Aku bangun begitu kamarku diselimuti aroma sedap yang membuat perutku berbunyi. Mataku terbuka dan aku tersenyum karena aku tau siapa yang datang. Irene dengan makanan lezatnya. Benar saja saat aku mengangkat tubuhku dan merubah posisiku menjadi duduk, Irene memunculkan kepalanya dari balik pintu. Dia memberikan senyumannya dan masuk sambil membawa nampan berisi pancake. Aku tak tau apa yang dia perbuat dengan pancake itu sampai-sampai pancake saja dapat membuatku terbangun seperti ini.
"Lady Acacia memberikan ini, ma'am" dia membungkuk sedikit dan memberikanku sebuah amplop setelah dia meletakkan nampan di meja. Aku mengucapkan terima kasih dan dia meninggalkan kamar begitu memastikan kalau aku tidak membutuhkan apa-apa lagi.
Aku membuka amplop itu dan tulisan tangan Acacia langsung menyambutku. Dia mengatakan kalau aku memiliki waktu satu setengah jam untuk bersiap-siap dan dia menungguku di kebun mawar.
Aku menutup surat itu dan meletakannya di meja lalu menyantap makananku. Mataku langsung terpejam saking enaknya. Kalau saja aku bisa membawa Irene ke rumahku, aku akan melakukannya. Membayangkan kalau setiap pagi perutku sudah disapa dengan makanan seperti ini, I don't know, it feels so heavenly.
Lagi-lagi aku menghabiskan makanan itu dengan waktu yang sangat cepat dan perutku langsung merasakan kepuasan yang teramat sangat. Setelah beristirahat sebentar, aku berdiri dan merenggangkan tubuhku sebelum bergerak untuk bersiap-siap. Aku mengambil baju yang sudah kusiapkan semalam dan membawanya ke dalam kamar mandi. Aku meletakannya di sebuah meja kecil dan memutuskan untuk memakai shower daripada bathtub karena waktuku tidak lama.
Selesai membersihkan diri dan bersiap-siap, termasuk juga mengeringkan rambutku, aku keluar kamar mandi dan di sambut oleh wangi yang tak asing bagiku. Aku meletakkan handuk pada tempatnya dan menuju balkon tempat wangi itu berasal.
"Christian" dia membalikkan badannya dan mengecek penampilanku dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke atas. Aku ikut melihat penampilanku dan berpikir apa ada yang kurang? Hari ini aku memakai white loose blouse dan dark green skinny jeans dengan brown strappy sandals. Mengingat Christian mengatakan kalau perjalanan ini akan cukup panjang, maka aku memilih pakaian yang membuatku nyaman saja.
"You look fresh, Brianna" dia mengambil tanganku dan menarikku mendekat lalu mencium keningku. Aku suka saat dia mencium keningku, entah kenapa itu terasa pantas. Seperti aku memang ditakdirkan untuk mendapatkannya dan itu sesuatu hal yang membuatku sangat nyaman.
"Ready?"
"Yes" Christian mengambil tasku dan mengangkatku. Dengan tanpa usaha sama sekali dia membawaku dan tasku ke luar kastil dan menemui Acacia di sana.
"Bri!" Acacia tiba-tiba memelukku. Aku yang sempat kehilangan kestabilan hampir saja jatuh kalau saja Christian tidak menahan punggungku. Christian menatap Acacia tajam dengan wajah kesal dan Acacia hanya tersenyum.
"Jangan lupa belikan aku sesuatu dan jangan berlama-lama di sana, aku akan merindukan kalian" ucapnya sambil tersenyum. Aku sedikit memaksakan senyumanku karena aku ingat kalau aku harus kembali lagi ke sini dan tidak bisa tinggal dengan keluargaku.
"Brianna?" suara Christian membuatku menatapnya dan aku hanya tersenyum. Dia tau apa yang aku rasakan, mungkin bahkan apa yang aku pikirkan karena dia mengatakan kalau dia bisa membaca pikiran.
"Bye!" Acacia melambaikan tangannya padaku begitu aku sudah berada di dalam mobil bersama Christian. Aku meremas tanganku untuk menyembunyikan rasa senang yang berlebihan. Aku menggigit bagian dalam pipiku untuk menghentikanku tersenyum lebar.
"You happy?" aku memutar kepalaku dan langsung berhadapan dengannya.
"Yes" aku mengangguk dan melepaskan pertahananku, membiarkan dia mengetahui betapa senangnya aku bisa kembali walauoun tidak untuk selamanya, tapi paling tidak aku mempunyai kesempatan untuk menjelaskan semuanya pada keluargaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love War
VampirosBrianna Keegan Autenberry. Dia tidak pernah tau tentang hal yang berada di kegelapan. Hal yang bersembunyi di balik gelap agar tidak tertangkap saat mengikutinya. Dia tidak pernah tau kalau dia akan tertangkap. Dan dia tidak pernah tau akan seperti...