Chapter 11

31.9K 1.1K 7
                                    

Malam itu membuat tidurku tidak nyenyak, pikiranku terus terganggu, walaupun Christian menyanyikanku beberapa lagu agar aku bisa tidur, tapi tetap saja aku akan terbangun setelah memejamkan mata beberapa menit. Kekhawatiranku tentang semuanya membuat otakku tidak bisa berhenti bekerja dan memerintahkan diriku untuk tertidur. Mataku terbuka sampai saatnya semua orang harus bangun dan bersiap-siap untuk pulang ke kastil.

"Brianna" bisik Christian dari belakangku. Aku membalikkan badanku dan menatap matanya yang masih setengah terpejam. "Kau tidak tidur, bukan?"

"Tidak"

"Kau tau kau tidak harus ikut denganku"

"Kita sudah membahas ini dan jawabanku tidak" jawabku keras kepala. Tidak mungkin aku berdiam di sini sedangkan yang lain sedang bersusah payah menyelesaikan masalah ini. Walaupun aku tidak membantu banyak, tapi paling tidak aku ada di sana.

"Lebih baik kita bersiap-siap sekarang" aku mengangguk dan mengangkat tubuhku dari tempat tidur.

Setelah selesai dengan diriku sendiri, aku mulai mengemas baju-baju dan barang-barang yang kubutuhkan selama tinggal di kastil nanti. Christian membantuku memilih baju yang menurutnya bagus untukku. Dia juga membawa boneka kesayanganku karena dia sadar saat aku tidur boneka itu terus di dekatku. Dia memasukkannya ke dalam tas dan membawa semuanya keluar.

Di ruang tamu semua sudah berkumpul. Mom dan Dad menatapku khawatir dan bingung kenapa aku harus pergi lagi dalam waktu dekat. Aku sebenarnya masih mau di sini, tapi apa boleh buat, aku harus ke kastil sekarang. Aku belum tau apa yang sebenarnya terjadi karena memang Christian tidak mau memberitauku, bahkan dia tidak mau aku campur tangan dalam masalah ini.

"Aku akan datang lagi secepatnya" bisikku saat memeluk Mom dan Dad. Mom seperti biasa menangis pelan dan Dad bertugas untuk menenangkannya. Sedangkan Hunter sedaritadi terus memeluk Irene dan membisikkan sesuatu kepadanya. Irene tertawa pelan lalu membenamkan wajahnya di dada Hunter. Mereka terlihat lucu seperti itu dan itu membuatku berdoa semoga Hunter bisa menerima semuanya begitu Irene mengatakan apa dirinya sebenarnya.

"If you hurt my daughter-"

"She won't let me hurt her and I won't let me hurt her, George" potong Christian cepat untuk meyakinkan Dad. Dad mengagetkanku dengan menarik Christian mendekat dan memeluknya sambil menepuk punggungnya cukup keras.

"I like you, boy, I trust you enough to give my precious daughter to you, don't dissapoint me"

"I'm a man of my word" Christian menjauh lalu tersenyum. Dia mengalihkan pandangannya ke arahku dan memberikanku senyumannya yang membuatku meleleh. "I'd give up my whole life if it means to keep her safe" bisiknya kepada Dad tapi tetap menatapku. "I promise"

Mom menangis semakin kencang dan langsung memeluk Christian. Acacia mengusap tanganku pelan dan memberikan senyumannya saat aku menatapnya. Ash mengedipkan sebelah matanya ke arahku sambil tersenyum. Aku sendiri sedang bersusah payah untuk tidak menangis, ini semua membuatku merasa lelah, seperti ini terlalu banyak dan aku tidak bisa menampungnya. Semua yang Christian katakan membuatku ingin menangis.

Setelah berpamitan kepada orangtuaku dan Hunter, aku menghubungi Alex dan mengatakan kalau aku harus kembali ke kastil, dia memintaku agar tetap aman dan mengatakan akan menyusul secepat mungkin karena dia sedang mengurus kelompoknya. Aku mengucapkan salam dan menutup hubungan telepon.

Christian membukakan pintu untukku dan aku masuk sebelum dia masuk dari sisi yang lain dan duduk di sebelahku. Tangan kanannya langsung mencari tanganku dan meletakannya di pahanya. Dia seperti biasa bermain dengan cincinku dan itu membuatku sedikit mengantuk. Christian sadar kalau aku mulai kehilangan kesadaranku, dia mendekat dan menawarkan pundaknya padaku yang langsung kuterima dengan senang hati. Dia mencium keningku sebelum membiarkanku tertidur.

Love WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang