"C'mon, Brianna! I know you can do better than this"
Nikolas terus berusaha menyemangatiku dan tidak berhenti mengajariku cara menahan serangan, memberikan serangan, dan menahan serangan lalu menjatuhkan lawan. Ini sudah hari keempat dan tidak ada kemajuan. Kemajuan yang terlihat hanyalah bahwa aku menyadari aku tidak mungkin bisa menjatuhkan Nikolas. Aku bahkan tak bisa memprediksi serangannya. Satu saat dia ada di belakangku dan di saat yang lain dia sudah ada di atasku. Dia menjatuhkanku berkali-kali dan dengan mudah menghindari seranganku yang hanya seperti lambaian tangan. Tidak bertenaga.
Aku tidak tau kenapa aku menyetujui ini pada awalnya. Bagaimana aku bisa melawan Zeud kalau menyentuh Nikolas saat latihan saja aku tidak bisa? Aku tau Nikolas menahan dirinya, ini seperti permainan baginya. Dia bahkan tidak mengeluarkan satu bulir keringat pun. Sedangkan aku sudah merasa tidak kuat lagi berdiri.
"Kau bergerak terlalu cepat. It's all blur to me!" teriakku frustasi karena aku memang tidak bisa melihat Nikolas yang terus bergerak. Gerakannya sangat cepat dan aku tidak tau dimana dia berada.
"Jangan hanya dilihat, kau harus merasakannya. Matamu tidak akan bisa menangkap gerakku yang cepat. Rasakan, Brianna!"
Teriakannya lantang membuat frustasiku semakin memburuk. Aku diam mencoba mengikuti perintahnya dan beberapa detik kemudian aku mengangkat tanganku yang menggenggam sebuah kayu runcing kecil dan melemparnya ke arah kiriku dengan tenaga yang tersisa.
"Good" Nikolas menangkap kayu runcing yang kulemparkan dan berjalan ke arahku dengan senyumannya yang justru membuatku semakin frustasi.
"Bisakah kita beristirahat sekarang?" dan itulah pertanyaan yang sudah kuulang berkali-kali selama 4 jam terakhir. Selama 4 jam itu aku hanya diam di tengah lapangan dan harus mengarahkan kayu runcing itu ke arah Nikolas. Kupikir itu hal yang mudah, tapi tanggapanku salah.
"Not yet. Kita akan mengulang pelajaran kemarin sebelum kita beristirahat. Kau harus bisa menjatuhkanku dan aku akan menutup latihan hari ini"
Aku berteriak dengan mulut tertutup yang membuat Nikolas tertawa. Tidak pernah aku menyangka kalau Nikolas akan memiliki sisi menyebalkan seperti ini.
"C'mon, posisi" Nikolas menendang kaki kiriku pelan sampai aku berada di posisi menyerang yang benar. Dia mengambil kedua tanganku yang lemas lalu menempatkannya di depan tubuhku.
"Kalau kau benar-benar ingin beristirahat, cobalah dengan sekuat tenaga untuk menjatuhkanku"
Aku hanya mendengus pelan dan menatapnya yang terus tersenyum. Bagaimana bisa aku menjatuhkannya dengan sekuat tenaga kalau aku sudah tidak memiliki tenaga?
"Go!"
Yang harus kulakukan hanyalah diam di tempat lalu menahan serangan Nikolas lalu setelah itu menjatuhkannya. Aku mengulang itu di kepalaku bagaikan mantra. Tapi lagi-lagi kudapatkan diriku sudah berada di tanah dalam hitungan detik.
"Nikolas" suara itu membuatku mengarahkan kepalaku ke kanan. Di sana Christian berdiri dengan pakaian santai dan tetap terlihat mempesona. Berbeda denganku yang sudah penuh keringat dan tanah.
"Kau butuh sesuatu? Aku masih harus menyelesaikan satu sesi dengan Brianna" Nikolas mengulurkan tangannya ke arahku dan aku mengambilnya sebelum dia menarikku berdiri.
"Aku hanya akan menjemput Brianna, kupikir kalian sudah selesai. Kalau belum aku akan menunggu di sini"
Christian duduk di sebuah kayu besar dan menatapku sambil tersenyum. Senyuman itu hampir sama seperti senyuman yang diberikan Nikolas selama 4 jam ini, dan itu membuatku mendengus lagi.
"Kita ulang lagi. Posisi. Go!"
Aku melihat Nikolas berlari dengan kecepatan manusia ke arahku dan siap menyerangku. Tanganku berhasil menahan serangannya, namun saat aku harus menjatuhkannya, aku justru menjatuhkan diriku sendiri karena kesalahan langkah yang kuambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love War
VampirosBrianna Keegan Autenberry. Dia tidak pernah tau tentang hal yang berada di kegelapan. Hal yang bersembunyi di balik gelap agar tidak tertangkap saat mengikutinya. Dia tidak pernah tau kalau dia akan tertangkap. Dan dia tidak pernah tau akan seperti...