Chapter 3

38.6K 1.7K 10
                                    

4 hari berlalu seperti ini saja. Aku terus berada di kamar dan tidak sekali pun keluar. Aku menghabiskan waktuku di balkon, entah itu bernyanyi atau hanya berdiam diri. Aku masih menunggu Christian yang tampaknya tidak ada usaha untuk menjelaskan apapun padaku. Aku ingin pulang, ini memakan waktu terlalu lama untukku. Kalau seperti ini, aku bisa terus di sini dan tidak pulang. Aku ingin pulang.

Ide untuk melarikan diri dari sini beberapa kali menghampiriku, tapi aku tidak bodoh. Aku tau pasti ada penjaga dimana-mana. Dan lagi pula, bagaimana aku bisa melewati tembok yang memisahkan hutan luas dengan kastil ini? Dan lagi, bagaimana aku bisa bertahan di luar sana? Aku tau di sana ada banyak binatang buas yang tak pernah ingin aku temui. Dan aku lebih baik di sini daripada mati karena binatang-binatang itu.

Aku sedang berada di balkon dan memerhatikan kegiatan di luar. Acacia sedang menyirami bunga-bunga mawarnya yang bermekaran. Dia terlihat cantik dengan summer dress warna biru langitnya. Rambutnya yang mencapai pinggang dibiarkan tergerai terhembus angin. Dia terlihat cantik, apalagi dengan senyumannya setiap dia bersama bunga-bunga itu.

Berbicara tentang Acacia, dia sama seperti Christian. Dia lebih memilih untuk angkat tangan dan membiarkanku sendiri. Dia hanya beberapa kali mengecekku. Dia biasa meminta Irene untuk mengantarkan makanan untukku. Irene juga tidak banyak bicara, dia hanya datang lalu meletakkan makananku di meja dan pergi. Setelah itu dia akan menghampiri Acacia yang sedang menyirami bunganya dan mengatakan kalau tugasnya selesai, lali Acacia akan melihat ke arah balkon di mana aku berada.

Hari berlalu seperti itu saja dan aku mulai bosan dengan semuanya. Ya, mungkin keluar sebentar tidak akan menyakitkan.

Aku memakai celana jeansku dan sebuah tanktop. Setelah selesai dengan penampilanku, aku keluar kamar dan langsung dihadapkan dengan lorong panjang. Aku memilih ke arah kiri karena aku tau lorong kanan adalah tempat menuju ke ruangan besar waktu itu.

Suara langkah kakiku menggema pelan sepanjang lorong. Aku melihat beberapa lukisan yang terpajang. Aku memang bukan orang yang ahli dalam seni, tapi paling tidak aku tau yang mana lukisan yang bagus atau tidak, dan untuk ini aku bisa memastikan kalau lukisan yang ada di sini adalah lukisan yang sangat bagus. Aku tidak bisa menjelaskannya secara merinci, tapi bisa kukatakan sang pembuat adalah orang yang ahli, bahkan menurutku dia bisa melukis dengan mata tertutup. Lukisannya terlihat percaya diri, dia tidak takut mencurahkan semuanya di atas kanvas. Dan bisa kupastikan kalau dia menikmati detik demi detik proses pembuatan lukisan ini.

Setelah sekian lama melewati lorong sambil menatap lukisan, akhirnya aku berakhir di sebuah tangga. Well, sebenarnya ini sedikit mengagetkanku. Aku tidak menyangka kalau aku akan menemukan tangga kecil di sini. Apa karena ini tempat rahasia dan tidak ada yang boleh ke sini?

Aku melihat ke sekeliling lorong dan aku sendiri. Aku penasaran kemana tangga ini akan membawaku. Tangga kecil ini terlihat mencolok di dalam kastil yang serba besar ini. Ya, mungkin melihat sedikit tidak masalah.

Aku menarik nafas panjang dan mulai melangkah menuruni tangga. Cahaya mulai sedikit remang-remang di sini karena hanya celah dari jendela kecil seukuran telapak tangan yang menerangi. Aku memegangi tangan tangga untuk memastikan agar aku tidak terjatuh atau apapun.

Dan akhirnya, di akhir tangga ini aku berhadapan dengan sebuah pintu. Pintu sederhana. Rasa penasaranku semakin meningkat. Kenapa ada pintu kecil di bawah sini? Apa ini semacam gudang penyimpanan atau...?

Aku meraih gagang pintu dan memutarnya, pintu langsung terbuka begitu aku mendorongnya. Begitu aku melangkah masuk aku langsung diam. Tercengang lebih tepatnya. Kakiku seperti terpaku di pijakanku. Mataku sudah pasti melebar dan mulutku juga terbuka.

Semua lukisan yang kulihat di lorong tadi, itu semua, sekarang bukan apa-apa. Kenapa? Karena yang kulihat sekarang adalah hal yang lebih luar biasa. Masterpieces! Semua lukisan yang lebih baik ada di sini. Banyak sekali kanvas. Banyak sekali lukisan. Kuas ada di mana-mana dan noda cat juga bertebaran, tapi itu membuat semuanya terlihat artistik.

Love WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang