Chapter 32

19.6K 987 201
                                    

AUTHOR'S NOTE. READ PLEASE!!!

Hai, mau nanya sama kalian. Siapa aja yang dari luar Jakarta dan kalian tinggal di daerah mana?

Chapter ini nanti aku dedikasiin buat yang tempat tinggalnya paling jauh. Comment, okay!!!

••••••••••••••••••••••••••••••

"You'll be fine"

Itu kata yang Christian ucapkan sebelum dia membuka pintu ruang tengah dan mempersilahkanku masuk terlebih dahulu. Orangtuaku yang sedang duduk di sofa langsung menyambutku dan Hunter dengan senyuman mereka. Aku senang karena aku melihat mereka terlihat senang di sini dan mereka nyaman ada di sini walaupun aku dan Hunter tidak sempat menemani mereka. Christian meminta Acacia untuk menemani orangtuaku dan mengajak mereka berkeliling, jadi paling tidak mereka melakukan sesuatu di sini. Dan kudengar juga, Mom dan Tori mulai dekat. Mereka berdua suka berkebun dan Mom sangat senang saat melihat kebun mawar yang sangat luas. Sayang saja rumahku tidak terlalu memiliki banyak tempat untuk membuat kebun besar, jadi Mom harus puas dengan kebun kecil di halaman belakang yang telah Dad buatkan.

"Hey, Mom, Dad" sapaku dan Hunter bersamaan. Aku menghampiri Mom dan memeluknya, sedangkan Hunter menghampiri Dad terlebih dahulu dan memeluknya. Lalu kami bertukar sebelum mengambil tempat di depan mereka. Christian dan Irene ikut menyapa mereka sebelum duduk di sampingku dan Hunter.

"Kau terlihat pucat, apa kau baik-baik saja?" tanya Dad yang seperti biasa selalu lebih observant.

"Hanya kelelahan"

"Jadi, apa yang akan kita bicarakan? Sepertinya sesuatu yang serius. Apa Christian ingin meminta restuku atau Hunter ingin meminta saranku?"

"Dad!" dengusku pelan membuat yang lain selain aku dan Hunter tertawa. Christian meletakkan tangannya di pinggangku dan duduk mendekat.

"I would like to someday" jawab Christian sambil menatapku, membuat pipiku memerah.

"Ini serius, bukan? Maksudku, hubungan kalian serius?"

"Yes, sir"

"Baguslah. Aku tidak perlu khawatir mengenai anakku ini karena dia sudah bersama orang yang tepat. I trust you, son"

"I'll try very hard not to break your trust, sir" balas Christian yang membuat Dad tersenyum puas. Walaupun ini sedikit memalukanku, tapi aku merasa sangat senang melihat ini. Dad benar-benar mempercayai Christian. Tapi, mengingat apa yang akan kulakukan, aku menjadi tidak yakin apa yang akan terjadi setelahnya.

"That's sweet," akhirnya Hunter angkat bicara. "tapi sebenarnya ada hal penting yang harus aku dan Kee katakan"

Aku menganggukkan kepalaku pelan. Jantungku berdegup kencang dan rasanya sulit untukku membuka mulutku. Tapi, begitu Christian mengambil tanganku dan menggenggamnya kuat, semuanya terasa lebih ringan.

"I-"

"Are you pregnant?" tanya Mom dengan mata melebar dan wajah terkejut.

"No, Mom, I-"

Love WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang