"Brianna!"
"Bri!"
"Brianna!"
"God, Brianna!"
"Earth to, Brianna!"
"Bri!"
Aku mendengar banyak teriakan memanggil namaku tapi aku terus berteriak. Aku tidak bisa berhenti. Suara mereka pun terdengar sama dan menggema, tidak ada suara yang kukenali dan itu membuatku semakin berteriak. Mendengar itu semua membuatku merasa aku mendengar bisikan itu lagi dan lagi. Aku terus berteriak keras berharap suara-suara itu menghilang sampai akhirnya semuanya berhenti. Suaraku berhenti dan tubuhku yang sedaritadi terus menggeliat, menendang, dan lain-lain pun ikut berhenti. Aku merasakan tangan dingin di keningku. Tangan itu mengusap keningku lembut dan dia menekan titik di tengah keningku dan membuatku menjerit sangat keras sebelum aku terbaring lemas. Nafasku tersengal-sengal dan aku tidak memiliki energi walaupun hanya untuk menggerakkan jariku.
"Brianna..." suara Christian mengisi telingaku dan membuatku tenang. Aku merasakan dia mengambil tanganku dan mengusapnya dengan ibu jarinya. Dia terus melakukan itu sampai aku memiliki cukup energi untuk membuka mataku.
Begitu mataku terbuka, semuanya langsung memenuhi pandanganku. Semua ada di sini mengelilingiku. Christian duduk di tempat tidur di sampingku sambil memegang tanganku, lalu di sedikit agak jauh di sampingnya ada Acacia yang duduk di tepi tempat tidur dengan Ash yang berdiri sambil memeluknya. Di samping Ash ada Hunter yang berdiri sambil memeluk Irene. Aku melihat ke sampingku yang lainnya dan aku berhadapan dengan Frans dan Tori. Mereka semua menatapku khawatir, tapi di antara semuanya, Christian yang paling buruk. Aku bahkan bisa melihat seperti sisa air mata di pipinya.
"Hey" sapa Christian serak sambil tersenyum tipis. Tangannya mengusap lenganku lembut. Aku ingin sekali tersenyum, tapi aku masih terlalu lemas sampai otot wajahku saja tidak bisa bergerak.
"You're tired and you need to sleep. Aku akan kembali mengunjungimu saat kau sudah baikan" ucap Frans lembut padaku yang diikuti dengan anggukan setuju dari Tori dan yang lainnya. "ini harus dibicarakan sebelum masalah menjadi di luar kendali"
"Ey" aku bermaksud untuk mengatakan 'okey' tapi apa daya, hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.
Setelah itu semuanya pergi. Hunter sempat menghampiriku untuk mencium keningku dan mengatakan kalau dia menyayangiku sebelum dia ikut pergi bersama yang lainnya. Christian tetap di sini dan dia masih memegang tanganku.
"You need anything? Water?" aku berdeham pelan dan Christian mengambil segelas air di meja, dia memasukkan sedotan ke gelas itu sehingga aku tidak perlu susah payah mengangkat kepalaku untuk meminumnya.
"Ada lagi yang kau butuhkan? Food?" aku menggeleng pelan dan memejamkan mataku. Aku merasakan Christian bangun dari tempat tidur sebentar lalu kembali. Begitu dia menarikku mendekat dan memelukku, aku sadar kalau dia sudah melepas bajunya dan memakai celana piyamanya.
"I love you" bisiknya pelan tepat di telingaku. "Kau tertutup mengenai masalah ini selama ini, Brianna. Ada apa denganmu sebenarnya? Apa yang membuatmu takut, Brianna?"
Aku menggigit lidahku pelan untuk menahan tangisanku. Ekspresi Christian begitu menatapku membuatku ingin menangis.
"Kau tau aku akan terus di sini. I'm gonna help you through this. We're gonna get through this together. Not just you, not just me" dia mengusap air mataku yang sudah keluar dan mencium kedua mataku.
"Tell me tomorrow, now you need to sleep" dia menarik tubuhku mendekat dan membiarkanku merapat ke arahnya untuk membenamkan wajahku di dadanya. Dan begitulah aku tertidu, dengan dia di dekatku dan kedua tangannya mendekapku.
![](https://img.wattpad.com/cover/12666520-288-k727001.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love War
VampireBrianna Keegan Autenberry. Dia tidak pernah tau tentang hal yang berada di kegelapan. Hal yang bersembunyi di balik gelap agar tidak tertangkap saat mengikutinya. Dia tidak pernah tau kalau dia akan tertangkap. Dan dia tidak pernah tau akan seperti...