Chapter 12

26.6K 1K 12
                                    

"Morning, love" suara Tori menyambutku begitu aku melangkahkan kaki di ruang makan. Semuanya sudah berkumpul di meja makan dan menungguku. Aku tersenyum dan duduk di sebelah Christian setelah menyapa mereka.

Pagi ini aku bangun lebih telat dari biasanya karena pikiranku baru bisa beristirahat beberapa jam yang lalu. Kalimat Christian yang tak sengaja kudengar membuatku terus berpikir dan itu membuatku lelah. Aku memang tetap tertidur entah bagaimana caranya, tapi energiku tetap terkuras karena otakku tak berhenti bekerja dan seperti mengulang kalimat itu. This is so tiring.

Irene menyiapkan beberapa makanan lagi sebelum duduk di sebelahku dan ikut makan bersama. Aku tersenyum melihat keluarga ini karena walaupun mereka berbeda status, mereka tidak menginjak-injak orang yang statusnya lebih rendah dari mereka. Mereka tidak seperti kebanyakan cerita yang kupernah baca, dimana hidup seorang pembantu yang selalu disiksa. Terlalu dramatis untukku.

Selesai makan, aku membantu Irene membawakan gelas-gelas berisi 'minuman' untuk para vampire. Aku ingin tau darimana asal darah itu yang ternyata dari darah hewan hasil buruan. Kupikir mereka meminum darah manusia seperti semacam 'blood slave', tapi tidak. Untunglah. Itu akan sangat awkward untukku kalau mereka meminum darah manusia karena hanya aku satu-satunya manusia di kastil ini.

Tori dan Frans diajak Acacia untuk berkeliling kastil dan Ash kembali ke labnya untuk meneliti sesuatu, sedangkan Christian dan aku hanya duduk-duduk di sofa.

"Kau terlihat pucat, Brianna, kau sakit?" tanya Christian out of the blue. Dia menutup majalah sport yang dibacanya dan mendekat ke arahku. Tangannya menangkup wajahku untuk mengukur suhu tubuhku.

"I'm fine, hanya kurang istirahat" jawabku lemas. Mungkin memang benar. Akhir-akhir ini sejak masalah di kastil muncul, waktu tidurku jauh berkurang dan itu membuatku pusing. Aku memaksakan diriku beraktivitas disaat energi di tubuhku belum terkumpul semua.

"Kamarmu tidak nyaman?"

"No, kamarku baik-baik saja. Aku hanya kurang tidur" Christian mendekat lagi membuatku bersandar padanya. Tinggi tubuhnya yang pas untukku membuatku nyaman meletakkan kepalaku di pundaknya.

"Kenapa kau tidak tidur?"

"Aku tidak bisa"

"Apa yang kau pikirkan?" dia menghela nafas berat dan menatapku. Ekspresinya tidak bisa kubaca karena beberapa ekspresi bercampur menjadi satu. Dia terlihat khawatir menurutku.

"Semua ini. This mess" jawabku pelan.

"Jangan memikirkan itu. Kau aman, Brianna" dia mengangkatku dan membuatku duduk di pangkuannya dan menghadapnya. Kepalaku menemukan tempatnya di dadanya dan bergerak mengikuti gerakan naik turun tarikan nafas. Christian bermain dengan rambutku dan beberapa kali menggulungnya di jari-jarinya yang panjang.

"Hanya aku? Bagaimana denganmu? Dengan yang lainnya?"

"Mereka aman" nada ragu terdengar jelas di suaranya. Aku tau masalah ini serius sejak kedatangan Tori dan Frans. Untuk apa mereka ke sini? Kalau memang mereka ingin menemui anak mereka, kenapa mereka tidak meminta Christian dan Acacia yang pergi ke kastil pusat? Kenapa mereka yang harus ke sini? Pasti ada sesuatu.

"Apa ya-"

"Kau lelah, bukan? Aku akan mengantarmu ke kamar dan beristirahat" aku mengangguk lemas dan membiarkan Christian mengangkatku dan mengantarku ke kamar. Aku terlalu lelah untuk berdebat dengannya karena perubahan topik yang dilakukannya. Aku sangat ingin tau apa yang terjadi dan kenapa seseorang ingin mengambilku.

"Thanks"

"My pleasure. Take a rest. Call me if you need something, okay?" aku mengangguk lagi dan dia tersenyum. Dia mendekatkan wajahnya dan menciumku pelan.

Love WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang