Kriiinngggggg.....
Alarm pagi dari jam weker sebuah ponsel yang terletak di atas meja berbunyi. Seorang gadis yang tertidur di atas meja itu merasa terganggu dengan suara nyaring yang memekakkan telinganya. Dengan kepala yang masih tersandar di atas meja, tangan gadis itu mencoba meraih ponsel berusaha mematikan bunyi alarm yang mengganggu tidurnya itu.
Dirasa tangannya yang sudah berhasil meraih ponselnya, gadis yang kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya itu mencoba mendongakkan kepalanya. Ia mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil matanya dan melirik ke arah layar ponsel kemudian menekan tanda off pada alarm di ponselnya itu.
Gadis itu menaruh kembali ponselnya di atas meja. Ia mengucek matanya sambil menggeliatkan dan meregangkan tubuhnya yang terasa pegal karena lagi-lagi ia tertidur di saat menyelesaikan pekerjaannya yang harus ia bawa pulang ke rumah.
Ini bukan kali pertama bagi gadis yang bermarga Cha itu tertidur di atas meja di ruang tengahnya. Semenjak ia ditunjuk sebagai kepala divisi 1 bagian perencanaan di kantornya, pekerjaannya selalu saja menumpuk dan bahkan ia harus merelakan waktu tidur malamnya hanya untuk mengejar deadline proposalnya agar tidak melebihi tenggat waktu yang diberikan. Jika tidak, ia pasti akan terkena omelan dari sang bos yang sangat menjengkelkan baginya.
Cha Jisoo beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil minum. Setelah itu ia bergegas ke kamar mandi.
Setelah dua puluh menit berada di kamar mandi, Jisoo keluar dengan bathrobe dan handuk yang melilit di kepalanya. Kemudian ia membuka lemarinya dan memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk bekerja hari ini. Pilihannya jatuh pada blouse berwarna mocca dan rok di bawah lutut
Cukup lima belas menit waktu yang dibutuhkan Jisoo untuk berganti pakaian dan sedikit memoles make up pada wajah cantiknya. Setelah dirasa cukup, Jisoo keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Sarapannya pagi ini simple saja roti panggang yang diberi selai stroberi kesukaannya.
Sambil melahap sarapannya, Jisoo membereskan meja yang berantakan karena pekerjaannya semalam. Ia memasukkan laptop dan berkas-berkas ke dalam tas kerjanya.
Sebelum ia berangkat ke kantor, ia memastikan terlebih dulu proposal hasil begadangnya semalam sudah ia bawa atau belum. Karena ia tidak ingin proposalnya itu tertinggal dan berakhir dengan ocehan sang manajer.
***
Lee Seokjin berjalan memasuki kantornya. Para pegawai di kantor ini tidak ada yang mengetahui bahwa ia adalah cucu sekaligus pewaris tunggal perusahaan ini. Hal ini dilakukannya agar ia tidak mendapatkan perlakuan istimewa dari para pegawainya ketika mereka mengetahui bahwa Seokjin adalah CEO mereka nantinya.
Sebelum masuk ke ruangannya, Seokjin lebih dulu menghampiri meja kerja Jisso.
"Apa Cha Jisoo belum datang?" Tanya Seokjin ketika melihat meja Jisoo masih kosong.
"Jisoo belum datang, Tuan Lee." Jawab Choi Jimin rekan satu tim Jisoo.
"Suruh dia ke ruanganku jika ia sudah sampai."
Tanpa menunggu jawaban dari Jimin, Seokjin berlalu begitu saja meninggalkan meja kerja Jisoo.
Setelah ia masuk ke dalam ruangannya, ia bisa melihat Jisoo yang baru saja tiba di kantor. Ia bisa melihat ke luar karena ruang kerjanya tersekat kaca yang besar.
Seokjin mengacungkan jari telunjuknya dan memberi isyarat pada Jisoo untuk datang padanya ketika tidak sengaja netra mereka bertatapan dari jarak jauh. Jisoo pun menganggukkan kepalanya paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex and My Boss (Complete)
Fiksi PenggemarCha Jisoo gadis yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan harus dihadapkan dengan kisah cinta segitiga. Dia harus memilih antara sang mantan dan sang bos. Kedua pria itu sama-sama berusaha untuk mendapatkan cinta seorang Cha Jisoo. Siapa di antar...