

Tanpa berpikir panjang, Seokjin melangkahkan kakinya dengan cepat mendekat ke rumah itu kemudian membuka pintu pagar dan mengetuk pintu rumah.

Tok.. Tok.. Tok..

Cukup tiga kali Seokjin mengetuk pintu sebelum sang empunya rumah membukakan pintu rumah itu.

"Seokjin.." Sang empunya rumah cukup terkejut dengan kedatangan Seokjin. Ia tidak menyangka Seokjin akan datang ke rumah ini setelah sekian lama. "Apa yang kau lakukan disini, Seokjin?"

"Lisa.. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Ucap Seokjin dengan perasaan lega. Pasalnya empat tahun terakhir ini, Seokjin mencari keberadaan Jisoo dan Lisa karena setelah terakhir kali Jisoo menemui dirinya, ia sama sekali tak lagi bertemu dengan dua wanita itu.

"Maaf, aku sedang sibuk." Lisa hendak menutup kembali pintunya namun dengan segera Seokjin menahannya.

"Tolong, Lisa.. Ijinkan aku masuk sebentar." Pinta Seokjin.

My Ex and My Boss (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang