Aku berdiam diri dan menatap lurus ke depan, tidak bergerak, hanya ada gerakan teratur dari nafasku. Aku tau semuanya masih ada di ruangan ini dan mereka menatapku. Mereka tak tau apa yang harus mereka lakukan karena aku menolak bicara setelah aku mengatakan kalimat itu. Aku tau mereka mengerti apa yang aku bicarakan, mungkin itu kenapa mereka memilih diam dan tidak mengatakan apapun dan membiarkanku diam.
Aku diam bukan karena pikiranku berhenti sehingga aku tidak bisa berpikir, tapi karena pikiranku terus bekerja, mengulang kejadian yang terasa nyata di mimpiku. Telingaku terus menangkap suara jeritan memekakkan telinga yang sebenarnya tidak pernah ada. Mataku terus melihat kejadian mengiris hati yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Dan semuanya gelap seperti saat kejadian itu terjadi dan sebenarnya itu tidak terjadi.
Pikiranku tanpa sadar memutar kejadian itu terutama saat pria itu menusuk jantung Christian dengan mudahnya dalam sekali kedipan mata. Ekspresi Christian yang terasa sangat tersiksa membuat jantungku terasa teremas dengan kuat dan paru-paruku seperti terbakar dan menghalang udara untuk masuk. Rasanya sangat sakit melebihi apapun. Dan teriakannya yang membuat duniaku yang berputar tiba-tiba menjadi berhenti dan meninggalkanku sendiri.
"Brianna" Christian menggenggam tanganku sedaritadi dan dia mengusap tanganku pelan. Aku bisa merasakannya, hanya saja rasanya samar dan terasa jauh sampai itu membuatku takut aku akan kehilangan diriku lagi.
"Talk to me, please" dia meletakkan tangan kirinya pada pipi kananku dan memaksaku untuk menatapnya. Mataku yang memang sedaritadi tidak bergerak, tidak melirik dan hanya menatap lurus akhirnya bertemu dengan mata Christian. Aku menatapnya dan tiba-tiba ekspresi itu kembali, kejadian itu terjadi lagi di depanku dan suara jeritan-jeritan itu bercampur menjadi satu, menggema di kepalaku, suara pria itu, semua bersatu dan kepalaku terasa terbakar.
"Brianna?" aku memejamkan mataku dengan sangat kuat untuk memusnahkan kejadian itu dari penglihatanku, tapi yang kudapat malah kejadian itu semakin terasa nyata dan kembali terjadi di depanku. Aku menggenggam kepalaku kuat dan menggerakannya dengan kalut.
"Brianna!" aku merasakan tangan di pundakku dan aku langsung merangkak menjauh dari tangan itu. Aku mengarahkan tanganku ke depanku dan menepis semua tangan yang menyentuhku.
"Leave me!" teriakku keras dengan suara yang sama seperti jeritan yang kudengar. Aku terus meneriakinya sampai tidak ada lagi yang mencoba menggapaiku. Mereka meninggalkanku bersama diriku sendiri dan aku menangis kencang mengeluarkan semuanya.
Tangisku jauh lebih kencang saat aku membayangkan kembali kejadian itu. Aku kehilangan mereka dan itu rasa paling menyakitkan, terutama saat aku melihat Christian direnggut nyawanya di hadapanku sendiri. Aku sadar itu hanya mimpi sekarang dan aku tidak mau itu benar terjadi, aku ingin mencegah itu semua. Tidak ada yang bisa merenggut mereka semua dariku.
Setelah pikiran itu bisa kucerna dengan baik, aku membuka mataku dan Christian langsung menjadi pandangan pertamaku. Aku melihat lagi kejadian itu, tapi kali ini aku yakin kalau hal itu tidak terjadi, semua hal itu tidak terjadi dan tidak akan terjadi. Aku mengangkat tubuhku dan langsung memeluk Christian dengan kuat sampai dia sedikit kehilangan keseimbangannya.
"Oh, God" ucapnya pelan sambil memelukku sama kuatnya. Aku memendam wajahku di lehernya dan aku menangis lagi. Dia mengusap punggungku pelan dan berbisik di telingaku untuk meyakinkanku kalau semuanya akan baik-baik saja. Aku mengangguk karena aku yakin semuanya akan baik-baik saja.
Aku tidak sekali pun melemaskan pelukanku pada Christian dan aku hampir lupa dengan yang lainnya kalau saja aku tidak merasakan ada orang lain yang juga memelukku dari sampingku. Aku mengangkat wajahku dan aku melihat Hunter sedang tersenyum padaku. Dia mencium pipiku pelan dan kembali memelukku. Tidak lama, semuanya ikut memelukku dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Aku sadar ada beberapa yang ikut menangis denganku dan itu membuatku tenang karena aku sudah berbagi apa yang kurasakan pada mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love War
VampirosBrianna Keegan Autenberry. Dia tidak pernah tau tentang hal yang berada di kegelapan. Hal yang bersembunyi di balik gelap agar tidak tertangkap saat mengikutinya. Dia tidak pernah tau kalau dia akan tertangkap. Dan dia tidak pernah tau akan seperti...