Seokjin terus melajukan mobilnya dengan membelah arus lalu lintas ibu kota yang cukup padat di malam hari. Ia berdecak sebal karena tidak bisa segera tiba di rumahnya Jisoo. Bahkan sesekali terdengar Seokjin membunyikan klakson ketika ada mobil lain yang mengahalangi jalannya.
Selama di perjalanan, Seokjin terus saja mencoba menghubungi Jisoo berharap kekasihnya itu mau menjawab panggilan darinya. Namun entah sudah ke sekian kalinya panggilan Seokjin tak terjawab.
"Ayo, Jisoo.. Jawab panggilanku!" Gumam Seokjin ketika tak kunjung mendapat jawaban dari Jisoo.
Selang beberapa saat kemudian, Seokjin tiba di kediaman Jisoo. Setelah memakirkan mobilnya di depan pagar, ia langsung saja melepas seat belt nya dan keluar dari mobil. Setelah membuka pintu pagar, Seokjin berlari menuju pintu rumah dan menekan bel pintu. Tak puas dengan menekan bel, Seokjin juga mengetuk pintu rumah Jisoo berkali-kali.
Saat pintu rumah itu terbuka Seokjin sedikit lega. Namun kelegaannya hanya berlangsung selama dua detik. Karena ternyata yang membuka pintunya bukanlah Jisoo melainkan Lisa.
"Dimana Jisoo? Apa dia di rumah?" Tanya Seokjin pada Lisa.
"Kau masih berani menginjakkan kakimu ke rumah ini setelah apa yang kau perbuat pada Jisoo Eonni?" Tanya Lisa dengan nada yang ketus.
"Tolong.. Katakan pada Jisoo, aku ingin menjelaskannya. Ini semua hanya salah paham." Pinta Seokjin.
"Salah paham?" Sahut Lisa. "Kau akan bertunangan dengan wanita lain, kau bilang hanya salah paham? Apa kau tidak tau kau telah mengecewakan Jisoo Eonni. Dia bahkan sangat percaya padamu. Tapi ternyata kau mengkhianati nya."
"Aku bisa menjelaskannya. Tolong panggilkan Jisoo. Ijinkan aku bertemu dengannya. Aku--"
"Dia tidak di rumah!" Sahut Lisa memotong ucapan Seokjin. "Lebih baik kau pergi saja dari rumah ini!"
Kemudian Lisa mendorong dada Seokjin agar pria itu menjauh dari pintu. Setelahnya Lisa menutup pintu rumah itu dengan kasar.
"Tolong aku, Lisa. Tolong panggilkan Jisoo. Aku ingin menemuinya.. Aku ingin menjelaskannya." Ucap Seokjin sambil menggedor pintu rumah itu.
Seokjin berharap Lisa atau Jisoo mau membuka pintunya. Namun setelah beberapa kali mencoba menggedor pintu, tak ada respon sama sekali dari dalam. Ia yakin Jisoo ada di rumah karena lampu kamarnya terlihat masih menyala. Hingga Seokjin berpikir bahwa kekasihnya itu mungkin tidak ingin menemuinya untuk saat ini.
Setelah hampir satu jam menunggu di luar rumah, dengan berjalan gontai Seokjin meninggalkan rumah Jisoo. Ia ingin memberi ruang bagi Jisoo agar kekasihnya itu bisa berpikir jernih dan mau menemuinya kembali esok hari.
Sedang di sisi lain, dari balik tirai jendela kamarnya Jisoo menatap sendu pada Seokjin yang berjalan dengan gontai meninggalkan pekarangan rumahnya.
"Apa dia sudah pergi?" Tanya Lisa pada Jisoo.
Jisoo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Lisa.
"Apa aku terlalu egois karena tidak mendengarkan penjelasan darinya?" Ucap Jisoo yang masih memandang ke luar rumahnya. Mobil Seokjin nampak masih terparkir di luar pagar rumahnya.
"Penjelasan apa yang ingin kau dengar darinya, Eonni? Jelas-jelas di berita itu tertulis jika Seokjin akan bertunangan dengan wanita lain."
"Mungkin ini hanya salah paham, Lisa." Jisoo menjeda ucapannya. "Apa aku harus menyusulnya? Meminta penjelasan darinya?"
"Eonni.. Aku hanya tidak ingin kau semakin terluka. Aku tau kau sangat mencintai Lee Seokjin. Tapi setelah semua ini, apa kau masih percaya padanya? Bahkan dia menyembunyikan fakta darimu bahwa dia cucu dari pemilik perusahaan tempat kalian bekerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex and My Boss (Complete)
FanfictionCha Jisoo gadis yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan harus dihadapkan dengan kisah cinta segitiga. Dia harus memilih antara sang mantan dan sang bos. Kedua pria itu sama-sama berusaha untuk mendapatkan cinta seorang Cha Jisoo. Siapa di antar...